Pembedahan ikan contoh Penentuan tingkat kematangan gonad TKG

16 Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk dianalisis, dibedah, dan diambil gonadnya. 3.3.2. Pengamatan ikan contoh di laboratorium 3.3.2.1. Pengukuran panjang dan berat ikan contoh Panjang total ikan contoh diukur dari ujung kepala terdepan sampai ujung sirip ekor paling belakang dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0.01 cm sedangkan berat total ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan ohaus kapasitas 310 gram dengan ketelitian 0.01 gram. Sebelum ditimbang, tubuh ikan dikeringkan terlebih dahulu dengan menggunakan tisue agar kandungan formalin dan air yang dipakai untuk mengawetkan ikan tersebut berkurang sehingga berat ikan yang diperoleh tidak terlalu berbeda nyata dari keadaan yang sebenarnya.

3.3.2.2. Pembedahan ikan contoh

Ikan contoh yang telah diawetkan di dalam larutan formalin 10 dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari anus menuju bagian atas perut sampai ke bagian belakang operculum kemudian menurun ke arah ventral hingga ke dasar perut. Dagingnya dibuka sehingga organ - organ dalamnya dapat terlihat dengan jelas dan jenis kelamin dapat ditentukan dengan melihat morfologi gonadnya berdasarkan Cassie 1956 in Effendie 1979. Setelah itu, gonad diambil dan dipisahkan dari organ-organ dalam lainnya kemudian diawetkan dengan larutan formalin 4.

3.3.2.3. Penentuan tingkat kematangan gonad TKG

Penentuan tingkat kematangan gonad TKG ikan betok A. testudineus dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara morfologi dan histologi. Secara morfologi dapat ditentukan dengan menggunakan klasifikasi TKG ikan belanak Mugil dussumieri menurut Cassie 1956 in Effendie 1979 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan, penentuan TKG secara histologi dapat dilakukan dengan mengamati perkembangan gonad melalui fase perkembangan sel telur dari gonad tersebut Sjafei et al. 1992. Pembuatan preparat histologi gonad dapat dilihat pada Lampiran 5. Analisis histologi gonad ikan betok dilakukan untuk mengetahui TKG ikan secara lebih teliti serta pola pemijahan ikan tersebut. Metode ini cocok dipakai oleh ikan betok yang mempunyai gonad dengan ukuran kecil Effendie 1979. 17 Tabel 1. Klasifikasi tingkat kematangan gonad ikan belanak Mugil dussumieri berdasarkan modifikasi Cassie 1956 in Effendie 1979 No TKG Jantan Betina 1 I Testis seperti benang, lebih pendek terbatas dan terlihat ujungnya di rongga tubuh. Warna jernih. Ovari seperti benang, panjang sampai kedepan rongga tubuh. Warna jernih. Permukaan licin. 2 II Ukuran testis lebih besar. Pewarnaan putih seperti susu. Bentuk lebih jelas dari TKG I Ukuran ovari lebih ovari lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuning- kuningan. Telur belum terlihat jelas dengan mata. 3 III Permukaan testis tampak bergerigi. Warna makin putih, testis makin besar. Dalam keadaan diawetkan mudah putus. Ovari berwarna kuning. Secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata. 4 IV Bentuknya seperti TKG III tetapi lebih jelas, testis makin pejal, rongga tubuh mulai penuh, dan berwarna putih susu. Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi ½ - ⅔ rongga tubuh, usus terdesak. 5 V Testis bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan masih terisi. Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa terdapat didekat pelepasan. Banyak telur seperti pada TKG II.

3.3.2.4. Penentuan diameter telur

Dokumen yang terkait

Kajian kebiasaan makanan dan kaitannya dengan aspek reproduksi ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada habitat yang berbeda di lingkungan Danau Melintang Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

0 30 250

Karakterisik Fenotip Morfometrik dan Genotip RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Ikan Betok Anabas testudineus (Bloch, 1792)

0 6 33

Keanekaragaman genetik ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada tiga tipe ekosistem perairan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan

0 3 105

Evaluasi Waktu Pemberian Pakan Buatan Pada Larva Ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch)

0 7 31

Studi perkembangan dan pematangan akhir gonad ikan betok (Anabas testudineus Bloch) dengan rangsangan hormon

0 4 98

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas Testudineus Bloch) YANG DIRANGSANG EKSTRAK HIPOFISA IKAN BETOK DENGAN RASIO BERAT IKAN DONOR DAN RESIPIEN BERBEDA

0 1 12

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) YANG DIINDUKSI DENGAN EKSTRAK HIPOFISA AYAM BROILER

0 14 13

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI WADUK SEMPOR, KEBUMEN BIOLOGICAL ASPECT OF REPRODUCTION OF CLIMBING GOURAMY (Anabas testudineus Bloch, 1792) IN SEMPOR RESERVOIR, KEBUMEN

0 0 15

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR [Reproductive biology of climbing perch (Anabas testudineus Bloch, 1792) in floodplain of Mahakam River, East Kalimantan]

0 1 15

Masyarakat Iktiologi Indonesia Morfologi, fisiologi, preservasi sel sperma ikan betok, Anabas testudineus Bloch 1792 dan ketahanannya terhadap kejut listrik

0 0 13