45
hibrida rata-rata per hektar benih pokok sebanyak 25,78 kg dan untuk benih sebar penggunaanya lebih banyak yaitu 28,24 kg per hektar. Penggunaan benih ini harus
bebas organisme pengganggu tanaman OPT, dan dengan daya tumbuh benih minimal 80 persen.
d. Pengolahan Lahan
Lahan yang digunakan untuk pertanaman harus diperiksa sejarah lapangan untuk mengindari kemungkinan terjadi percampuran dengan tanaman atau
varietas lain, tidak memilih jenis tanah asal tersedia struktur lumpur sedalam 15- 30. Isolasi jarak antara tanaman untuk produksi benih dengan tanaman lain untuk
konsumsi atau varietas dari kelas benih berbeda minimal dua meter. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan tanah yaitu
pembajakan, perataan, pencangkulan, dan memperbaiki pematang. Pengolahan tanah dimulai dengan kegiatan membajak. Kegiatan membajak tanah dilakukan
dengan menggunakan alat bajak kerbau. Kegiatan pembajakan dilanjutkan dengan kegiatan perataan tanah, yaitu
kegiatan menghaluskan struktur tanah hasil pembajakan yang masih berupa bongkahan-bongkahan tanah. Pembajakan tanah biasanya tidak mencapai sudut-
sudut sawah, sehingga tanah yang tidak terbajak diselesaikan dengan cara dicangkul. Pada waktu yang bersamaan, biasanya petani memperbaiki pematang
sawah. Pematang sawah diperbaiki dengan cara dikikis dengan cangkul yang kemudian dilempar ke lahan. Setelah itu, pematang kembali ditambal dengan
tanah berlumpur hingga rata. Setelah kegiatan pembajakan selesai dilakukan, kemudian lahan diberakan selama beberapa minggu. Lamanya waktu pemberaan
tanah tergantung pada umur bibit disemai.
e. Pembibitan
Kegiatan pembibitan dilaksanakan dalam rangka penyediaan bibit unggul bersertifikat untuk mendukung pelaksanaan budidaya padi secara berkelanjutan.
Benih yang digunakan berlabel biru dan memiliki daya tumbuh minimum 90 persen. Kebutuhan benih rata-rata pada responden 25,78 kg per ha untuk
penangkar dan 28,24 kg per hektar untuk petani padi. Tujuan pembibitan ini untuk memperoleh bibit yang siap tanam pada umur 12 sampai 20 hari.
46
a. Persiapan lahan pembibitan Persiapan lahan untuk pembibitan biasanya dilakukan setelah lahan selesai
dibajak pembajakan pertama atau saat waktu pemberaan lahan setelah dibajak. Lahan yang telah dibajak pada pengolahan tanah dibuat menjadi beberapa petak..
Media persemaian menggunakan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Luas persemaian yang digunakan adalah 200 m
2
untuk memenuhi kebutuhan bibit seluas 1 hektar.
b. Perlakuan benih sebelum sebar Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk mendapatkan benih yang bernas,
yang dapat menekan dan menghilangkan penyakit yang ada pada benih, merangsang meratanya pengecambahan benih sehingga mengalami pertumbuhan
yang serempak. Perlakuan yang dimaksud adalah perendaman benih dengan menggunakan garam atau air abu. Perendaman dilakukan dengan mencampur satu
sendok makan garam atau tiga sendok abu setiap satu liter air dengan air bersih secukupnya. Perendaman dilakukan selama 24 jam. Setelah perendaman, benih
dicuci sambil dipisahkan antara benih yang bernas dengan benih hampa dan kotoran lainnya. Setelah itu, benih kembali didiamkan selama 12 jam sebelum
tanam.
f. Penanaman Tandur
Bibit siap ditanam ketika mencapai umur yang optimal untuk dipindah ke lahan. Hal ini terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama
perkembangan anakan setelah ditanam. Selain itu, faktor yang berpengaruh dalam menentukan umur bibit yaitu musim tanam. Penentuan umur bibit untuk padi
ramah lingkungan lebih didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lahan. Bibit umur muda akan menghasilkan anakan yang banyak
karena masih dalam masa pertumbuhan generatif yang tinggi. Petani penangkar padi bibit yang relatif masih muda 12 sampai 20 hari. Bibit pada umur ini sudah
memiliki empat helai daun atau lebih, dengan tinggi 10 sampai 15 cm. Sehingga bibit perlu diperlakukan secara hati-hati terutama pada bagian akar agar tidak
rusak saat dicabut dari persemaian. Pada umumnya musim tanam untuk responden dimulai pada bulan
Desember hingga Maret dan dilanjutkan pada Agustus hingga November.
47
Sementara musim tanam kedua dimulai pada bulan April sampai Juli. Sebelum bibit ditanam, lahan dibuat pola jarak tanam dengan menggunakan alat caplakan.
Menaplak lahan dilakukan dua kali dengan arah 65 berlawanan vertikal- horizontal sehingga terbentuk pola tanam dengan jarak tanam yang telah
ditentukan pada caplakan. Usahatani penangkaran padi menggunakan jarak tanam 12,5 cm x 20 cm x 50 cm. Jarak kelompok barisan tanam yaitu 50 cm, untuk
memudahkan pemeliharaan dan penghematan penggunaan pupuk serta cakupan unsur hara menjadi luas. Cara penanaman benih padi bibit ditanam satu hingga
dua per rumpun lobang tanam dengan kedalaman yang dianjurkan sekitar satu sampai 1,5 cm. Batang dan akar bibit ditanam membentuk huruf L.
g. Pengaturan Air