Sumber Air Baku Analisis beban pencemaran Sungai Cihideung sebagai bahan baku pengolahan air di Kampus IPB Darmaga

15 melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendap dan mengkatalisis penguraian senyawa-senyawa biofosfat Saeni, 1997.

2.3 Sumber Air Baku

Air baku utama untuk masyarakat umumnya berasal dari air tanah dan air permukaan. Air tanah dapat digunakan dengan pengolahan minimal akibat dari efek penyaringan pori-pori tanah. Air tanah tidak mudah tercemar sebagaimana air permukaan, akan tetapi begitu tercemar air tanah sulit untuk ditangani, dan memerlukan waktu yang sangat lama Nathanson dalam Ismayana, 2005. Air tanah juga memerlukan pengolahan, meskipun air tanah biasanya bebas dari bakteri dan padatan tersuspensikoloida akibat filtrasi alami selama mengalami perpindahan di dalam struktur tanah, akan tetapi karena air tanah kontak langsung dengan tanahbatu-batuan, air tanah pada umumnya mengandung mineral seperti kalsium dan besi. Secara umum, air tanah perlu diperlakukan disinfeksi dengan klorin atau dengan metode lainnya guna menjamin bahwa air tersebut bebas dari mikroorganisme patogen. Apabila mineral terlarut terdapat dalam jumlah yang berlebihan, perlu perlakuan dengan kombinasi proses kimiawi, aerasi, filtrasi dan perlakuan lainnya untuk mengurangi kandungan mineral tersebut Davis dalam Ismayana, 2005. Air permukaan biasanya memerlukan pengolahan secara lebih ekstensif dibanding dengan pengolahan air tanah. Hal ini disebabkan oleh relatif rendahnya kualitas air permukaan akibat pencemaran oleh aktivitas manusia seperti industri, pertanian, pemukiman, pertambangan, perdagangan dan rekreasi. Walaupun air permukaan jauh dari aktivitas manusia tetapi air permukaan secara alami mengandung padatan tanah tersuspensi, bakteri dan bahan organik hasil pembusukan tanaman dan hewan. Oleh karena itu, air yang diambil secara langsung dari sungai atau danau pada umumnya belum cukup baik untuk keperluan konsumsi manusia secara langsung. Secara umum, air baku dengan jumlah coliform sampai dengan 5.000100 ml dan kekeruhan sampai dengan 10 unit dapat dianggap sebagai air baku yang baik. Air baku dengan jumlah coliform diatas 20.000100 ml dan kekeruhan diatas 250 unit dianggap sebagai 16 air baku dengan kualitas rendah dan memerlukan pengolahan ekstensif guna memenuhi baku mutu air minum Nathanson dalam Ismayana, 2005.

2.4 Proses Pengolahan Air Bersih