Tujuan Skenario Business excellence untuk Meningkatkan Mutu Jasa

c. Manajemen Business Unit BU Manajemen BU, merupakan pihak yang memiliki kewenangan langsung pada kegiatan bisnis perusahaan MSIG di setiap negara. Garis wewenang dalam manajemen BU terorganisir dengan baik dimulai dari Presiden Direktur, Wakil Presiden Direktur, Board of Directore BOD, Junior of Directore JOD, General Manager GM, Manajer, Asisten Manajer, Chief, dan Staf. Setiap aktivitas harus melalui tingkatan wewenang yang telah dibentuk, dengan tujuan meminimalisir adanya kesalahan dalam kegiatan bisnis. Dalam pelaksanaan business excellence manajemen BU bertindak dalam mengatur dan mengkoordinasikan setiap kegiatan tersebut. d. Tim Businees Excellence at MSIG BEM Tim BEM merupakan pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan business excellence dan bertindak sebagai eksekutif dari kegiatan yang dilaksanakan. Tim BEM berada di bawah koordinasi manajemen BU dan bertanggung jawab langsung kepada manajemen BU, terdiri dari lima 5 orang yang bertugas untuk mendukung pelaksanaan business excellence, membangun, menganalisa dan memantau kegiatan perusahaan terkait pelaksanaan dalam mutu pelayanan. e. Rekan kerja Rekan kerja atau dapat disebut sebagai third party, memiliki peran sebagai pihak pendukung atau development company dalam kegiatan business excellence. f. Karyawan Pihak internal yang dilibatkan dalam pelaksanaan business excellence. Memiliki peran langsung salah satunya dalam perangkat kerja business excellence, I-action dan I-suggest.

3. Tujuan

Penerapan business excellence yang efektif berdampak positif terhadap peningkatan mutu jasa yang dihasilkan. Peningkatan mutu jasa pada PT. Asuransi MSIG Indonesia dapat mencapai tiga 3 tujuan perusahaan, antara lain service excellence, process excellence dan innovation excellence. a. Service excellence Hal ini merupakan bentuk suatu pelayanan dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung dan SDM yang memadai untuk mencapai kepuasan konsumen. b. Process excellence Bentuk dari sebuah kegiatan yang terintegrasi dalam sebuah proses bisnis yang didukung dengan sistem, standar dan komunikasi yang baik untuk mencapai proses yang baik secara keseluruhan dalam kegiatan bisnis yang terjadi. c. Innovation excellence Suatu kegiatan bisnis yang baik, perlu didukung sebuah inovasi berkelanjutan, agar hal tersebut tidak hanya berjalan satu 1 kali. Dengan tujuan inovasi yang baik, perusahaan akan senantiasa mencari ide-ide bermutu untuk mendukung kegiatan bisnis.

4. Skenario Business excellence untuk Meningkatkan Mutu Jasa

a. Survei suara karyawan SSK Karyawan merupakan konsumen internal suatu perusahaan, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan bisnis perlu diperhatikan. Beberapa tahun terakhir telah terlihat peningkatan kebutuhan untuk melibatkan karyawan dalam perusahaan, dengan tujuan mencapai business excellence. Keterlibatan karyawan membuat perusahaan lebih menyadari kebutuhan untuk menyediakan tempat lebih baik untuk bekerja bagi tim perusahaan. Berkaitan kembali dengan teori, bahwa pengalaman konsumen yang baik secara langsung terkait dengan pengalaman karyawan yang baik, dimana karyawan yang merasa bahagia sama artinya dengan klien yang merasa bahagia. Survei suara karyawan dilakukan untuk melakukan proses peninjauan mengenai tindakan perencanaan di tingkat regional dan perusahaan berjalan sesuai dengan rencana dan memiliki SDM sebagai mitra aktif untuk memberikan fasilitas lebih baik dan bimbingan pakar pada setiap tindakan perencanaan untuk setiap departemen pada perusahaan, agar setiap kegiatan yang terlaksana memiliki makna. Peninjauan survei karyawan bertujuan untuk memastikan dan mengukur pemahaman nilai atau budaya yang diharapkan dapat tertanam dan diaplikasikan dengan baik oleh seluruh unsur perusahaan. Melalui suvei suara karyawan diharapkan mampu melakukan kajian mengenai kerangka kepatuhan untuk memastikan hal tersebut tidak menghalangi kepercayaan dan pemberdayaan karyawan tanpa menghambat pemikiran independen yang muncul dari karyawan demi kemajuan kegiatan bisnis perusahaan. Keterlibatan karyawan ini untuk mempelajari dan menggembangkan cara melibatkan karyawan secara langsung dalam menyusun perencanaan bisnis secara proaktif dengan menyumbangkan ide dan saran untuk perusahaan. b. Monitoring suara konsumen MSK Melalui perangkat kerja business excellence, yaitu suara konsumen perusahaan dapat mengetahui umpan balik dari konsumen atas pelayanan yang diberikan. Suara konsumen tersebut merupakan gudang atau tempat penyimpanan segala bentuk umpan balik yang berasal dari konsumen, diharapkan berupa keluhan dan pujian. c. Partnership building PBg Menjalin kerjasama dengan rekan kerja, menjadi salah satu bentuk langkah alternatif yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam membangun kegiatan bisnis yang baik. Mengembangkan kerangka kerja untuk pengelolaan proaktif dari perantara yang ada, seperti broker, agen, mitra bancassurance dan distributor lainnya seperti dealer motor. Mengidentifikasi mitra baru dan saluran distribusi seperti supermarket, maskapai penerbangan, agen perjalanan, dan lain-lain, merupakan langkah proaktif dalam mengelola isu-isu terkait hubungan dengan rekan kerja, serta mencari cara memperdalam dan mengembangkan hubungan untuk mendapat hasil yang baik. d. SMM Suatu SMM efektif merupakan susunan kerangka utama bagi business excellence. Susunan tersebut menguraikan sebuah sistem langkah pelaksanaan terkendali, didokumentasikan, dirancang untuk memastikan bahwa hanya produk jasa yang sesuai yang diberikan kepada konsumen. e. Core system selection CSS Sebagian dari proses bisnis dilihat dari core system yang dipakai pada suatu perusahaan dan core system yang digunakan oleh PT. Asuransi MSIG Indonesia saat ini dinilai sudah tidak layak dan setiap negara di bagian Asia memiliki core system berbeda, sehingga diperlukan perubahan dan mengembangkan core system yang baru. Di PT. Asuransi MSIG Indonesia, core system yang digunakan sudah sangat kuno, sehingga perlu diperbaharui. Salah satu fokus dalam implementasi business excellence di PT. Asuransi MSIG Indonesia adalah komunikasi internal dan eksternal yang dibangun dengan baik, meliputi komunikasi dengan RHC maupun rekan kerja, yang dibangun untuk mendapatkan hasil maksimum melalui langkah- langkah berikut : 1 Proses standarisasi Semua proses di regional dibuat dalam bentuk bagan alur yang kemudian dianalisis oleh tim BEM untuk mencari persamaan dan melakukan klarifikasi terhadap perbedaan yang berhasil diidentifikasi. Jika ternyata perbedaan sistem harus diakomodasi, maka disebut sebagai spesifik BU. 2 Sosialisasi proses standar Hal ini mempertajam hasil proses standarisasi untuk didiskusikan kembali oleh SDM kompeten dalam bidangnya. 3 CSS Setelah diperoleh pemahaman yang sama antar regional, kemudian dilakukan proses tender kepada berbagai vendor yang memiliki kemampuan terhadap bidang tersebut. 4 Business requirement Proses evaluasi terhadap kebutuhan menyeluruh secara regional untuk diperoleh suatu rekomendasi yang ditujukan kepada pemenang tender untuk diimplementasikan, membangun program oleh vendor dan dilakukan percobaan oleh pengguna terhadap sistem yang dibangun, hingga proses implementasi. f. Process improvement PIm Pengenalan terhadap perkembangan mendukung perusahaan untuk lebih responsif terhadap konsumen, yaitu dengan proses efisien dan mudah, untuk membantu lebih fokus kepada konsumen. Sebuah proses merupakan urutan kegiatan yang mengarah kepada output bagi konsumen internal maupun eksternal.

4.5. Analisis Pemilihan Skenario Business Excellence dengan Metode AHP