2.4 Landasan Hukum Pengelolaan Taman Wisata Alam
Pengelolaan Taman Wisata Alam di Indonesia berlandaskan kepada peraturan perundangan yang berlaku sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya; 2.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 3.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 4.
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan; 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL; 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam; 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung; 9.
Keputusan Menteri Kehutanan No. P. 28Menhut-II2006 tentang Sistem Perencanaan Kehutanan;
10. Keputusan Menteri Kehutanan No. P.19Menhut-II 2004 tentang
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dengan Kawasan Pelestarian Alam.
11. Keputusan Menteri Kehutanan No. 348Kpts-II1997 tentang Perubahan
Keputusan Menteri Kehutanan No. 446Kpts-II1996 tentang Tata cara Permohonan, Pemberian Izin, dan Pencabutan Izin Pengusahaan
Pariwisata Alam.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Taman Wisata Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman Provinsi
Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2009.
3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Alat
1.
Kamera digital
2.
Panduan wawancara
3.
Alat tulis
3.2.2. Bahan
1. Peta kawasan konservasi di Sumatera Barat
2. Peta kawasan TWA Rimbo Panti
3. Buku Rencana Pengelolaan Taman Wisata Alam Rimbo Panti
4. Potensi fisik kawasan TWA Rimbo Panti
3.3. Jenis dan Metode Pengambilan Data 3.3.1. Jenis Data yang Dikumpulkan
Data-data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan penunjang sekunder, yaitu :
a. Data Primer, adalah data yang diambil melalui pengamatan langsung di
lapangan observasi lapang dan melakukan kegiatan wawancara mendalam yang di dalamnya meliputi :
Masyarakat lokal : bentuk interaksi dengan kawasan TWA Rimbo Panti, kearifan lokal masyarakat adat yang ada hubungannya dengan pengelolaan
kawasan, harapan terhadap pengelola TWA Rimbo Panti, harapan terhadap stakeholder lainnya, dan pola interaksi dengan stakeholder lainnya.
Pemerintah Daerah Kab.Pasaman : sejarah kawasan, visi dan misi sektor kehutanan, potensi kawasan konservasi di Kab.Pasaman, permasalahan yang
terjadi di luar dan di dalam kawasan TWA Rimbo Panti serta penyelesaiannya. BKSDA Sumatera Barat : sejarah kawasan, visi dan misi sektor kehutanan,
kebijakan yang dikeluarkan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan TWA Rimbo Panti, harapan terhadap stakeholder lainnya, pola interaksi
dengan stakeholder lainnya, perencanaan kawasan, konsistensi perencanaan, organisasi pengelolaan, pemantapan kawasan, zonasi kawasan, sarana dan
prasarana pengelolaan, perlindungan dan pengamanan kawasan, SDM, dan faktor finansial.
Masalah-masalah pengelolaan yang terjadi di lapangan.
b. Data Sekunder