11
temperatur di dalam kandang agar suhu ayam tetap stabil dan pertumbuhan ayam tidak terganggu Rahardi 2003.
2.3.6. Listrik
Penggunaan listrik dalam usaha peternakan ayam ras pedaging ini tujuannya sebagai pencahayaan. Pengaturan cahaya lampu dimalam hari sangat
menunjang pemeliharaan ayam ras pedaging didaerah tropis, terutama untuk makan di malam hari, karena pengaturan cahaya akan membantu meningkatkan
penampilan ayam Di daerah tropis, suhu siang hari cukup tinggi sehingga mengganggu konsumsi pakan. Untuk mengejar konsumsi pakan, ayam harus
diberi kesempatan makan pada malam hari. Tata letak lampu yang benar dan cahaya lampu yang cukup dalam kandang membantu meningkatkan konsumsi
pakan. Biaya pemakaian listrik tidak terlalu mempengaruhi input usaha dibidang peternakan ayam Girinsonta 1997.
2.3.7 Bahan Bakar
Faktor produksi bahan bakar dalam usaha peternakan ayam ras pedaging ini dikaitkan dengan penggunaan indukan atau brooder. Alat ini berfungsi
menyerupai induk ayam, yakni menghangatkan ayam ketika baru menetas. Sumber panas yang bisa digunakan bermacam-macam, mulai dari kompor,
minyak, gas, lampu pijar, atau air panas. Dan tujuan utama indukan adalah memberikan kehangatan bagi ayam, agar dapat menunjang keberhasilan
pemeliharaan Girinsonta 1997.
2.4. Pola Kemitraan
Menurut Dinas Peternakan Kabupaten Bogor 2010, kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar yang
disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan besar yang disertai
prinsip saling
memerlukan, saling
memperkuat dan
saling
12
menguntungkan. Pada hakikatnya kerjasama kemitraan berfungsi untuk memperkokoh struktur ekonomi nasional.
Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kesjahteraan produsen peternakan melalui penguatan daya saing, pemerintah Indonesia telah
mengarahkan para produsen peternakan untuk saling menjalin kerjasama kemitraan Sutawi 2007. Berdasarkan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan,
kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Menurut Kepmentan No. 940 Tahun 1997 tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian, kemitraan usaha pertanian adalah kerjasama usaha antara
perusahaan mitra dengan kelompok mitra di bidang usaha pertanian. Dalam agribisnis ayam ras pedaging, pada tahun 1990 pemerintah melakukan
restrukturisasi dengan menerbitkan Keppres No. 22 Tahun 1990 tentang Pembinaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. Inti Keppres No. 22 Tahun 1990
yaitu membebaskan usaha ayam pedaging tidak hanya untuk usaha peternakan rakyat tetapi juga mengijinkan untuk skala perusahaan yang melakukan kemitraan
dengan peternakan rakyat. Kepmentan No. 472 tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging, kemitraan dapat
dilaksanakan dengan pola Perusahaan Inti Rakyat PIR, pola pengelola atau pola penghela Sutawi, 2007.
Sumardjo 2001 menyatakan, dalam sistem agribisnis terdapat lima bentuk kemitraan antara petani dengan pengusaha besar. Kelima jenis kemitraan
tersebut adalah pola inti plasma, pola subkontrak, pola dagang umum, pola keagenan dan kerjasama operasional agribisnis. Usahaternak ayam ras pedaging
pola inti plasma, perusahaaan mitra menyediakan sarana produksi, memberikan bimbingan teknis dan manajemen, memasarkan hasil produksi peternakan dan
13
mengusahakan permodalan sedangkan peternak plasma menyediakan tenaga kerja, kandang dan peralatan untuk melaksanakan budidaya.
2.5. Biaya Produksi