Decomposition Comparatif Judgement METODE PENELITIAN

4. Minimum Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan persoalan dalam analisis Saaty, 1991.

a. Decomposition

Setelah persoalan didefinisikan maka perlu dilakukan decomposition, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur- unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi, karena alasan ini maka proses analisis ini dinamai hirarki Hierarchy. Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan yang menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika keadaan tersebut diperinci lebih lanjut. Ada dua 2 jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua unsur pada semua tingkat memiliki semua unsur yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, dinamakan hirarki tidak lengkap.

b. Comparatif Judgement

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua 2 unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas unsur-unsur. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penilaian terhadap unsur-unsur yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni : 1 Unsur mana yang lebih pentingdisukaiberpengaruhlainnya. 2 Berapa kali sering pentingdisukaiberpengaruhlainnya. Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua 2 unsur, perlu dipahami tujuan yang diambil secara umum. Dalam penyusunan skala kepentingan, Saaty menggunakan patokan seperti dimuat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai skala banding berpasangan Sumber : Saaty, 1991 Dalam penilaian kepentingan relatif dua 2 unsur berlaku aksioma reciprocal, artinya jika unsur i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka unsur j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding unsur i. Disamping itu, perbandingan dua 2 unsur yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama penting. Dua 2 unsur yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m unsur, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah nn-12, karena matriks reciprocal dan unsur-unsur diagonalnya sama dengan 1. Synthesis of Priority dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari nilai eigen vector untuk mendapatkan local Intensitas Kepentingan Definisi Penjelasan 1 Kedua unsur sama pentingnya Dua unsur memiliki sifat yang sama besar 3 Unsur yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya. Pengalaman dan pertimbangan sedikit mendukung satu unsur di atas yang lainnya. 5 Unsur yang satu esensial atau sangat penting daripada yang lainnya. Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat mendukung satu unsur atas unsur lainnya. 7 Satu unsur jelas lebih penting dari yang lainnya. Satu unsur dengan kuat didukung dan memiliki dominan yang sangat kuat dalam prakteknya. 9 Satu unsur mutlak lebih penting dari yang lainnya. Bukti yang mendukung unsur yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan tertinggi dan mungkin menguatkan. 2,4,6,8 Nilai-nilai di antara dua pertimbangan yang berdekatan. Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan. Kebalikannya Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan satu aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan i. priority, karena matriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, sehingga untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis antara local priority. Pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesis dinamakan priority setting.

c. Logical Consistency