Sifat Kimia Perairan pH

12

2.2.2 Sifat Kimia Perairan pH

Nilai pH suatu perairan mencerminkan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam air. Menurut Saeni 1989, nilai pH perairan air tawar berkisar antara 5 sampai 9. Batas toleransi organisme air terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu air, oksigen terlarut, adanya berbagai anion dan kation serta jenis organisme. Rahayu, 1991 menyatakan, suatu perairan yang produktif dan ideal bagi usaha perikanan adalah perairan yang pH-nya berkisar antara 6,5 – 8,5. Hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai pH antara lain buangan industri dan rumah tangga. Biochemical Oxygen Demmand BOD Nilai BOD merupakan suatu parameter yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme perairan untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan buangan organik di dalam air. Menurut Saeni 1989, reaksi biologis pada pengukuran BOD dilakukan pada suhu inkubasi 20 o C selama 5 hari. Hal ini disebabkan, karena pada periode waktu 5 hari kesempurnaan oksidasi mencapai 60 – 70 persen. Sedangkan suhu 20 o C yang digunakan merupakan nilai rata-rata untuk daerah perairan arus lambat di daerah iklim sedang dan mudah ditiru dalam inkubator. Pengukuran BOD sangat penting dalam pengolahan limbah dan pengolahan kualitas air, karena parameter ini dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah oksigen yang akan dibutuhkan untuk menstabilkan buangan organik yang ada secara biologis dalam suatu perairan. Peningkatan nilai BOD merupakan petunjuk menurunnya jumlah oksigen terlarut karena pertumbuhan yang berlebihan dari mikroorganisme suatu perairan. Menurut Fardiaz 1992, suatu perairan dikatakan telah tercemar apabila konsentrasi oksigen terlarutnya telah menurun sampai di bawah batas yang dibutuhkan untuk kehidupan biota. Penyebab utama berkurangnya konsentrasi oksigen terlarut di dalam air adalah adanya zat pencemar yang dapat 13 mengkonsumsi oksigen. Zat pencemar tersebut terutama terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik yang berasal dari berbagai sumber, seperti kotoran hewan dan manusia, sampah organik, bahan-bahan buangan dari industri dan rumah tangga. Chemical Oxygen Demmand COD Uji COD merupakan suatu uji yang dilakukan untuk menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya K 2 Cr 2 O 7 untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air Fardiaz, 1992. Uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen terlarut yang lebih tinggi dari uji BOD, karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme juga dapat teroksidasi dalam uji COD. Menurut Fardiaz 1992, uji COD dapat dilakukan lebih cepat dari uji BOD. Sembilan puluh enam persen hasil uji COD yang dilakukan selama 90 menit kira-kira setara dengan uji BOD yang dilakukan selama 5 hari. Nilai COD digunakan sebagai petunjuk tingkat pencemaran limbah industri. Nitrogen Nitrogen sebagai sumber nitrat terbanyak terdapat di udara, yaitu sebesar 78 volume udara. Ada tiga tempat nitrogen di alam. Yang pertama adalah udara, kedua, senyawa anorganik nitrat, nitrit, amoniak dan ketiga adalah senyawa organik protein, asam urea Kristanto, 2002. Nitrogen dalam suatu perairan dapat berbentuk senyawa amonia, nitrit dan nitrat. Senyawa-senyawa tersebut berasal dari limbah industri, pemukiman dan pertanian Alaerts dan Santika, 1984. Menurut Fardiaz 1992, secara alami senyawa amonia merupakan hasil pertama dari penguraian protein dan jumlahnya relatif rendah di perairan. Jika konsentrasi amonia di suatu perairan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi 1,1 mgl pada suhu 25 o C dan pH 7,5 maka diduga telah terjadi pencemaran. Untuk lebih jelasnya siklus nitrogen di dalam ekosistem perairan dapat dilihat pada Gambar 2. 14 Denitrifikasi Fiksasi Thiobacillus Azotobacter Asimilasi Nitrat tereduksi Nitrifikasi Nitrobacter Dekomposisi Nitrifikasi Nitrosomonas Gambar 2 Siklus Nitrogen dalam ekosistem perairan Manahan, 1983 Logam Berat Menurut Saeni 1997, logam berat adalah logam yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gcm3, terletak di sudut kanan bawah daftar berkala, mempunyai affinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari periode 4 sampai 7. Sifat logam berat ini sangat unik, yaitu tidak dapat dihancurkan secara alami dan cenderung terakumulasi dalam rantai makanan melalui proses biomagnifikasi. Beberapa logam berat merupakan logam yang paling berbahaya dan merupakan unsur polutan, seperti timbal Pb, kadmium Cd dan merkuri Hg. Logam ini dapat menyerang ikatan-ikatan belerang pada enzim, sehingga enzim yang bersangkutan menjadi immobile. Gugus-gugus protein asam karboksilat -CO 2 H dan amino -NH 2 juga diserang oleh logam berat. Ion-ion Cd, Cu dan Hg terikat pada sel-sel membran yang dapat menghambat proses transportasi Gas-gas Nitrogen N 2 , N 2 O Nitrogen dalam Bahan Organik Nitrat NO 3 Nitrit NO 2 Amonia NH 3 15 melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendap dan mengkatalisis penguraian senyawa-senyawa biofosfat Saeni, 1997.

2.3 Sumber Air Baku