48
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Amonia merupakan hasil tambahan penguraian pembusukan protein tanaman atau hewan atau kotoran manusia. Jadi jika ada amonia dalam air, maka
diduga air tersebut tercemar oleh kotoran manusia dan hewan dan limbah organik yang mengandung protein lainnya. Amonia merupakan bentuk utama N
di ekosistem akuatik yang tersedia untuk bakteri, jamur dan tumbuhan. Nitrogen ini diserap oleh organisme nabati untuk kemudian diolah menjadi protein yang
selanjutnya menjadi bahan makanan organisme akuatik lainnya.
Gambar 25 Hasil analisis amonia mgl air Sungai Cihideung Bogor
4.3.3 Logam Berat
4.3.3.1 Timbal Pb
Nilai rata-rata timbal dapat dilihat pada Gambar 26 dengan nilai simpangan baku stasiun 4 yang sangat tinggi. Kegiatan yang ada pada stasiun 4
yaitu bengkel motor dan pabrik pengolahan besi, memberikan buangan limbahnya berupa sisa-sisa bahan bakar motor, dan minyak oli yang dibuang
secara tidak rutin sehingga variasi nilainya sangat tinggi.
Stasiun Pengamatan Amo
n ia
mg l
49
0,00 0,01
0,01 0,02
0,02 0,03
0,03 0,04
0,04
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
Ti m
b al
m g
l
‐0,05 0,00
0,05 0,10
0,15 0,20
0,25 0,30
1 2
3 4
5
Stasiun
Gambar 26 Hasil pengukuran simpangan baku amonia Sungai Cihideung Konsentrasi Pb pada ulangan 1 menunjukkan nilai berkisar 0,03 – 0,038
mgl, konsentrasi Pb pada ulangan 2 menunjukkan nilai berkisar 0,03 mgl dan ulangan 3 nilai konsentrasi berkisar 0,029 – 0,03 mgl Gambar 27. Hasil
analisis stasiun 1 ulangan 1 dan stasiun 3 ulangan 1 yang melewati ambang batasan maksimun konsentrasi timbal di perairan yaitu sebesar 0.03 mgl. Nilai
Pb tertinggi terdapat pada stasiun 1 diduga dari pemakaian pupuk fosfat yang dipakai oleh petani disekitar stasiun 1, hal ini sejalan dengan hasil analisis yang
telah dilakukan oleh Setyorini, 1999 dalam Charlena, 2004, bahwa pupuk fosfat mengandung logam berat Pb antara 5 – 156 ppm.
Gambar 27 Hasil analisis timbal mgl air Sungai Cihideung Bogor
Stasiun Pengamatan Timbal
mgl
Baku Mutu Timbal 0,03 mgl
50
Logam ini dapat bersifat racun dan mengakibatkan anemia, sakit ginjal, kerusakan sistem saraf serta merusak kehidupan binatang. Logam ini berada
dalam darah dapat bereaksi dengan reaktif terhadap oksigen dan membentuk senyawa PbO yang sangat tidak dibutuhkan oleh hemoglobin darah.
4.3.3.2 Besi Fe
Besi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besi terlarut baik dalam bentuk Fe
2+
dan Fe
3+
. Dalam kondisi oksida normal, Ferri Fe
3+
jauh lebih besar dibanding dengan Ferro Fe
2+
. Hal ini disebabkan air sungai berhubungan langsung dengan oksigen di atmosfir, begitu mengalami oksidasi dari atmosfer
ion ferro akan berubah menjadi ion ferri Goldman dan Horne, 1993 dalam Zubayr, 2009. Nilai rata-rata besi dapat dilihat pada Gambar 28 dengan nilai
simpangan baku yang sama untuk semua stasiun.
Be si
m g
l
‐0, 50
0, 00
0, 50
1, 00
1, 50
1 2
3 4
5
Stasiun
Gambar 28 Hasil pengukuran simpangan baku besi mgl Sungai Cihideung Setelah diadakan analisis kandungan besi pada semua stasiun
pengamatan, ditemukan kandungan unsur besi yang berada untuk ulangan 1 pada kisaran 0,633 mgl – 1,23 mgl, ulangan 2 pada kisaran 0,211 mgl – 0,552 mgl
dan ulangan 3 pada kisaran 0,042 mgl – 0,381 mgl. Konsentrasi tertinggi ditemukan pada stasiun 4 ulangan 1 dan konsentrasi terendah ditemukan pada
stasiun 1 ulangan 3 seperti ditampilkan pada Gambar 29. Konsentrasi tertinggi pada ulangan 1 diduga ada pembuangan karat besi dan juga limbah dari pabrik
kecap. Jika dibandingkan dengan baku mutu PP No. 82 Tahun 2001, semua
Baku Mutu Besi 0,3 mgl
51
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4
Stasiun 1
Stasiun 2
Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 5
Ulangan 1
Ulangan 2
Ulangan 3
stasiun pemantauan telah melewati ambang batas yang diperbolehkan sebesar 0,03 mgl.
Gambar 29 Hasil analisis besi mgl air Sungai Cihideung Bogor
4.3.4 Parameter mikrobiologi