Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

22 Rasio RC Revenue Cost Ratio bertujuan untuk mengukur efisiensi input- input dengan menghitung perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total. Perbandingan ini menunujukkan penerimaan kotor setiap rupiah yang digunakan dalam usaha. Semakin tinggi nilai RC ratio menunjukkan semakin besar penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Dengan demikian perolehan nilai RC rasio yang semakin tinggi maka tingkat efisiensi pendapatan pun semakin tinggi maka efisiensi pendapatan pun semakin baik. RC Rasio =

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Peternak mandiri dan peternak plasma dalam usahaternak mempunyai keterbatasan dalam memaksimumkan pendapatan. Hal ini disebabkan oleh manajemen teknis budidaya dan fluktuasi harga sarana produksi. Penanganan manajemen teknis budidaya yang baik menyebabkan biaya produksi menjadi rendah. Manajemen budidaya yang buruk menyebabkan tingkat mortalitas tinggi dan Feed Convertion Ratio FCR. Tingginya tingkat mortalitas menyebabkan sedikitnya hasil panen sehingga biaya produksi tinggi. FCR yang diperoleh sangat besar maka akan semakin tinggi pula biaya pakan selama proses produksi. Peternak mandiri dan plasma mempunyai manajemen teknis yang berbeda. Pergerakan harga sarana produksi sangat berfluktuasi, terutama pakan dan DOC. Peternak plasma terjamin dari fluktuasi harga sarana produksi dengan adanya kontrak. Peternak plasma mendapat harga sarana produksi lebih mahal dari peternak mandiri karena peternak plasma melakukan pembayaran dilakukan secara kredit kepada inti yang diatur pada kontrak. Peternak mandiri rentan akan Total Penerimaan TR Total Biaya TC 23 fluktuasi harga sarana produksi tetapi bebas membeli sarana produksi dengan harga yang lebih murah. Saat harga sarana produksi tinggi, peternak mandiri mempunyai risiko yang tinggi. Perbedaan manajemen teknis dan biaya sarana produksi pada peternak mandiri dan plasma berkaitan dengan struktur biaya dan masing-masing kontribusi biaya. Pemahaman struktur biaya penting karena berimplikasi pada pendapatan. Struktur biaya akan dianalisis biaya tetap, biaya variabel dan unit cost. Pendapatan akan dianalisis biaya tunai, biaya non-tunai dan pendapatan total. Pengukuran efisiensi input-input dengan menghitung perbandingan antara penerimaan total dengan biaya produksi total masing-masing peternak dapat dianalisis menggunakan RC rasio, sehingga kekurangan dan kelebihan pada kedua peternak dapat diketahui sebagai masukan untuk peningkatan pendapatan usahaternak. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2. 24 Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran Operasional Usahaternak ayam ras pedaging Manajemen teknis budidaya dan fluktuasi harga sapronak Peternak kemitraan Peternak mandiri Analisis perbandingan usahaternak ayam ras pedaging pada peternak kemitraan dan peternak mandiri Pendapatan, RC rasio, Uji beda pendapatan Struktur biaya Peningkatan pendapatan usahaternak 25

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2012. Waktu Penelitian dilakukan di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara purposive berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bogor dengan pertimbangan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang memiliki populasi ayam ras pedaging terbesar.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan terdiri dari data sekunder dan data primer. Jenis data sekunder yaitu data populasi ternak nasional, data PDB peternakan, data perkembangan produksi ternak, jumlah penduduk dan konsumsi ayam ras pedaging di Indonesia, data kontribusi total kuantitas daging ayam ras pedaging terhadap produksi di Jawa Barat, data populasi ayam ras pedaging Provinsi Jawa Barat, data perkembangan populasi ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor dan data populasi ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Bogor. Data sekunder diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan, Dinas Peternakan dan Perikanan Bogor, Departemen Pertanian, UPT Pamijahan dan Kecamatan Pamijahan baik publikasi cetak maupun elektronik. Data primer yang digunakan yang diambil yaitu data produksi, data biaya produksi ayam ras pedaging, data penerimaan produksi ayam ras pedaging dan karakteristik peternakan. Data primer diperoleh dari peninjauan langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan responden.

4.3. Penentuan Jumlah Responden

Pengambilan sampel peternak terdiri dari dua tipe peternak, yaitu peternak mandiri dan peternak kemitraan plasma. Penentuan sampel peternak dari Dinas Peternakan dan Dinas Perikanan Kabupaten Bogor Tahun 2011. Pengambilan