Penataan Kawasan a. Tata Batas Kawasan
5.4.5. Penataan Kawasan 5.4.5.a. Tata Batas Kawasan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan belum terlihat adanya batas yang jelas antara kawasan CA dengan TWA. Batas yang ada baru antara CA dengan
kawasan di luar CA. Contoh pal batas yang ada di CA Rimbo Panti bisa dilihat di Gambar 8.
Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan rekontruksi batas kawasan CA Rimbo Panti khususnya yang berbatasan dengan lahan penduduk di Kecamatan
Panti secermat dan seteliti mungkin dilakukan dengan cara pendekatan yang partisipatif. Oleh karena itu, apabila tanda batas fisik pal batas telah terpancang,
pal batas tersebut mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan diakui, baik oleh masyarakat maupun lembaga- lembaga pemerintah setempat. Pemeliharaan
batas termasuk rekonstruksi batas akan dilakukan secara simultan dan disesuaikan dengan skala prioritas yang didasarkan pada intensitas kerawanan gangguan
kawasan. Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan, terdapat beberapa pal
batas yang sudah tertutup oleh tumbuhan atau daun-daunan. Hal ini dikhawatirkan bisa menjadi alasan penyerobotan lahan oleh masyarakat sekitar de ngan alasan
tidak terlihatnya pal batas kawasan, sehingga perlu adanya sosialisasi ulang kepada masyarakat melalui wali nagari atau pemuka adat tentang batas kawasan
yang sebenarnya. .
Gambar 8 Pal batas kawasan.
5.4.5.b. Penataan Zonasi dan Blok Kawasan
Kawasan TWA Rimbo Panti merupakan TWA terluas yang terdapat di Sumatera Barat. Kawasannya yang luas tersebut berpeluang untuk dikembangkan
menjadi lebih baik dibandingkan dengan kawasan konservasi lainnya yang ada di Sumatera Barat, karena mampu dikembangkannya berbagai variasi aktivitas
wisata. Untuk memaksimalkan fungsinya sebagai TWA, maka dilakukan penentuan zonasi dan blok kawasan.
Pemerintah Daerah Kab. Pasaman melakukan zonasi kawasan TWA sesuai masterplansedangkan BKSDA Sumatera Barat melakukan penataan kawasan
dengan melakukan penataan blok. Dokumen Penataan Blok TWA Rimbo Panti memberikan informasi bahwa kawasan TWA Rimbo Panti ditata ke dalam 2 blok
pengelolaan, yaitu blok perlindungan dan blok pemanfaatan. Blok perlindungan akan diarahkan pada bagian-bagian kawasan yang kondisinya masih relatif utuh
dan asli. Sedangkan blok pemanfaatan diarahkan pada bagian kawasan yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan potensi
kawasan, seperti penelitian, pendidikan, pengambilan plasma nutfah, dan kegiatan wisata alam.
Akurasi delinasi batas blok-blok dilakukan melalui kegiatan kajian dan penelitian yang berkaitan dengan keutuhan dan potensi kawasan, baik potensi
fisik lansekap, flora, maupun faunanya. Hal ini bertujuan agar pembagian blok- blok ini dapat mengakomodasi sebanyak mungkin kepentingan pengelola kawasan
dan masyarakat RP TWA Rimbo Panti. Didalam pedoman zonasi kawasan TWA yang ada di masterplan PEMDA
ternyata ada bagian kawasan TWA yang sebenarnya merupakan kawasan CA. Kejadian tumpang tindih kawasan ini berpengaruh terhadap pengelolaan kawasan
karena antara CA dan TWA mempunyai perbedaaan fungsi dalam hal pengelolaan kawasan konservasi. Untuk mengatasi hal tersebut dan untuk menduk ung
disetujuinya master plan rencana pengelolaan Rimbo Panti PEMDA Kab. Pasaman dan BKSDA Sumatera Barat pada tahun 2008 melakukan kegiatan
Penataan Blok TWA Rimbo Panti. Penataan blok kawasan menjadi beberapa blok pengelolaan merupakan
kegiatan pengalokasian daerah kawasan hutan sesuai dengan kondisi dan nilai
pentingnya sehingga aktifitas pengusahaan wisata yang nantinya akan dilakukan tidak terlalu berdampak negatif terhadap kelestarian dan keutuhan kawasan TWA
Rimbo Panti. Dengan adanya kegiatan blok diharapkan kemungkinan kerusakan terhadap kawasan dapat diisolir di daerah-daerah tertentu dan dengan harapan bisa
dilakukan penanganan secepat mungkin. Penataan blok yang dilakukan diharapkan dapat berperan dalam mendukung dan menjamin kelestarian kawasan
dan keanekaragaman hayati yang ada di TWA Rimbo Panti sehingga potensi TWA Rimbo Panti sebagai tempat rekreasi dan daerah pariwisata alami tidak
rusak dan hilang di masa mendatang.
5.4.7.
Pengelolaan Pengunjung
Bentuk pelayanan pengunjung yang umum dilaksanaka n di TWA Rimbo Panti adalah wisata tanpa pemandu. Pelayanan wisata tanpa pemandu ini
didukung oleh sudah tersedianya trail wisata. Model tanpa pemandu ini
digunakan karena lebih efektif dan untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja. Pengunjung yang memerlukan pemandu dapat mendatangi pusat informasi dan
akan mendapatkan pelayanan khusus. Kebersihan kawasan merupakan salah satu hal penting yang dilupakan
pengunjung. Walaupun pengelola sudah menyediakan adanya tempat sampah tetapi masih banyak terlihat sampah hasil kegiatan wisata. Pada akhir pekan dan
libur lebaran dimana biasanya terjadi lonjakan pengunjung, di TWA Rimbo Panti biasanya ada petugas dari POLRES Panti dan atau dari SATPOL PP Pasaman
yang ditugaskan berjaga-jaga untuk memberi keamanan dan kenya manan bagi pengunjung.
Saat ini PEMDA Kabupaten Pasaman sudah menyusun Masterplan pengelolaan dengan tenaga ahli dari lemba ga pendidikan tinggi dan akan
dilaksanakan oleh pengelola kawasan BKSDA dan PEMDA. Penyusunan masterplan pengelolaan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
pembangunan dan pengembangan wisata di TWA Rimbo Panti sesuai dengan kaidah konservasi. Masterplan ini bertujuan untuk memberikan acuan pengaturan
tata ruang pemanfaatan komplek ekowisata rimbo panti, acuan desain pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana ekowisata rimbo panti,
dan acuan pengembangan program ekowisata rimbo panti. Masterplan ini akan memberikan peluang perbaikan sistem pengelolaan wisata rimbo panti baik
menyangkut sarana prasarana, pelayanan wisata, pro gram dan paket wisata serta pengaturan lain yang akan lebih mengedepankan kelestarian dan keseimbangan
ekosistem kawasan.
5.4.7.a Karakteristik Pengunjung
Pengunjung merupakan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pengelolaan wisata. Suatu pengelolaan wisata yang baik tentunya akan mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan pengunjung. Karena alasan inilah penting untuk mengetahui karakteristik pengunjung guna menentukan sistem
pemasaran, mengetahui strategi pengelolaan yang harus dilaksanakan dan mengantisipasi dampak kegiatan wisata yang paling mungkin mengancam.
Karakeristik pengunjung di TWA Rimbo Panti berdasarkan hasil kuisioner yang
dibagikan, dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Tabulasi karakteristik pengunjung TWA Rimbo Panti
Karakteristik Pengunjung Jumlah
responden Prosentase
1. Umur tahun a. 1-20
b. 21-40 c. 41
11 15
4 37
50 13
2. Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan 13
17 43
57 4. Pendidikan Terakhir
a. SD b. SMP
c. SMA d. PT
2 5
15 8
7 17
50 26
5. Profesi Pekerjaan a. Pelajar
b. Mahasiswa 2
9 7
30
Karakteristik Pengunjung Jumlah
responden Prosentase
c. PNS Swasta d. Lainnya
16 3
53 10
Sumber : Hasil kuisioner
Karakteristik pengunjung TWA Rimbo Panti dibagi dalam lima kategori. Karakteristik berdasarkan umur, menunjukkan bahwa kate gori umur 19-50 tahun
sebagai persentase pengunjung yang paling banyak di TWA Rimbo Panti. Perbandingan persentase pengunjung pada tiap kelas umur dapat dilihat pada
Gambar 9. Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka pengunjung dengan jenis kelamin perempuan mempunyai persentase lebih tinggi disbanding
pengunjung laki- laki, seperti yang terlihat pada Gambar 10.
2 35
50
13 10
20 30
40 50
60
1-12 ta hun 13-18 ta hun
19-50 tahun 50
50 ta hun Ju
m la
h
Ka tegori Umur
Gambar 9 Diagram Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Umur
43 57
10 20
30 40
50 60
La ki-la ki Perempua n
J u
m la
h
Jenis Kelamin
Gambar 10 Diagram Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tingkat pendidikan yang terbagi pada empat tingkatan, yaitu
SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, terlihat bahwa tingkat pendidikan SMA merupakan persentase pengunjung terbesar di TWA Rimbo Panti. Perbandingan
keempat tingkatan pendidikan tersebut disajikan pada Gambar 11. Hal yang berbeda ditunjukkan pada karakteristik pengunjung berdasarkan profesi. Gambar
12 menunjukkan perbandingan persentase pengunjung dengan 5 jenis profesi, dengan persentase paling tinggi pada profesi PNS. Jika dilihat lebih lanjut,
persentase ini tidak jauh berbeda dengan persentase pada profesi mahasiswa.
Gambar 11 Diagram Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Gambar 12 Diagram Karakteristik Penunjung Berdasarkan Profesi
5.4.7.b. Tujuan dan Pola Kunjungan
Tujuan dan pola kunjungan di TWA Rimbo Panti berdasarkan hasil kuisioner yang dibagikan, dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Tabulasi tujuan dan pola kunjungan
No Tujuan dan Pola Kunjungan
Jumlah responden
Prosentase
1. Tujuan utama kunjungan a.
Sekedar singgah untuk beristirahat b.
Berjalan-jalan menikmati pemandangan
c. Kegiatan penelitian
d. Kunjungan sekolah perguruan tinggi
e. Lainnya
5 20
2 3
17 67
6 10
2. Kegiatan yang dilakukan di TWA Rimbo Panti
a. Wisata keluarga
b. Menikmati pemandangan alam
c. Melihat dan mengamati satwa
d. Melihat dan mengamati tumbuhan
e. Lainnya
3 25
2 10
84 6
3. Daya tarik utama TWA Rimbo Panti a.
Sumber air panas b.
Satwa c.
Hutan dan tumbuhan d.
Pemandangan alam SA. Merapi e.
Lainnya 18
3 2
7 61
10 6
23
No Tujuan dan Pola Kunjungan
Jumlah responden
Prosentase
4. Rekan kunjungan a.
Sendiri b.
Teman c.
Keluarga d.
Lainnya 5
14 8
3 17
47 26
10
5. Lama kunjungan a.
1 hari b.
2 hari c.
Kurang dari 1 hari 16
4 10
54 13
33
Sumber : Hasil kuisioner
Perbandingan persentase tujuan utama kunjungan di TWA Rimbo Panti dapat dilijat pada Gambar 13. Berdasarkan gambar tersebut, terlihat bahwa
persentase paling tinggi ditunjukkan pada tujuan kunjungan untuk berjalan-jalan menikmati keindahan alam. Jika dilihat berdasarkan kegiatan yang disukai di
TWA Rimbo Panti, persentase paling tinggi ditunjukkan pada kegiatan menikmati pemandangan, seperti yang terlihat pada Gambar 14.
Gambar 13 Diagram tujuan kunjungan
Gambar 14 Diagram Kegiatan yang disukai di TWA Rimbo Panti
Berdasarkan hasil pengolahan data kusioner dapat diketahui bahwa objek yang menjadi daya tarik utama bagi pengunjung adalah sumber mata air panas,
seperti yang terlihat pada Gambar 15. Kebanyakan pengunjung ke TWA Rimbo Panti yaitu pergi bersama teman dan biasanya kunjungan dilakukan kurang dari 1
hari tidak bermalam, seperti yang tergambar pada Gambar 16 dan Gambar 17. Selain menikmati pemandangan alam, pengunjung TWA Rimbo Panti juga
menilai bahwa di Rimbo Panti banyak jenis tumbuhan yang dianggap menarik karena ciri fisik tumbuhan yang batangnya besar, berdaun lebat, serta mempunyai
kayu yang kuat, yang ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 15 Diagram Daya Tarik Utama TWA Rimbo Panti
Gambar 16 Diagram Rekan Kunjungan di TWA Rimbo Panti
100 Berma la m
Tida k berma la m
Gambar 17 Diagram Lama Kunjungan di TWA Rimbo Panti
Gambar 18 Diagram alasan utama kenapa jenis tumbuhan dianggap objek menarik di TWA Rimbo Panti
5.4.7.c. Penilaian Pengunjung
Pengunjung TWA Rimbo Panti sebanyak 43 meminta adanya perbaikan jalan di TWA Rimbo Panti, baik jalan menuju kawasan maupun ja lan yang
melewati kawasan Rimbo Panti. Pengunjung menilai fasilitas di TWA Rimbo Panti secara umur cukup memuaskan dan mengharapkan adanya fasilitas yang
lengkap di TWA Rimbo Panti diiringi dengan adanya bentuk pelayanan yang intensif. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Tabulasi penilaian pengunjung
No Penilaian Pengunjung
Jumlah responden
Prosentase
1. Sarana dan Prasarana yang perlu ditambah di TWA Rimbo Panti
a. Perbaikan Jalan b. Pengadaan sarana ibadah
c. Pengadaan sarana transportasi d. Pengadaan souvenir shop
e. Pengadaan penginapan f. Lainnya tempat sampah
13 5
6 3
3 43
17
20 10
10
2. Penilaian fasilitas a. Sangat memuaskan
b. Cukup memuaskan c. Kurang memuaskan
16 14
53 47
3. Bentuk fasilitas yang diinginkan a. Fasilitas lengkap pelayanan intensif
b. Fasilitas sederhana pelayanan intensif c.Tanpa fasilitas, dibiarkan begitu saja.
19 8
3 64
26 10
Sumber : Hasil k uisioner
5.4.7.d Harapan dan Saran Pengunjung
Harapan pengunjung yang paling utama adalah dilaksanakannya kegiatan pembersiahan sampah pengunjung secara rutin terutama di objek-objek menarik,
seperti sumber air panas dan di sepanjang jalan di dalam kawasan. Beberapa harapan pengunjung lainnya terkait pengelolaan TW A Rimbo Panti adalah
sebagai berikut :
1 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana yang sudah ada, terutama yang
menunjang kegiatan pendidikan seperti rumah herbarium.
2
Peningkatan jumlah sarana kebersihan seperti penambahan jumlah tempat pembuangan sampah di titik-titik yang ramai dikunjungi pengunjung.