ke tempat pemandian air panas kendaraan pengunjung bisa dibawa masuk ke dalam komplek kolam pemandian. Pada hari- hari besar seperti Hari Raya Idul
Fitri, Natal, dan Tahun Baru jumlah kendaraan yang akan parkir sudah tidak seimbang dengan luas kawasan parkir yang tersedia sehingga pengunjung
terpaksa memarkir kendaraannya di pinggir jalan yang menyebabkan kemacetan yang luar biasa. Menurut perencanaan yang ada di dalam RPTWA, ke depannya
akan dibuat dan disediakan lahan parkir pada setiap lokasi kegiatan seperti di lokasi penginapan, pemandian air panas, dan di depan kios berdagang.
Di TWA Rimbo Panti saat ini sudah tampak terlihat tersedianya beberapa tempat sampah tetapi masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh pengunjung
sehingga masih banyak sampah yang berada bukan pada tempatnya. Hal seperti ini perlu penekanan khusus kepada pengunjung untuk membuang sampah pada
tempatnya karena berkaitan erat dengan stabilitas lingkungan.
5.4.3. Pengelolaan SDM Pengelola
Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki 6 orang personel pengelola yang terdiri dari 2 orang petugas BKSDA Sumatera Barat dan 4 orang petugas Dinas
Perhubungan dan Pariwisata Dishubpar Kabupaten Pasaman. Pengelolaan TWA
Rimbo Panti dilaksanakan oleh semua tenaga kerja karena meskipun memiliki jabatan serta tanggung jawab dan wewenang masing- masing, jumlah anggota
yang sedikit sedangkan kegiatan pengelolaan yang harus dilakukan sebenarnya cukup banyak mengakibatkan loyalitas karyawan terhadap pekerjaan menjadi
agak berkurang. Namun bisa dikatakan hal tersebut menggambarkan belum terstrukturnya pembagian kerja di tubuh pengelola TWA baik itu dari pihak
BKSDA maupun PEMDA Kabupaten Pasaman. Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan wisata yang baik yang berada di lingkungan
pemerintahan atau yang bergerak langsung sebagai stakeholders salah satunya adalah SDM Sumber Daya Manusia. SDM di TWA Rimbo Panti ini masih
tergolong rendah khususnya SDM yang mendukung kegiatan pariwisata. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia staffnya, BKSDA
Sumatera Barat mengirim staff yang ada di TWA Rimbo Panti untuk mengikuti
seminar dan atau pelatihan yang erat kaitannya dengan kegiatan pariwisata dengan tujuan lebih meningkatkan ilmu dan pengetahuan pengelola dalam semua kegiatan
pengelolaan yang ada di TWA Rimbo Panti. Untuk memenuhi kebutuhan sebuah organisasi BKSDA yang lebih handal
tentunya harus diikuti dengan penataan SDM yang juga memadai. Penataan SDM tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara dan usaha berupa realokasi
personil, baik dari pusat dan atau antar wilayah, penambahan personil baru, dan peningkatan pendidikan serta keterampilannya yang kaitannya dengan aktivitas
pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan. Kegiatan-kegiatan seperti ini sudah dilakukan baik pihak BKSDA Sumatera Barat maupun Pemda Pasaman.
TWA Rimbo Panti selain dikunjungi oleh wisatawan dalam negri juga sering disinggahi oleh wisatawan mancanegara. Untuk melayani tamu dari negara
asing tersebut tentunya membutuhkan sumberdaya manusia yang bisa dan lancar berbahasa Inggris supaya wisatawan asing tidak kebingungan mencari dan
mengetahui informasi tentang TWA Rimbo Panti. Untuk itu diperlukan pembinaan dan peningkatan SDM pengelola dengan cara mengikutsertakan les
atau kursus bahasa Inggris.
5.4.4. Perlindungan dan Pengamanan Kawasan