47
Gambar 14. Struktur histologi testis ikan betok A. testudineus
Keterangan : Ji = Jaringan Ikat; Sg = Spermatogonium; Sp = Spermatosit Primer; Ss = Spermatosit Sekunder ; Sz = Spermatozoa
Gambar 15. Struktur histologi ovarium ikan betok A. testudineus
Keterangan : N = Nukleus; Os = Oosit; Ot = Ootid; Ov = Ovum; O = Oil Droplet butir minyak; FYG = Fusion Yolk Egg Kuning Telur
4.5.3. Indeks kematangan gonad IKG ikan betok
Indeks kematangan gonad IKG merupakan persentasi dari berat gonad terhadap berat tubuh ikan betina yang berarti IKG merupakan satuan yang
FYG
Ot N
O
Os TKG III
TKG IV FYG
O N
Ot
Os Ov
10x10 10x10
TKG I TKG II
TKG III TKG IV
10x10 10x10
10x10 10x10
Ji Sg
Sg Sp
Ji
Ss Sz
100 µm 100 µm
100 µm 100 µm
100 µm 100 µm
II III
I
48
menyatakan perubahan gonad secara kuantitatif Sjafei et al. 1992. Secara keseluruhan nilai IKG ikan betok berkisar antara 0.14 - 17.77 , dengan kisaran
IKG ikan jantan sebesar 0.14 - 7.67 , dan ikan betina sebesar 0.19 - 17.77 Lampiran 19. Bagenal 1973 in Yustina dan Arnentis 2002, menyatakan bahwa
ikan yang mempunyai nilai IKG lebih kecil dari 20 merupakan kelompok ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali setiap tahunnya.
Secara umum nilai IKG ikan betok jantan dan betina berfluktuasi pada setiap bulan dan stasiun penelitian. Ditinjau dari nilai IKG rata - rata ikan betok
secara keseluruhan Gambar 16 dan Lampiran 19 diperoleh bahwa nilai IKG tertinggi terdapat pada stasiun danau yaitu pada bulan desember 1.27 ± 1.39
untuk ikan jantan dan bulan januari 7.51 ± 4.77 untuk ikan betina. Sedangkan, nilai IKG terendah terdapat pada stasiun rawa 0.69 ± 0.34 untuk ikan jantan
dan stasiun danau 2.29 ± 1.57 untuk ikan betina, masing - masing pada bulan November.
Hasil diatas menunjukkan bahwa puncak musim pemijahan ikan betok di rawa banjiran DAS Mahakam terjadi pada bulan Desember yang bersamaan
dengan adanya kenaikan paras muka air tertinggi yang terjadi pada bulan tersebut. Hasil ini didukung oleh ditemukannya persentase tertinggi ikan jantan dan betina
yang telah matang gonad TKG III dan IV pada bulan yang sama Lampiran 17. Ditemukannya IKG tertinggi pada bulan Januari diduga karena di lokasi
penelitian masih terjadi banjir dan belum mengalami penurunan paras muka air sehingga ikan betok masih mengalami proses pemijahan. Keterkaitan antara
kenaikan paras muka air dengan IKG juga ditemukan pada ikan selais Ompok hypophthalmus Bleeker di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri, dimana terjadi
peningkatan muka air diiringi dengan meningkatnya persentase IKG, walaupun tidak terjadi pada kenaikan muka air maksimum Simanjuntak 2007.
Bulan November masih merupakan bulan awal musim penghujan di daerah rawa banjiran DAS Mahakam sehingga ikan betok masih dalam proses
adaptasi dengan lingkungan sekitar yang cenderung berubah dan ditandai dengan perubahan tinggi paras muka air. Perubahan ini menyebabkan suplai makanan
meningkat yang juga meningkatkan pertumbuhan ikan betok lebih dari biasanya. Datangnya massa air baru akibat banjir menjadi stimulus ikan betok untuk memijah.
Oleh karena itu, pada bulan November lebih banyak ditemukan ikan betok dengan TKG I dan II dari pada ikan betok dengan TKG III dan IV Lampiran 17.
49
Gambar 16. Indeks kematangan gonad rata - rata ± SD ikan betok jantan dan betina berdasarkan stasiun penelitian
0.78 4.45
0.87 0.69
3.99 3.33
-2.00 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
14.00
November Desember
Januari
Bulan Penelitian IK
G
Jantan Betina
0.86 3.81
0.85 0.96
3.59 2.49
-2.00 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
14.00
November Desember
Januari
Bulan Penelitian IK
G
Jantan Betina
0.89 7.51
1.27 0.92
3.26 2.29
-2.00 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
14.00
November Desember
Januari
Bulan Penelitian IK
G
Jantan Betina
Rawa
Sungai
Danau
In d
eks K
em a
tan g
an G
o n
ad
50
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IKG ikan betok jantan dan betina cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya TKG sampai pada TKG IV
kemudian menurun saat memasuki TKG V Gambar 17 dan Lampiran 19. Kondisi ini terjadi pada setiap stasiun selama penelitian. Terjadinya penurunan nilai IKG
pada TKG V diduga disebabkan oleh berkurangnya sebagian besar gonad yang dikeluarkan pada waktu proses pemijahan. Menurut Tamsil 2000, umumnya
gonad ikan akan terus berkembang dan akan mencapai nilai maksimum pada TKG IV, kemudian menurun saat memasuki TKG V, karena ikan sudah melakukan
pemijahan.
0.34 1.61
0.85 0.69
0.32 6.00
0.80 0.62
1.03 2.58
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
I II
III IV
V TKG
IK G
Jantan Betina
Gambar 17. Hubungan IKG dengan TKG ikan betok jantan dan betina Secara keseluruhan, IKG ikan betok betina cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan jantan Gambar 16 dan 17. Menurut Effendie 1997, pada umumnya kisaran IKG ikan betina lebih besar dibandingkan dengan kisaran
IKG ikan jantan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan ukuran gonad antara ikan jantan dan betina. Biasanya ovarium pada ikan betina akan lebih berat daripada
testis pada ikan jantan. Pada umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina berkisar antara 10 - 25 dari berat tubuhnya, sedangkan pada ikan
jantan berkisar antara 10 - 15 Effendie 1997 atau 5 - 10 Affandi Tang 2002. Perkembangan gonad tersebut seiring dengan peningkatan berat
gonad yang kemudian mempengaruhi nilai rata - rata IKG. Indeks kematangan gonad akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan berat gonad ikan
tersebut Effendie 1997. Pengaruh perkembangan gonad terhadap berat tubuh pada ikan betina lebih terlihat dibandingkan ikan jantan.
IK G
51
4.5.4. Fekunditas ikan betok