Haplophragma macrolobum sungkai Rimbo, Anthocephalus cadamba, Leea sp. dan Elatostemma sesquifolium RPCA Rimbo Panti, 2000.
Jenis-jenis lain yang merupakan jenis-jenis langka dan dilindungi yang ditemukan serta berdasarkan informasi dari petugas dan masyarakat, antara lain
Amorphophalus titanum bunga bangkai, Rafflesia arnoldi bunga raksasa, Morus macroura Andalas, dan berjenis-jenis Anggrek.
4.4.2 Potensi Fauna
Secara umum keadaan fauna di kawasan TWA Rimbo Panti masih memperlihatkan keanekaragaman jenis cukup tinggi. Berdasarkan data yang ada
di BKSDA Sumatera Barat tahun 2000 bahwa di TWA Rimbo Panti ditemukan 122 jenis satwa liar, terdiri dari ikan 11 jenis, amfibia 4 jenis, reptilia 8 jenis,
burung aves 81 jenis, dan mamalia 18 jenis. Perkiraan jumlah burung yang mungkin terdapat di daerah ini dengan
menggunakan metode Mac Kinnon 1993 adalah 94 jenis. Satwa lain yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi usulan konservasi di kawasan ini adalah
jenis lebah Apis spp dan berbagai jenis kupu-kupu Lepidoptera. Satwa yang tergolong langka dan dilindungi serta endemik yang ditemukan
di Rimbo Panti adalah Cylendrophis sp. atau Ula Maniak, Aceros comatus Anggang Uban, Amaurornis phoenicurus Ruak-Ruak, Anthracoceros
albirostris Anggang, Anthrococeros undulatus Anggang Musim, Arachnothera longirostra Pipik Jantuang, Argusianus argus Kuau, Bubulcus ibis Kuntul
Kerbau, Buceros bicornis Anggang Papan, Buceros rhinoceros Anggang Tanduak, Buceros vigil Kudun, Ceyx erithacus Raja Udang, Ceyx rufidorsa
Raja Udang, Hypograma hypogramicum Madu Rimbo, Ictinaetus malayanus Alang Sarok, Machaeramphus alcinus Alang Kalalawa, Microhierax
fringillarius Sikok, Spilornis cheela Alang Sarok, Cervus unicolor Ruso, Felis viverrineus Kucing Lalang, Helarctos malayanus Beruang Madu,
Hylobates syndactylus Siamang, Muntiacus muntjak Kijang, Nycticebus coucang Pukang, Panthera tigris sumatrae Harimau, Ratufa bicolor Tupai
Janjang, dan Tragulus javanicus atau kancil RPCA Rimbo Panti,2000. Habitat dan penyebaran satwa tersebut di daerah Rimbo Panti hampir
merata, namun agak kurang pada strata I atau altitud lebih dari 300 m dpl. Hal ini
mungkin disebabkan adanya kendala dalam migrasi lokal atau terhalangnya jalur jelajah satwa tersebut. Penghalang utama diduga adalah jalan raya dan saluran
irigasi yang membentang pada kawasan ini.
4.5 Aksesibilitas