10
3. Sifat-sifat biologi air, seperti adanya bakteri Escherichia coli yang merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pencemaran air.
2.2.1 Sifat-sifat Fisika
Perairan
Sifat-sifat fisika perairan yang diukur dalam hal ini, meliputi suhu, daya hantar listrik DHL, kekeruhan, padatan terlarut dan padatan tersuspensi.
Menurut Wardoyo 1975, sifat fisika air, baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi sifat kimia dan biologi perairan serta nilai guna perairan
tersebut.
Suhu Perairan
Suhu perairan merupakan parameter fisika yang mempengaruhi sebaran organisme akuatik dan reaksi kimia. Suhu suatu perairan dipengaruhi oleh
komposisi substrat, kekeruhan, air hujan, luas permukaan perairan yang langsung mendapat sinar matahari serta suhu perairan yang menerima air limpasan.
Saeni 1989 menyatakan, bahwa suhu air sungai memperlihatkan perbedaan yang nyata antara lapisan permukaan dan dasar perairan. Dalam hal ini,
suhu di permukaan akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air di lapisan dasar. Peningkatan suhu perairan sungai menyebabkan konsentrasi oksigen
terlarut menurun, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme perairan.
Kekeruhan
Kekeruhan menurut Klein 1972 terutama disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang bervariasi dari ukuran koloid sampai dispersi kasar. Kekeruhan
di suatu sungai tidak sama sepanjang tahun, air akan sangat keruh pada musim penghujan karena larian air maksimum dan adanya erosi dari daratan. Kekeruhan
ini terutama disebabkan oleh adanya erosi dari daratan. Pada daerah pemukiman kekeruhan dapat ditimbulkan oleh buangan
penduduk dan buangan industri baik yang telah diolah maupun yang belum
11
mengalami pengolahan. Selain disebabkan oleh bahan-bahan tersebut, kekeruhan juga disebabkan oleh liat dan lempung, buangan industri dan mikroorganisme
Saeni, 1989. Pengaruh utama dari kekeruhan adalah terjadinya penurunan penetrasi cahaya matahari secara tajam. Penurunan ini akan mengakibatkan
aktivitas fotosintesis dari fitoplankton menurun.
Warna
Air yang mengandung bahan-bahan perwarna alamiah yang berasal dari rawa dan hutan, dianggap tidak mempunyai sifat-sifat yang membahayakan atau
toksik. Meskipun demikian, adanya bahan-bahan tersebut menyebabkan warna kuning kecoklatan pada air Sutrisno dan Suciastuti, 1991. Menurut Alaerts dan
Santika 1984, maksimum warna air minum yang dianjurkan adalah 5 mg PtCol.
Padatan Tersuspensi
Menurut Fardiaz 1992, padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak mengendap langsung. Air
buangan industri mengandung jumlah padatan tersuspensi yang sangat bervariasi tergantung pada jenis industrinya. Besarnya kandungan padatan tersuspensi akan
mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, sehingga dapat mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis.
Padatan terlarut
adalah padatan
yang memiliki ukuran yang lebih kecil dari padatan tersuspensi. Padatan terlarut terdiri dari senyawa organik dan anorganik
yang larut dalam air. Air buangan industri umumnya banyak mengandung zat pencemar terlarut yang sering mencemari perairan dan sangat berbahaya bagi
kehidupan di sekitarnya.
12
2.2.2 Sifat Kimia Perairan pH