1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menganalisis aspek-aspek pengelolaan kawasan TWA Rimbo Panti
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksa naan, dan pengawasan.
2. Mengetahui kendala dan permasalahan yang dihadapi pengelola dalam
mengelola kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti.
3. Merumuskan pola pengelolaan baru di Taman Wisata Alam Rimbo Panti.
1.3. Manfaat Penelitian
Data dan informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam penentuan dan pengambilan kebijakan
pengelolaan perlindungan Cagar Alam Rimbo Panti bagi pihak pengelola, yaitu Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Sumatera Barat. Selain itu juga
diharapkan dapat memberi manfaat berupa peningkatan bagi kesejahteraan seluruh komponen masyarakat dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam
setiap penyelenggaraan pengelolaan kawasan Taman Wisata Ala m Rimbo Panti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kawasan Konservasi Kawasan konservasi dalam arti yang luas, yaitu kawasan konservasi
sumber daya alam hayati dilakukan. Di dalam peraturan perundang-undangan Indonesia yang ada, tidak memuat definisi mengenai kawasan konservasi secara
jelas. Definisi kawasan konservasi yang berbeda diberikan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam PHKA Departemen
Kehutanan, yaitu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, taman buru dan hutan lindung. Sementara itu istilah- istilah yang
lebih dikenal adalah kawasan lindung. Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan. Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu UU No.5 Tahun 1990.
Kawasan konservasi merupakan salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya dari kepunahan.
Pengelolaan dan pengembangan kawasan konservasi ditujukan untuk
mengusahakan kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia. Oleh karenanya keberadaan fungsi- fungsi keanekaragaman hayati tersebut sangatlah penting.
2.2 Pengelolaan