Proses Pengolahan Air di WTP Cihideung

24 saluran air. Kemudian air tercemar mengalir ke parit, sungai dan akhirnya mencapai laut sebagai tempat pembuangan akhir. Pengolahan air sungai yang telah tercemar berbagai limbah menjadi air bersih sangat diperlukan dalam menentukan kualitas air. Menurut Sittig 1974 dalam Indriani 2002, proses penanganan limbah cair terdiri dari empat tahap yaitu tahap pendahuluan pre treatment, tahap penanganan primer primary treatment , tahap penanganan sekunder secondary treatment, dan tahap penanganan tersier tertiary treatment. Tahap pendahuluan pre treatment bertujuan untuk menghilangkan padatan terapung, padatan anorganik, dan minyak. Tahap penanganan primer primary treatment bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi yang mencakup proses separasi, equalisasi, netralisasi, sedimentasi, koagulasi dan flokulasi, serta penambahan nutrien. Tahap penanganan sekunder secondary treatment bertujuan untuk menghilangkan padatan organik dengan menggunakan lumpur aktif, kolam aerasi aerated lagoons, dan oksidasi kimia. Tahap penanganan tersier tertiary treatment bertujuan untuk memperbaiki kualitas efluen hingga memenuhi syarat ambang batas yang mencakup proses presipitasi kimia, adsorpsi karbon, pertukaran ion, dan osmosis balik.

4.2 Proses Pengolahan Air di WTP Cihideung

Di dalam air baku terkandung bahan pencemar, kandungan mineral, bahan-bahan penyebab kekeruhan dan mikroba. Hal ini akan membahayakan kesehatan manusia, oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan secara lengkap untuk mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan pencemar yaitu dengan melakukan koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Kegiatan pengolahan air baku di Kampus IPB Darmaga dapat dilihat pada skema proses pengolahan air bersih yang disajikan pada Gambar 4 di bawah ini: 25 Gambar 4 Skema proses pengolahan air baku di WTP Cihideung Proses pengolahan air baku di WTP IPB Cihideung meliputi : 1. Penyaringan awal intake Bak intake merupakan suatu unit bangunan persegi yang berfungsi untuk menampung air dari sumber air Sungai Cihideung. Bak intake yang terdapat di WTP IPB Cihideung terdiri dari dua buah bak dengan ukuran 3 x 3 x 3 m 3 . Setelah penampungan dilakukan penyaringan pada air baku. Tujuan penyaringan adalah untuk : a. Menahan benda-benda kasar seperti potongan kayu, sampah, plastik dan benda-benda lainnya. b. Menghilangkan kotoran yang terapung seperti alga. c. Mengurangi kadar kandungan lumpur dan pasir yang berukuran halus. d. Mencegah penyumbatan pada pipa dan perusakan pompa. Bak intake dilengkapi dengan saringan kasar ukuran 10 x 10 cm, saringan halus dengan ukuran 5 x 5 cm, saringan sangat halus 1 x 1 cm. Saringan kasar berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar, sedangkan saringan halus berfungsi untuk menyaring benda-benda yang lolos setelah melewati saringan kasar. 26 2. Koagulasi, flokulasi dan sedimentasi Proses koagulasi dilakukan dengan menyuntikkan bahan koagulan ke dalam aliran air baku. Pengadukan cepat dimungkinkan karena adanya sistem pengaduk statis yang ditempatkan persis setelah titik injeksi koagulan. Pengadukan lambat terjadi di sepanjang pipa menuju unit koagulasiflokulasi dan di sebagian tangki unit tersebut. Selanjutnya flok yang terbentuk dipisahkan dalam bagian sedimentasi yang dilengkapi dengan lamella. Air yang bebas dari flok mengalir melalui mekanisme overflow menuju ke bagian penampungan air sebelum dipompa ke unit filtrasi. Lumpur yang terbentuk diaduk dengan menggunakan efek hidrodinamis dari aliran air masuk. Kelebihan lumpur dibuang secara periodik melalui kran pembuangan lumpur. Koagulan yang dipakai sekarang ini untuk WTP Cihideung adalah poly aluminium chloride PAC sebanyak 14 kg per hari yang dilarutkan terlebih dahulu dengan 200 l air. Sedangkan alum tawas sebanyak 25-35 kg per 3 hari dipakai untuk WTP Ciapus koagulan ini juga dilarutkan terlebih dahulu dengan 200 l air dalam tangki koagulan. 3. Filtrasi Penghilangan partikel yang tidak dapat dipisahkan melalui proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi, yaitu partikel yang berukuran sangat kecil dilakukan dengan filtrasi. Unit filtrasi dirancang sesuai dengan sistem filtrasi bertekanan, dimana air dari tahapan proses koagulasi, flokulasi dan sedimentasi dipompa secara kontinyu melewati lapisan filter. Masing-masing modul instalasi WTP Cihideung dilengkapi dengan 3 unit filtrasi dengan diameter 1,5 m, tinggi filter 1,3 m dan luas permukaan 1,77 m 2 unit atau 5,3 m 2 modul. Sebagai bahan filter adalah pasir kuarsa, pasir dan kerikil. Masing-masing unit filter memiliki kapasitas operasi rata-rata 10 m 3 jam atau setara dengan laju filtrasi sebesar 1,6 ldet. Pembersihan filter dilakukan dengan pencucian balik back washing sekali sehari selama 2 jam. Pencucian dilakukan dengan laju sebesar 4,7 ldet, sehingga untuk keperluan sekali pencucian filter diperlukan air bersih sebanyak 60 m 3 modul atau 240 m 3 hari. 27 Kualitas hasil filtrasi sangat dipengaruhi oleh kualitas proses sebelumnya, terutama proses sedimentasi. Semakin rendah kualitas hasil sedimentasi, semakin cepat terbentuknya resistensi dalam filter. Keterlambatan untuk meningkatkan tekanan pada unit filtrasi, menyebabkan meningkatnya kehilangan air melalui overflow pada unit sedimentasi. 4. Desinfeksi Desinfeksi bertujuan untuk mendestruksi mikroorganisme patogen mikroorganisme penyebab penyakit. Desinfektan yang digunakan adalah kaporit. Kebutuhan kaporit saat ini adalah 1 kghari per modul. Desinfeksi dilakukan dengan menginjeksikan larutan kaporit 4 kg200 l ke dalam aliran air hasil olahan. 5. Penampungan air di reservoir Reservoir merupakan tempat penyimpanan air bersih sebelum didistribusikan ke konsumen. Adapun suatu reservoir mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan untuk melayani kebutuhan fluktuasi per jam karena pemakaian air tidak sama antara 1 jam pertama dengan jam lainnya dan pemerataan air dan tekanannya akibat variasi pemakaian daerah distribusi. Bangunan reservoir di WTP IPB Cihideung masing-masing berkapasitas 450 m 3 reservoir plant serta 300 m 3 dan 500 m 3 ground reservoir. Bangunan reservoir ini berbentuk persegi panjang. Air bersih yang telah ditampung dalam reservoir akan didistribusikan ke menara-menara air, yaitu menara air Fapet dengan kapasitas 450 m 3 dan menara air Fahutan dengan kapasitas 850 m 3 . Selanjutnya air bersih tersebut akan dialirkan ke para pengguna air seperti yang tersaji pada Gambar 5. 28 Gambar 5 Skema sistem transmisi air bersih dari WTP Cihideung

4.3 Kualitas Air Sungai Cihideung