Pengelolaan Obyek Aktivitas Pengelolaan

Lunto, Solok, Kota Solok, Kabupaten Solok Selatan, Dharmasraya dan Pesisir Selatan. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Konservasi terdiri dari : a. Polisi Kehutanan Polhut b. Pengendali Ekosistem Hutan PEH Bertepatan dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004tentang Otonomi Daerah, maka perbaikan dan peningkatan upaya konservasi tidak diserahkan kepada Pemerintah Daerah, sehingga dapat didekati melalui pemantapan kelembagaan pengelolaan Balai KSDA. Balai KSDA yang dibentuk dengan Kepmenhut No.1441991 yang kemudian diperbaiki dengan Kepmenhut No.2041998 perlu ditingkatkan lagi keberdayaannya, terutama organisasi di tingkat Seksi Wilayah yang akan langsung berdampingan dengan institusi Pemerintah Daerah versi Undang-Undang No.22 Tahun 1999 RP TWA Rimbo Panti. Tanggung jawab utama dari Balai KSDA adalah perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan kawasan konservasi, dengan tambahan tanggung jawab berupa kegiatan konservasi di luar kawasan termasuk daerah penyangga. Kawasan Taman Wisata Alam Rimbo Panti termasuk ke dalam Seksi Konservasi Wilayah I Pasaman yang mempunyai kantor seksi di Kota Lubuk Sikaping dan kantor resort Panti di Kecamatan Panti.

5.4. Aktivitas Pengelolaan

Pengelolaan kawasan meliputi 7 hal, yaitu pengelolaan obyek, pengelolaan sarana prasarana wisata, pengelolaan SDM pengelola, perlindungan dan pengamanan kawasan, penataan kawasan zonasi dan blok, pengelolaan finansial, dan kegiatan pengawasan monitoringevaluasi.

5.4.1. Pengelolaan Obyek

Taman Wisata Alam Rimbo Panti memiliki 3 obyek wisata yang utama , yaitu sumber air panas, tempat pemandian air panas dan gedung Herbarium. Kondisi obyek saat ini masih terabaikan dan belum dikelola sebagaimana mestinya. 1. Sumber air panas Sumber air panas terdapat di sebelah kanan jalan dari Kecamatan Lubuk Sikaping. Obyek ini dikelilingi oleh kawasan hutan lindung dan cagar alam. Sumber air panas sering dijadikan sebagai tempat merebus makanan oleh pengunjung, dengan luasan sekitar 2.8 ha. Kondisi umum dari obyek sumber air panas ini dapat dilihat pada Gambar 2. Belum terdapat bentuk pengelolaan intensif terhadap obyek sumber air panas ini . Lokasi ini merupakan salah satu pusat aktivitas pengunjung. Tingginya aktivitas pengunjung menyebabkan banyaknya sampah sisa cangkang telur yang direbus pengunjung dan bungkusan mie instan. Sisa sampah pengunjung banyak bertebaran di sekitar objek mata air panas padahal di dekat sumber mata air panas sudah disediakan tempat sampah. Sumber air panas yang ada di rimbo panti ini akibat dari raising magma dengan deforestasi primer, sekunder, dan tertier dengan patahan semangko yang ada di Panti Sahana, 2007. Patahan semangko terbentuk dari pertemuan plate tektonik India Australia dan plate Eurasia sehingga berlaku hukum dextral convergen. Akibat adanya subduksi deformasi dextral comvergen itu membentuk sesar semangko yang membelah pulau Sumatera. Gambar 2 Sumber air panas Rimbo Panti 2. Kolam pemandian air panas Kolam pemandian air panas TWA Rimbo Panti berjarak ± 50 m dari jalan raya utama. Tempat pemandian air panas TWA Rimbo Panti berupa kolam pemandian yang terpisah untuk laki- laki dan perempuan. Masing- masing bak kira- kira beukuran 3.5 x 3 meter. Pembangunan kolam pemandian air panas ini bekerja sama dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pasaman. Gambar 3 menunjukkan kondisi umum tempat pemandian air panas di TWA Rimbo Panti. a b c d Gambar 3 Kolam Pemandian Air Panas, a Papan Nama; b Gerbang Masuk Kawasan; c Lorong Menuju Kolam Pemandian; d Bak Pemandian Bentuk-bentuk pengelolaan obyek tempat pemandian air panas saat ini adalah : 1. Pembangunan bak penampungan permanen.Air kolam pemandian ini berasal dari 2 sumber, yaitu sumber air panas perut bumi TWA Rimbo Panti ± 50 m dari kolam pemandian dan air dingin yang berasal dari pegunungan ± 1 km dari kolam pemandian. 2. Pergantian secara rutin air kolam pemandian satu kali setiap harinya 3. Penyediaan ruang ganti pengunjung 4 kamar untuk pengunjung laki-laki, 4 kamar untuk pengunjung perempuan 4. Pembatasan waktu kunjungan Sahana 2007 menyebutkan bahwa air di kolam pemandian air panas ini mempunyai sifat fisika dan kimia antara lain suhu 72 °C, pH 8, O2 terlarut 1.0 ppm, CO2 bebas 0.88 ppm, airnya keruh dan tidak terdapat batu-batuan. Waktu kunjungan maksimal adalah jam 19.00 WIB dengan tujuan petugas kebersihan mempunyai waktu untuk membersihkan obyek. Kolam pemandian saat ini sudah dilengkapi dengan WC, tempat bilasan terakhir, dan ruangan ganti pakaian. Kegiatan penggantian air kolam dilakukan sekali sehari pada tiap malam. Ruang ganti pakaian berjumlah masing- masing 4 kamar pada pria dan wanita namun saat ruang ganti yang berfungsi baik dan bisa digunakan masing- masing untuk pria dan wanita hanya berjumlah 1 kamar saja, 3 kamar lainnya rusak. Ruangan untuk tempat bilasa terakhir kondisi bangunannya baik tetapi kurang terawat. 3. Gedung herbarium Gedung herbarium terletak di sebelah kanan jalan dari Kecamatan Lubuk Sikaping. Kondisi fisik bangunan ini masih bagus tetapi tidak terawat dan belum dimanfaatkan dengan baik. Hal ini ditandai dengan kondisi dari gedung herbarium yang pintunya selalu ditutup dan herbarium yang ada di dalamnya banyak yang sudah rusak sehingga tidak bias lagi memberikan informasi yang diharapkan oleh pengunjung seperti yang terlihat pada Gambar 4. Di dalam gedung herbarium terdapat berbagai contoh koleksi herbarium awetan tumbuh-tumbuhan yang berasal dari dalam kawasan lindung Rimbo Panti Cagar Alam dan TWA. Bentuk pengelolaan obyek ini belum intensif, karena saat ini hanya diterapkan aturan pengunjung, seperti pengunjung diwajibkan mengisi buku tamu dan belum ada kete ntuan biaya masuk. Para pengunjung dipersilahkan membayar sesuai keinginan. Gedung herbarium dapat dijadikan obyek wisata pendidikan education tourism bagi pelajar dan mahasiswa.Tepat di samping gedung herbarium terdapat taman bermain anak. Taman ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas bermain bagi anak-anak, seperti seluncuran, ayunan, dan jalan lorong. Gambar 4 Gedung Herbarium.

3.4.2. Pengelolaan Sarana Prasarana Wisata