unsur penting untuk keunggulan organisasi yang berkelanjutan. Hal ini dapat digunakan untuk memperbaiki setiap bagian dari organisasi.
Melalui prinsip-prinsip business excellence, pendekatan organisasi untuk perbaikan dirancang untuk keberhasilan semua unsur organisasi yang
terintegrasi dan sistem manajemen yang mencakup semua aspek dari sebuah organisasi. Aspek pendekatan organisasi untuk perbaikan menyeluruh
BPIR, 2010, yaitu : a. Kepemimpinan.
b. Fokus konsumen dan pasar. c. Strategi dan perencanaan.
d. Orang. e. Informasi dan pengetahuan.
f. Proses manajemen peningkatan dan inovasi. g. Sukses dan keberlanjutan.
2.4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Kusumaningrum 2009 melakukan kajian implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000 pada perusahaan otomotif PT. Mah Sing
Indonesia, dilihat dari penerapan yang dilakukan perusahaan terhadap ISO 9001 : 2000 dinilai baik. Dalam menjalankan sistem manajemen mutu
SMM perusahaan. Dengan menggunakan metode proses hirarki analitik, diketahui bahwa faktor permasalahan yang paling berpengaruh adalah SMM
dengan bobot 0,236. Aktor yang paling berperan dalam penerapan SMM adalah manajemen puncak dengan bobot 0,625. Sedangkan kendala terberat
yang dihadapi oleh aktor adalah pada pengelolaan SDM dengan bobot 0.733. Alternatif tindakan yang paling cocok pada perusahaan tersebut
adalah meningkatkan kerjasama tim dengan bobot 0, 314. Wulandari 2009 melakukan kajian mengenai penerapan SMM ISO
9001 : 2000 pada PT. Unitex Tbk, Bogor. Dalam hal ini diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam penerapan, aktor yang
berperan, tujuan yang ingin dicapai perusahaan, serta alternatif pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan, dengan berdasarkan hasil kajian
diperoleh bahwa perusahaan telah menerapkan SMM ISO 9001 : 2000 dengan baik dan persyaratan dalam ISO 9001 : 2000 telah terpenuhi.
Faktor yang menjadi permasalahan dalam penerapan adalah SMM, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk,
perbaikan, analisis dan peningkatan. Aktor yang paling berperan dalam penerapan SMM ISO 9001 : 2000 adalah top management. Tujuan dari
penerapan SMM ISO 9001 : 2000 adalah perbaikan administrasi dan dokumentasi, perbaikan infrastruktur dan perbaikan partisipasi karyawan.
Sedangkan alternatif tindakan berupa perbaikan sistem informasi menjadi prioritas utama, lalu sosialisasi, pendidikan dan pelatihan diklat,
selanjutnya perbaikan mesin dan bangunan, serta team building.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan yang kompetitif, maka menuntut perusahaan melakukan usaha
keras agar produk-produknya atau jasanya dapat diterima dan memiliki nilai lebih bagi penggunanya, yaitu memperhatikan mutu produk atau jasanya.
PT. Asuransi MSIG Indonesia melalui business excellence di MSIG yang dibangun dengan pendekatan business excellence sebagai langkah untuk
mempersiapkan perbaikan dan pencegahan untuk menghasilkan jasa yang bermutu baik. Untuk membangun business excellence, perusahaan
membutuhkan integrasi menyeluruh pada divisi yang terdapat di perusahaan.
Penerapan business excellence perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak guna tercapainya tujuan bersama, dengan kerangka kerja
yang jelas terhadap dimensi excellence terkait yang dilakukan dalam tiga 3 tingkatan perencanaan aksi business excellence, melalui keempat 4
perangkat yang digunakan PT. Asuransi MSIG Indonesia, berharap dapat mencapai tujuan untuk menjadi perusahaan asuransi kerugian nomor satu
1 di Asia dan memiliki keunggulan kompetitif dalam bersaing secara sehat. Agar business excellence dapat berjalan sesuai fungsinya, maka perlu
melakukan identifikasi permasalah yang terjadi saat implementasi, untuk mengetahui faktor yang berpengaruh, pihak yang berperan dalam
penerapan, tujuan dan alternatif kegiatan yang dapat diusulkan sebagai perbaikan penerapan business excellence. Kerangka pemikiran penelitian
dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan tahapan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.