Kualitas Air Sungai dan Status Pencemar Analisis Beban Pencemaran

20

3.5 Metode Analisis Data

Untuk mengevaluasi apakah kualitas air Sungai Cihideung layak dimasukkan ke dalam klasifikasi Kelas I, maka tiap parameter kualitas air hasil analisis dibandingkan dengan mutu air Kelas I air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Parameter-parameter kualitas air yang telah melewati batas maksimum yang diperbolehkan, dipelajari sejauh mana penyimpangannya dari baku mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.5.1 Kualitas Air Sungai dan Status Pencemar

Hasil pengukuran karakteristik kualitas air fisika, kimia dan biologi yang diperoleh dibandingkan dengan standar baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Status kualitas lingkungan Sungai Cihideung ditetapkan dengan menggunakan metode STORET. Status kualitas lingkungan perairan ditetapkan untuk setiap titik stasiun pengamatan. Pada prinsipnya metode ini membandingkan antara data kualitas dengan baku mutu yang disesuaikan dengan peruntukkannya guna menentukan status mutu air Kepmen LH No. 115 Tahun 2003. Tahapan analisis data untuk menentukan indeks STORET adalah sebagai berikut : 1. Data hasil pengukuran untuk tiap parameter dibuat tabulasi nilai kadar maksimum, minimum maupun rata-rata yang kemudian dibandingkan dengan data hasil pengukuran dan nilai baku mutu yang sesuai dengan peruntukannya. 2. Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran ≤ baku mutu maka diberi skor 0. 3. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air hasil pengukuran baku mutu maka diberi skor sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. 4. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari jumlah skor yang diperoleh dengan menggunakan Sistem EPA Environmental Protection Agency yang disajikan pada Tabel 4. 21 Tabel 3 Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air Jumlah Sampel Nilai Parameter Fisika Kimia Biologi Maksimum -1 -2 -3 10 Minimum -1 -2 -3 Rata-rata -3 -6 -7 Maksimum -2 -4 -6 ≥ 10 Minimum -2 -4 -6 Rata-rata -6 -12 -18 Sumber : Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 Tabel 4 Penentuan status mutu perairan No Kelas Skor Kategori 1 Kelas A baik sekali memenuhi baku mutu 2 Kelas B baik -1 sd -10 tercemar ringan 3 Kelas C sedang -11 sd -30 tercemar sedang 4 Kelas D buruk ≥ -31 tercemar berat Sumber : Kepmen LH No. 115 Tahun 2003

3.5.2 Analisis Beban Pencemaran

Analisis beban pencemaran dilakukan dengan perhitungan secara langsung dari kualitas air Sungai Cihideung yang dipakai sebagai bahan baku pengolahan di WTP Cihideung yang menuju ke muara sungai Kepmen LH No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Cara penghitungan beban pencemaran ini didasarkan atas pengukuran langsung debit sungai dan konsentrasi parameter yang diukur, berdasarkan persamaan berikut: BP = C x Dx f Keterangan : BP = Beban pencemaran yang masuk dari sungai tonbulan C = Kosentrasi limbah mgl D = Debit air sungai m 3 detik f = Faktor konversi 3600 x 24x30x1x10 -6 22 Debit air sungai, dengan persamaan berikut : Effendi, 2003 D = V x A = V x d x w Keterangan : D = Debit air m 3 detik V = Kecepatan arus mdetik A = Luas penampang m 2 d = Kedalaman sungaim w = Lebar sungai m Kecepatan arus Pengukuran kecepatan arus pada masing-masing stasiun dilakukan secara melintang di pinggir kiri, tengah dan kanan sungai dengan menggunakan botol air mineral bekas ukuran 600 ml yang diikatkan pada tali sepanjang 10 meter. Setelah itu botol tersebut dihanyutkan mengikuti aliran sungai dan dicatat waktu yang diperlukan botol tersebut untuk mencapai jarak 10 meter. Kedalaman sungai Pengukuran kedalaman sungai pada tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan bambu berskala yang dicelupkan sampai ke dasar perairan sungai. Lebar sungai Pengukuran lebar sungai dengan cara membentangkan rol meter secara melintang dari bagian kiri sampai kanan sungai yang masih terdapat aliran. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian