Aktor Tingkat Kepuasan Konsumen

Mengembangkan regional Business Continuity management BCM dan terintegrasi dengan praktek BCM terbaik dari pasar untuk manajemen yang lebih baik dalam mengahadapi gangguan bisnis. Untuk mengatur proses regional BCM, termasuk pertimbangan di setiap BU sebagai tujuan cadangan. f. Pelayanan konsumen PKn Mengembangkan filosofi layanan konsumen, standar pelayanan konsumen, pelatihan pelayanan, pemantauan metode dan membangun strategi budaya pelayanan, merupakan suatu proses proaktif yang mengidentifikasi dan mengembangkan media kontak konsumen baru. Perusahaan perlu memfokuskan pada layanan desain dan pengembangan, serta saat ini perusahaan lebih fokus pada produk. Dengan mengembangkan kerangka layanan yang termasuk dalam filosofi layanan, standar layanan, program pelatihan layanan, pemantauan metode dan membangun strategi budaya pelayanan untuk membawa perusahaan menuju visi bersama, yaitu meningkatkan mutu pelayanan yang dihasilkan dengan berorientasi pada konsumen dan mendukung pelaksanaan kegiatan business excellence. g. Hasil Hsl Mengembangkan satu set prosedur operasi yang sesuai dengan standar dan dioptimalkan secara lokal di semua BU pada setiap bidang bisnis, termasuk rasionalisasi dokumentasi seperti ISO kedalam format standar. Hal ini juga termasuk dalam menempatkan proses manajemen yang sistematis dan metodologi perbaikan. Untuk mengatur sebuah platform internal terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran Best Practice antara BU dan memperluas pelaksanaanya di seluruh wilayah, untuk mengatur proses Best Practice eksternal diperlukan benchmarking untuk memfasilitasi pembelajaran Best Practice dari luar organisasi.

2. Aktor

Dalam implementasi business excellence melibatkan enam 6 aktor, yaitu Manajemen Head Office HO, Manajemen Regional Holding Company RHC, Manajemen Businees unit BU, tim Business excellence at MSIG BEM, Rekan Kerja dan Karyawan. Manajemen Head Office HO, Manajemen Regional Head Company RHC, Manajemen Businees unit BU, tim Business excellence at MSIG BEM dan karyawan merupakan aktor internal yang berada dalam perusahaan dan mempunyai kesamaan tujuan. Sedangkan rekan kerja merupakan aktor eksternal yang mempengaruhi penyusunan kebijakan business excellence. a. Manajemen Head Office HO HO Mitsui Sumitomo Insurance Company, Limited di Jepang memiliki peran sebagai pendukung pelaksanaan business excellence di seluruh BU termasuk PT. Asuransi MSIG Indonesia. Setiap BU berhubungan langsung dengan HO, setiap RHC dan BU memiliki tanggung jawab kepada HO atas segala bentuk kegiatan yang dilaksanakannya. b. Manajemen Regional Holding Company RHC RHC menentukan dan mengkomunikasikan perannya sebagai pusat strategi dan keahlian dalam mendukung aktivitas setiap BU, yaitu rebranding RHC terhadap pihak internal dan eksternal, meningkatkan beberapa cara operasi termasuk proaktif meningkatkan efisiensi biaya melalui pengenalan model-model operasi baru. Peran RHC ini didefinisikan sebagai dukungan kontrol terhadap feedback dari para peserta BU. Tingkat kontrol RHC lebih tinggi dibandingkan BU dan setiap RHC memiliki peran untuk mengorganisir BU yang dibawahinya. RHC Mitsui Sumitomo Insurance Singapore Pte. Ltd. membawahi enam 6 BU, yaitu MSIG Insurance Singapore Pte. Ltd., MSIG Insurance Vietnam Company Limited, PT. Asuransi MSIG Indonesia, MSIG Mingtai Insurance Co., Ltd., MSIG Insurance Thailand Co., Ltd., MSIG Insurance Malaysia Bhd. Semua BU bertugas untuk mengatur implementasi kegiatan masing-masing yang dibawahinya, termasuk kegiatan business excellence di PT. Asuransi MSIG Indonesia. c. Manajemen Business Unit BU Manajemen BU, merupakan pihak yang memiliki kewenangan langsung pada kegiatan bisnis perusahaan MSIG di setiap negara. Garis wewenang dalam manajemen BU terorganisir dengan baik dimulai dari Presiden Direktur, Wakil Presiden Direktur, Board of Directore BOD, Junior of Directore JOD, General Manager GM, Manajer, Asisten Manajer, Chief, dan Staf. Setiap aktivitas harus melalui tingkatan wewenang yang telah dibentuk, dengan tujuan meminimalisir adanya kesalahan dalam kegiatan bisnis. Dalam pelaksanaan business excellence manajemen BU bertindak dalam mengatur dan mengkoordinasikan setiap kegiatan tersebut. d. Tim Businees Excellence at MSIG BEM Tim BEM merupakan pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan business excellence dan bertindak sebagai eksekutif dari kegiatan yang dilaksanakan. Tim BEM berada di bawah koordinasi manajemen BU dan bertanggung jawab langsung kepada manajemen BU, terdiri dari lima 5 orang yang bertugas untuk mendukung pelaksanaan business excellence, membangun, menganalisa dan memantau kegiatan perusahaan terkait pelaksanaan dalam mutu pelayanan. e. Rekan kerja Rekan kerja atau dapat disebut sebagai third party, memiliki peran sebagai pihak pendukung atau development company dalam kegiatan business excellence. f. Karyawan Pihak internal yang dilibatkan dalam pelaksanaan business excellence. Memiliki peran langsung salah satunya dalam perangkat kerja business excellence, I-action dan I-suggest.

3. Tujuan