4
pernapasan  tambahan,  betok  mampu  bertahan  terhadap  kekeringan  dengan  cara mengambil  oksigen  bebas  dari  udara  saat  perairan  tempat  hidupnya  mengalami
kekurangan defisit oksigen Sterba 1969; Axelrod et al. 1983.  Betok juga dapat bergerak di tanah dengan menggunakan sirip ekor, sirip perut, sirip dada, dan tutup
insangnya yang keras sebagai penopang tubuhnya saat bergerak Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995.
Ikan  betok memiliki kepala  bulat  pepat,  badan memanjang lonjong,  sirip ekor  bundar,  dan  biasanya  berwarna  coklat  atau  hitam  kehijau - hijauan.    Ikan
betok  muda  mempunyai  baris-baris  gelap  pada  bagian  belakang  badan  dan  ekor serta sebuah oselus bulatan besar berujung putih pada dasar sirip ekor dan yang
lebih  kecil  di  belakang  tutup  insang.    Ukuran  terbesar  ikan  ini  adalah  200 mm Dinas  Perikanan Provinsi  Daerah  Tingkat  I  Jambi  1995,  250 mm  Axelrod et  al.
1983; www.fishbase.org dan 350 mm Kuncoro 2009. Betok  umumnya  sudah  bisa  matang  gonad  pada  ukuran  100 mm  Dinas
Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995 setelah berusia 1 tahun Kuncoro 2009.  Ikan jantan biasanya berwarna lebih gelap dibandingkan betina Axelrod et
al.1983.    Ikan  betok  jantan  memiliki  sirip  punggung  lebih  panjang  dan  tajam daripada  betinanya,  begitu  pula  pada  sirip  dubur,  ikan  jantan  lebih  panjang
daripada betina Lingga  Heru 1991 in Andrijana 1995.  Ikan ini sangat menarik sebagai ikan hias karena perawatannya  yang cukup mudah dan bisa hidup dalam
kondisi air yang keruh, tetapi lebih baik tidak dicampur dengan jenis ikan lain dalam satu tempat, berhubung perilakunya yang cenderung agresif dan dapat menyerang
ikan lain yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil Kuncoro 2009.
2.2.  Habitat dan Distribusi
Daerah  aliran  sungai  DAS  didefinisikan  sebagai  suatu  daerah  yang dibatasi  oleh  garis  ketinggian  yang  menerima  dan  mengumpulkan  air  hujan,
sedimen,  dan  unsur  hara  lalu  mengalirkannya  melalui  satu  outlet  saluran pengeluaran.    Beberapa  habitat  pembesaran  ikan  air  tawar  diantaranya  adalah
sungai,  danau,  dan  rawa.    Pengelompokan  habitat  tersebut  didasarkan  pada  sifat fisika dan kimia perairan Jangkaru 2002
. Ikan  betok  A.  testudineus  merupakan  jenis  ikan  tropik  dan  subtropik
Petrovicky 1988 in Andrijana 1995.  Ikan ini merupakan ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar.  Habitatnya mulai dari sungai, danau, saluran air, parit, rawa -
rawa,  sawah,  waduk,  dan  kolam -  kolam  yang  berhubungan  dengan  saluran  air
5
terbuka  Talwar    Jhingran  1991,  perairan  yang  kotor  Sterba  1969,  serta genangan  air  tawar  maupun  air  payau  Weber    de  Beaufort  1922 in Andrijana
1995  dan  biasanya  melimpah  di  perairan  yang  terdapat  banyak  tumbuhan  air karena merupakan  ikan yang  suka  bergerombol dan  hidup  dalam  naungan  pohon
tumbang serta akar tumbuhan air Sterba 1969; Kuncoro 2009. Ikan  betok merupakan  ikan  penghuni  asli  Asia Tenggara,  India,  Srilanka,
Taiwan, Bangladesh, Afrika, Hindia Timur, Indo-Cina dan Cina bagian selatan serta menjadi  ikan  introduksi  untuk  Papua  daerah  Merauke,  kemudian  menyebar ke
arah timur Papua New Guinea www.fishbase.org.  Penyebaran ikan betok meliputi kepulauan Indo-Australia.  Pola penyebaran ikan betok dapat dilihat pada Gambar
2.
Gambar 2.  Peta penyebaran ikan betok A. testudineus
www.fishbase.org 2009
Keterangan : = Konsentrasi daerah penyebaran ikan betok
Penyebaran ikan betok di Indonesia saat ini sudah hampir meliputi seluruh pulau  sebagai  hasil  introduksi  baik  secara  disengaja  maupun  tidak  disengaja.
Selain  di  Kalimantan,  ikan  ini  juga  menyebar  di  daratan  Sunda,  Sulawesi,  dan Sumatera Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Jambi 1995.  Ikan ini terdapat paling
sedikit  2  jenis  dikawasan  Asia.    Jenis  yang  terdapat  di  Indonesia, A.  testudineus dapat  dijumpai  di  berbagai  perairan  tawar  dan  merupakan  jenis  ikan  omnivora
dengan kecenderungan memakan hewan seperti serangga darat yang jatuh ke air,
6
moluska, udang, tumbuhan air, dan anak ikan atau ikan lain yang berukuran lebih kecil Kuncoro 2009.
Biasanya  setelah  hujan  lebat,  ikan  ini  terlihat  bergerak  di  daratan menuju kawasan  perairan  lain.
Migrasi  umumnya  terjadi  pada  malam  hari  dan  setelah hujan.    Saat  berpindah  tempat  mereka  menggunakan  ekor  dan  tutup  insangnya
yang  berduri.    Tujuan  migrasi  yang  paling  utama  adalah  karena  faktor  kelaparan starvation, selain untuk memijah. Ikan ini menyukai daerah lakustrin dengan suhu
perairan antara 15 - 31 C Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Jambi 1995.
2.3.  Hubungan Panjang Berat