BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya UU No.5 tahun 1990. Kawasan pelestarian alam terdiri dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
Taman Wisata Alam TWA merupakan kawasan pelestarian alam yang pemanfaatan utamanya adalah untuk kegiatan pariwisata dan rekreasi alam. TWA
Rimbo Panti merupakan salah satu kawasan konservasi yang ada di Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat.
Pada awalnya kawasan Rimbo Panti adalah berupa Cagar Alam CA Rimbo Panti Register 75 seluas 2.550 ha yang ditetapkan berdasarkan Gubernur
Besluit Keputusan Gubernur Hindia Belanda No.34 Staablat 420 tanggal 8 Juni 1932.
Kemudian berdasarkan
Surat Keputusan
Menteri Pertanian
No.348KptsUm61979 tanggal 1 Juni 1979, sebagian areal kawasan Cagar Alam Rimbo Panti dijadikan sebagai kawasan Taman Wisata Alam seluas 570 ha.
Keberadaan sebuah taman wisata alam yang dikelilingi oleh sebuah cagar alam merupakan suatu fenomena yang menarik yang terjadi di Rimbo Panti.
Cagar Alam tergolong ke dalam Kawasan Suaka Alam yaitu kawasan dengan ciri khas tertentu, baik daratan maupun perairan, yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekositemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Sedangkan Taman Wisata Alam termasuk ke dalam kategori Kawasan Pelestarian Alam yaitu kawasan yang mempunyai ciri khas tertentu, baik daratan maupun
perairan, yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara
lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Kawasan TWA Rimbo Panti mempunyai prospek yang cukup baik untuk tempat rekreasi, karena aksesibilitas menuju lokasi tinggi, relatif jauh dari tempat
rekreasi lainnya, dekat dengan ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan serta mempunyai objek rekreasi yang cukup menarik Ahda, 1986. Kawasan Cagar
Alam yang berbatasan langsung dengan Taman Wisata Alam seharusnya tidak boleh ada kegiatan wisata yang banyak dikunjungi masyarakat. Kegiatan wisata
ini dikhawatirkan bisa menyebabkan kerusakan populasi dan habitat baik itu flora maupun fauna yang ada di dalam kawasan CA dan TWA Rimbo Panti mengingat
Rimbo Panti memiliki keanekaragaman hayati dan kepentingan pelestarian yang tinggi. Upaya perlindungan bagi kawasan tersebut banyak mengalami hambatan
yang berasal dari keterbatasan pengelolaan kawasan dan pemanfaatan sumber daya hayati oleh masyarakat yang bermukim di sekitar TWA Rimbo Panti yaitu
adanya kegiatan pengambilan kayu bakar ke dalam kawasan CA dan TWA .
Masalah yang dihadapi CA dan TWA Rimbo Panti berupa : pengambilan rotan, pengambilan kayu bakar, pengambilan ikan, pengambilan buah-buahan, dan
penyerobotan lahan Ahda, 1986. Ahda 1986 menyebutkan bahwa Taman Wisata Alam Rimbo Panti
belum dikelola sepenuhnya namun telah dimanfaatkan pengunjung, baik dari masyarakat sekitar Kabupaten Pasaman, daerah lain, maupun wisatawan dari luar
negeri. TWA ini sering dijadikan sebagai tempat istirahat sementara oleh penumpang bus jurusan Padang-Medan dan sebaliknya. Oleh karena itu, perlu
diadakan penelitian mengenai analisis pengelolaan Taman Wisata Alam Rimbo Panti untuk dapat mengetahui pengelolaan yang dilaksanakan di TWA Rimbo
Panti. Adapun cara yang dapat ditempuh antara lain adalah dengan mengkaji
pengelolaan yang dilakukan oleh pengelola meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanan, dan monitoring serta evaluasi dari kegiata n
pengelolaan dan mengumpulkan informasi yang bermanfaat bagi kepentingan wisata alam, ilmu pengetahuan, pendidikan, budidaya, dan kebudayaan
masyarakat di sekitar Taman Wisata Alam Rimbo Panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengelolaan yang terdapat di Taman Wisata Alam Rimbo Panti
Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.
1.2. Tujuan Penelitian