Faktor Tingkat Kepuasan Konsumen

1. Faktor

Berdasarkan hasil interview dengan pihak penyusun kebijakan business excellence PT. Asuransi MSIG Indonesia, business excellence dipengaruhi oleh tujuh 7 faktor utama, yaitu kepemimpinan, perencanaan, sistem informasi, manajemen SDM, proses, pelayanan konsumen dan hasil. Ketujuh 7 faktor ini mempunyai keterkaitan dan menjadi pilar utama dalam pelaksanaan kegiatan business excellence. a. Kepemimpinan Kpn Dukungan kendali yang diharapkan dapat memberikan umpan balik dari para peserta Business Unit BU dan Regional Holding Company RHC mengenai kepemimpinan merupakan fokus paling kuat dalam peran RHC, karena hal tersebut menjadi nilai tambah dari RHC ke BU dan setiap BU menginginkan kepemimpinan yang kuat dari RHC, yaitu pengembangan dan menyediakan infrastruktur daerah dan menentukan arah strategi. Penerapan business excellence efektif didukung dengan kepemimpinan yang baik. Mengembangkan visi yang jelas dan tujuan strategik di setiap bidang fungsional dan mengoperasionalkan hal ini di seluruh Asia yang melibatkan bantuan profesional sebagai tim kepemimpinan mengembangkan dan mengkomunikasikan visi dan strategi perusahaan. Kunci kekuatan dari kepemimpinan di MSIG adalah pendekatan pemimpin dan mampu menerima umpan balik. Sedangkan kelemahannya adalah kurang konsisten dan penentuan arah strategik. Regional untuk perbaikan meliputi komunikasi dan berbagai pengetahuan di antara kelompok untuk memimpin semua BU dalam mencapai tingkat yang sama secara cepat. Strategi regional tidak jelas dan diartikulasikan termasuk apa yang perusahaan dapat lakukan. Tidak ada visi yang jelas dan strategi yang dikomunikasikan kepada BU dari RHC, sehingga perencanaan yang dibuat tidak berjalan selaras. Dalam mengembangkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang lebih jelas dan mendefinisikannya dengan baik. b. Perencanaan Per Dalam perusahaan asuransi perencanaan atau programming merupakan salah satu faktor yang penting untuk membut peramalan terhadap besarnya penjualan, calon pembeli asuransi dan biaya-biaya operasional perusahaan. Perencanaan sangat berguna untuk menentukan kebutuhan perusahaan. Dalam hal perencanaan, BU kurang merinci secara khusus mengenai cara mencapai tujuan yang telah disepakati dengan RHC dan terlihat ketidakmampuan untuk sepenuhnya menganalisis sumber pertumbuhan. Dalam hal ini perlu dilakukan peninjauan proses perencanaan di tingkat RHC dan BU, untuk memastikan pendekatan lebih sistematis, konsisten dan efektif. Menentukan fungsi dan keterlibatan staf dalam proses perencanaan di tingkat RHC dan BU, untuk memastikan perwakilan yang lebih seimbang di semua fungsi bisnis dan mengembangkan rencana lebih terintegrasi. Untuk mengembangkan proses terstruktur, pedoman dan pendidikan setiap BU perlu memastikan latihan yang konsisten dan sesuai standar dalam melaksanakan analisis makro atau lingkungan eksternal dan analisis SWOT seperti dalam analisis aktivitas kompetitif dan pangsa pasar. Komunikasi dalam proses perencanaan perlu ditingkatkan, baik dalam hal pengumpulan informasi sebelum pengembangan rencana dan rencana melakukan komunikasi kepada staf setelah proses finalisasi. Untuk mengembangkan rencana komunikasi yang jelas perlu dilakukan pendefinisian berdasarkan tingkatan dalam organisasi dan metode komunikasi seperti memasukkan informasi di intranet, brosur, konferensi dan media komunikasi lainnya. c. Sistem Informasi SIs Mengatur kerangka kerja untuk mendefinisikan informasi BU dibutuhkan data mengenai konsumen, pesaing dan informasi mengenai pasar. Dalam hal ini perlukan proses mengumpulkan, mengelola, menganalisa dan berbagi berbagai informasi secara efektif. Hal ini tidak hanya terbatas pada kepemilikan sistem IT yang efektif, akan tetapi mencakup harnassing dan berbagi keahlian yang ada dalam organisasi secara efektif. Ada kebutuhan untuk melakukan pendekatan lebih sistematik terhadap pengelolaan data, informasi dan pengetahuan untuk memastikan informasi dan pengetahuan yang sesuai dengan tujuan dan efektif bersama. Untuk menentukan pemilik manajemen informasi, yaitu CIO Chief Information Officer yang berperan dalam mengatur informasi dan pengetahuan manajemen kerangka kerja dan proses menentukan informasi yang dibutuhkan, keperluan atas informasi tersebut, meninjau informasi yang dibutuhkan secara proaktif dibagi antara fungsi bisnis di setiap BU, untuk mengidentifikasi berbagai bidang pengetahuan dan menetapkan proses untuk mempertahankan dan berbagi pengetahuan setelah partisipasi dikonferensi dapat diterapkan bagi organisasi. d. Manajemen SDM SDM Visi, misi, nilai-nilai utama dan tujuan strategik perusahaan merupakan dasar fundamental membentuk perusahaan. Terkait pelaksanaan business excellence dalam rangka mencapai kegiatan bisnis yang baik perlu didukung dengan pencapaian hak, visi dan strategi SDM yang menyesuaikan visi perusahaan secara keseluruhan. Proses pengelolaan perusahaan secara keseluruhan, termasuk pengelolaan SDM perlu dilakukan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan jangka panjang dan jangka pendek. Dalam hal ini SDM harus dapat memainkan peran secara proaktif dalam mengembangkan strategi SDM regional, untuk berpindah ke suatu peran operasional lebih strategik dalam mendukung BU untuk membangun satu MSIG di Asia, dengan melakukan peninjauan dan mengembangkan strategi SDM regional untuk kecukupan, efektifitas dan keterkaitan pelaksanaan business excellence. e. Proses Prs Untuk memiliki proses bisnis yang selaras dengan tujuan perusahaan dari tingkat ke tingkat dan secara keseluruhan, maka dilakukan peninjauan terhadap sistem manajemen kinerja. Mengembangkan regional Business Continuity management BCM dan terintegrasi dengan praktek BCM terbaik dari pasar untuk manajemen yang lebih baik dalam mengahadapi gangguan bisnis. Untuk mengatur proses regional BCM, termasuk pertimbangan di setiap BU sebagai tujuan cadangan. f. Pelayanan konsumen PKn Mengembangkan filosofi layanan konsumen, standar pelayanan konsumen, pelatihan pelayanan, pemantauan metode dan membangun strategi budaya pelayanan, merupakan suatu proses proaktif yang mengidentifikasi dan mengembangkan media kontak konsumen baru. Perusahaan perlu memfokuskan pada layanan desain dan pengembangan, serta saat ini perusahaan lebih fokus pada produk. Dengan mengembangkan kerangka layanan yang termasuk dalam filosofi layanan, standar layanan, program pelatihan layanan, pemantauan metode dan membangun strategi budaya pelayanan untuk membawa perusahaan menuju visi bersama, yaitu meningkatkan mutu pelayanan yang dihasilkan dengan berorientasi pada konsumen dan mendukung pelaksanaan kegiatan business excellence. g. Hasil Hsl Mengembangkan satu set prosedur operasi yang sesuai dengan standar dan dioptimalkan secara lokal di semua BU pada setiap bidang bisnis, termasuk rasionalisasi dokumentasi seperti ISO kedalam format standar. Hal ini juga termasuk dalam menempatkan proses manajemen yang sistematis dan metodologi perbaikan. Untuk mengatur sebuah platform internal terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran Best Practice antara BU dan memperluas pelaksanaanya di seluruh wilayah, untuk mengatur proses Best Practice eksternal diperlukan benchmarking untuk memfasilitasi pembelajaran Best Practice dari luar organisasi.

2. Aktor