55
Berdasarkan nilai yang diperoleh, debit air pada stasiun 1 lebih kecil dibandingkan stasiun lainnya, hal ini karena pada stasiun 1 masih terdapat batu-
batuan besar yang ada di tengah-tengah aliran sungai. Sedangkan tingginya debit air pada stasiun 5 diduga karena banyak terdapat saluran air sisa aktivitas
perikanan dan permukiman yang ada di sekitar aliran sungai.
4.6 Beban Pencemaran
Beban pencemaran dihitung berdasarkan perkalian antara debit air sungai dengan konsentrasi parameter kualitas air yang diteliti. Berdasarkan perhitungan
yang dilakukan, besarnya beban pencemar yang masuk ke Sungai Cihideung sebagai bahan baku pengolahan air di Kampus IPB Darmaga ditampilkan pada
Tabel 9.
Tabel 9 Beban pencemaran air Sungai Cihideung
No
Parameter
Satuan Beban Pencemaran tonbulan
Total BP tonbln
1 2 3 4 5 1 TSS
mgl 295,6 681,6 821,5 780,86 1.535 4.114 2 BOD
mgl 641,5 957,4 1.550 1.260 3.581 7.989 3 COD
mgl 1.812 2.730 4.805 3.266 8.659 21.272 4 Nitrat
mgl 125,5 263,9 720,7 586,92 1.368 3.065 5
Nitrit mgl 2,51 0,63 4,65 3,01 4,09 14,89
6 Amonia mgl 4,63 8,75 25,80 14,69 35,43 89,3
7 Timbal
mgl 0,92 1,18 2,40 1,53 3,84 9,87 8 Besi
mgl 8,23 18,12 48,75 29,65 79,95 184,7
Berdasarkan Tabel 9, bahan organik merupakan pencemar tertinggi yang dicerminkan dari nilai COD yang masuk ke perairan yang mencapai 21.272
tonbulan. Kontribusi tertinggi terdapat pada stasiun 5. Hal ini diduga karena banyak terdapat perumahan di pinggir sungai yang membuang limbah domestik,
kontribusi tertinggi kedua terdapat pada stasiun 3 dimana terdapat pabrik kecap, dan pertanian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Metcalf dan Eddy, 1978 dalam
Udaya, 1997, bahwa kelompok terpenting bahan organik yang ada pada air
56
buangan adalah protein 40-60, karbohidrat 25-50, lemak dan minyak 10. Urea yang merupakan unsur dominan air seni merupakan senyawa
organik penting lainnya yang terdapat dalam air buangan. Selain itu air buangan terkadang mengandung molekul sintesis seperti surfaktan, fenol dan pestisida.
Kontribusi terbesar kedua dalam memberikan beban pencemaran adalah BOD sebesar 7.989 tonbulan. Parameter ini menggambarkan jumlah bahan
organik yang dapat diuraikan secara biologis yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba untuk mendekomposisi bahan organik. Pada parameter
ini, stasiun 5 memberikan kontribusi yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu sebesar 3.581 tonbulan. Hal ini diduga
disebabkan oleh banyaknya kandungan bahan organik berupa minyakoli mesin yang terbawa bersama air. Hasil penentuan BOD dapat memberikan gambaran
keberadaankandungan pencemar dari golongan bahan organik. Beban limbah yang berasal dari golongan nutrient yaitu nitrat sebesar
3.065 tonbulan dan amoniak sebesar 89,3 tonbulan. Kontribusi terbesar berasal dari stasiun 5. Hal ini diduga sebagai akibat akumulasi kandungan minyak yang
berasal dari sisa bengkel motor yang membuang oli ke sungai. Selain itu, juga diduga sebagai akibat masuknya limbah-limbah domestik yaitu karbohidrat,
lemak dan protein yang berasal dari rumah tangga. Penguraian nutrisi lemak dan protein akan menghasilkan amoniak dan nitrat. Parameter logam berat yang
memberikan kontribusi paling besar terhadap beban pecemaran adalah besi sebesar 184,7 tonbulan. Kontribusi tertinggi pencemaran berasal dari stasiun 5,
terdapat buangan bengkel besi yang mengalirkan limbahnya ke sungai dan
terakumulasi.
4.7 Kualitas Air Bersih