21
sebelumnya telah diawetkan dengan larutan formalin 4, dikeringkan lalu ditimbang berat totalnya G. Setelah itu, diambil 3 bagian secara acak dari satu
gonad yang akan diamati, lalu ditimbang beratnya Q. Gonad contoh lalu diencerkan ke dalam 10 ml air V. Sebanyak 1 ml gonad contoh diambil dengan
menggunakan pipet tetes untuk dihitung jumlahnya X. Fekunditasnya dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut Effendie 1979 :
Q GxVxX
F
Keterangan : F
= Fekunditas butir G
= Berat gonad gram V
= Volume pengenceran ml X
= Jumlah telur tiap ml butir Q
= Berat telur contoh gram
3.4.5. Kualitas air
Analisis kualitas air dilakukan pada 3 stasiun penelitian st. rawa, st. sungai, dan st. danau. Data yang diperoleh merupakan data sementara karena
hanya dikumpulkan dalam kurun waktu 3 bulan. Analisis kualitas air dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku melalui
penyajian tabel yang menunjukkan hubungan parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama adalah komposisi ikan betok dan parameter
pendukung adalah parameter kualitas air yang terdiri atas parameter fisika suhu, kedalaman, dan kekeruhan, kimia pH, oksigen terlarut, dan alkalinitas, dan
biologi penutupan tumbuhan air. Parameter pendukung digunakan untuk melengkapi data parameter utama.
Nilai rata - rata merupakan ukuran pemusatan data yang membagi data menjadi dua kelompok data yang memiliki massa yang sama. Apabila x1, x2,...,xn
adalah anggota suatu contoh berukuran n, maka nilai tengah contoh tersebut adalah Mattjik Sumertajaya 2002 :
n i
xi n
1
1
Keterangan :
= Nilai rata-rata n
= Jumlah data xi
= Nilai data ke-i
22
Simpangan baku contoh merupakan akar dari ragam contoh yang dilambangkan dengan s. Simpangan baku dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Mattjik Sumertajaya 2002 :
2 1
1 1
n i
x xi
n s
Keterangan : s
= Simpangan baku contoh n
= Jumlah data xi
= Nilai data ke-i
= Nilai rata-rata Berdasarkan PP RI No 82 tahun 2001, perairan yang diperbolehkan untuk
keperluan perikanan dalam hal ini yang dapat menunjang kehidupan ikan betok adalah perairan yang memiliki kandungan pH 6 - 9 dan oksigen terlarut 3 mgl.
Apabila data hasil kualitas air yang diperoleh tidak sesuai dengan bakumutu PP RI No 82 tahun 2001 maka perairan tersebut kurang sesuai dalam menunjang
kehidupan biota perairan dalam hal ini ikan betok.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Umum Perairan Rawa Banjiran DAS Mahakam
Penelitian ini dilakukan di rawa banjiran DAS Mahakam yang meliputi Sungai Rebak Rinding, Danau Melintang, dan rawa rapak yang berada di dekat
kawasan Danau Melintang. Musim penghujan yang berlangsung selama penelitian meningkatkan massa air dan menyebabkan banjir. Pada saat banjir, terjadi
penyatuan berbagai macam habitat perairan yang ada di sekitarnya seperti rawa, sungai, dan danau sehingga terbentuklah suatu ekosistem baru yang disebut rawa
banjiran. Menurut Mustakim 2008, saat musim kemarau, daerah di sekitar aliran
Sungai Mahakam akan terpisah menjadi beberapa habitat seperti rawa, sungai, dan danau. Habitat - habitat tersebut akan menyatu pada saat musim penghujan.
Kondisi tersebut akan berlangsung selama ± 3 bulan. Fluktuasi air merupakan kondisi yang sangat mempengaruhi kualitas air di
rawa banjiran. Untuk mengetahui kondisi perairan di daerah rawa banjiran tersebut, maka dilakukan pengamatan parameter fisika, kimia, dan biologi secara
umum yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kisaran nilai parameter fisika, kimia, dan biologi perairan rawa banjiran
DAS Mahakam
Stasiun Parameter
Satuan Rawa
Sungai Danau
Baku Mutu
Fisika
Suhu C
29.97 ± 0.20 29.01 ± 0.90
29.03 ± 0.96 Kedalaman
m 0.84 ± 0.19
3.15 ± 1.00 2.67 ± 1.06
Kekeruhan NTU
52.33 ± 0.58 106.67 ± 2.52
99.33 ± 2.52
Kimia
pH 5.76 ± 0.19
6.38 ± 0.32 6.58 ± 0.35
6 – 9 Oksigen Terlarut
DO mgl
2.07 ± 0.09 4.08 ± 0.58
3.48 ± 0.30 3
Alkalinitas mgl
8.28 ± 0.85 15.17 ± 0.32
15.23 ± 2.29
Biologi
Tumbuhan Air m2
78.33 ± 7.64 31.67 ± 2.89
55.00 ± 5.00 Baku mutu berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 untuk air kelas III
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Effendie 1979. Ikan - ikan di perairan tropik hidup pada lingkungan yang hangat