Chemical Oxygen Demmand COD Nitrat NO

42 5 10 15 20 25 30 35 40 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 pengenceran pada musim penghujan yang ditunjukkan dengan debit aliran air yang relatif besar. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan Fardiaz, 1992. Jika dibandingkan dengan PP Nomor 82 Tahun 2001 analisis BOD air Sungai Cihideung telah melewati ambang batas baku mutu air yang telah ditetapkan, baik kriteria kualitas air Kelas I, Kelas II, Kelas III dan Kelas IV. Gambar 17 Hasil analisis BOD mgl air Sungai Cihideung Bogor

4.3.2.3 Chemical Oxygen Demmand COD

Nilai rata-rata COD pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 18, dengan nilai simpangan baku yang relatif sama untuk semua stasiun. CO D m g l 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 1 2 3 4 5 Stasiun Gambar 18 Hasil pengukuran simpangan baku COD mgl air Sungai Cihideung Stasiun Pengamatan BOD mg l Baku Mutu COD 10 mgl 43 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Kebutuhan oksigen kimia COD adalah ukuran banyaknya oksigen total dalam satuan milligram per liter yang diperlukan dalam proses oksidasi kimia bahan organik dalam limbah. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan oksigen kimia COD air Sungai Cihideung Bogor diketahui bahwa nilai COD pada ulangan 1 berkisar 60-78 mgl, ulangan 2 berkisar 60 – 78 mgl, dan ulangan 3 berkisar 49-68 mgl. Nilai konsentrasi COD tertinggi dari semua ulangan terdapat pada stasiun 2 ulangan 1 dan stasiun 5 ulangan 2 Gambar 19. Besarnya nilai COD disebabkan karena aktivitas kegiatan perikanan dan peternakan dan rumah tangga yang menghasilkan limbah cair bahan organik yang dibuang ke perairan Sungai Cihideung yang relatif sulit diuraikan secara biologi sehingga harus diuraikan secara kimia, sedangkan daerah hulu relatif lebih kecil pembuangan bahan organik. Berdasarkan hasil pengukuran diketahui pula bahwa nilai COD perairan Sungai Cihideung lebih besar dibandingkan nilai BOD. Hal ini berarti bahwa jumlah senyawa kimia yang dapat dioksidasi secara kimiawi lebih besar dibandingkan dengan oksidasi secara biologi Saeni, 1989. Fardiaz 1992 juga menyatakan bahwa uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen lebih tinggi daripada uji BOD, karena bahan-bahan yang stabil terhadap reaksi biologi dan mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Gambar 19 Hasil analisis COD mgl air Sungai Cihideung Bogor Stasiun Pengamatan COD mg l 44

4.3.2.4 Nitrat NO

3 -N Nitrat adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa stabil dan merupakan nutrien yang sangat diperlukan bagi organisme nabati perairan. Namun demikian apabila konsentrasinya sangat tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi dan merangsang pertumbuhan biomassa ganggang algae tertentu yang tidak terkendali blooming. Nilai rata-rata nitrat dapat dilihat pada Gambar 20 dengan simpangan baku menunjukkan nilai yang bervariasi untuk stasiun 2 dan stasiun 5. Variasinya nilai nitrat ini diduga berkaitan dengan jenis kegiatan yang ada pada stasiun 2 dan stasiun 5 yaitu peternakan, perikanan dan permukiman penduduk yang membuang limbahnya secara tidak rutin. Ni tr a t m g l ‐2,00 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00 1 2 3 4 5 Stasiun Gambar 20 Hasil pengukuran simpangan baku nitrat air Sungai Cihideung Konsentrasi nitrat pada ulangan 1 berkisar 0,035 mgl – 10,05 mgl, ulangan 2 berkisar 3,51 mgl – 9 mgl, dan ulangan 3 berkisar 8,77 mgl – 16,85 mgl Gambar 21. Bila dibandingkan dengan PP No. 82 Tahun 2001 semua stasiun pemantauan ada yang memenuhi baku mutu yaitu dibawah 10 mgl. Konsentrasi nitrat tertinggi terdapat pada stasiun 5 dan stasiun 4 ulangan 3, hal ini disebabkan karena bahan organik yang masuk dari stasiun 2 kemudian diuraikan menjadi bahan anorganik yang menyebabkan konsentrasi nitrat di stasiun 4 dan stasiun 5 lebih tinggi. Konsentrasi tertinggi terjadi pada ulangan 3, Baku Mutu nitrat 10 mgl 45 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5 Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 dan sebaran nilai nitrat yang tidak jauh berbeda pada setiap stasiun diduga karena terlalu banyak akumulasi limbah yang berasal dari manusia seperti pertanian, sisa metabolisme dari kegiatan budidaya dan kegiatan mandi, cuci, kakus MCK. Gambar 21 Hasil analisis nitrat mgl pada Sungai Cihideung Bogor

4.3.2.5 Nitrit NO