2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
Ikan betok Anabas testudineus Bloch, 1792 diperkenalkan pertama kali pada tahun 1963 oleh Liem Petrovicky 1988 in Andrijana 1995 Gambar 1.
Sistematika ikan ini berdasarkan Saanin 1968 adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia Filum
: Chordata Sub Filum
: Vertebrata Kelas
: Pisces Sub Kelas
: Teleostei Ordo
: Labyrinthici Subordo
: Anabantoidei Famili
: Anabantidae Genus
: Anabas Spesies
: Anabas testudineus Bloch, 1792 Nama Umum
: Walking fish atau Climbing perch Axelrod Vorderwinkler, 1986
Nama Daerah : Betok dan Betik Jawa dan Sunda, Papuyu Banjarmasin,
Puyu Malaya dan Kalimantan Timur, Geteh - geteh Manado, Bato, Harfan, Puyo - puyo, Oseng, Kusa, Kusang, Hosing,
Useng Saanin 1968; Kuncoro 2009
Gambar 1. Ikan betok Anabas testudineus Bloch, 1792
Dokumentasi Pribadi
Ciri khas yang dimiliki ikan ini adalah adanya organ pernapasan tambahan berupa labyrinth yang merupakan pelebaran epibranchial pada lekukan insang
pertama Sterba 1969; Nikolsky 1961 in Andrijana 1995. Dengan adanya organ
4
pernapasan tambahan, betok mampu bertahan terhadap kekeringan dengan cara mengambil oksigen bebas dari udara saat perairan tempat hidupnya mengalami
kekurangan defisit oksigen Sterba 1969; Axelrod et al. 1983. Betok juga dapat bergerak di tanah dengan menggunakan sirip ekor, sirip perut, sirip dada, dan tutup
insangnya yang keras sebagai penopang tubuhnya saat bergerak Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995.
Ikan betok memiliki kepala bulat pepat, badan memanjang lonjong, sirip ekor bundar, dan biasanya berwarna coklat atau hitam kehijau - hijauan. Ikan
betok muda mempunyai baris-baris gelap pada bagian belakang badan dan ekor serta sebuah oselus bulatan besar berujung putih pada dasar sirip ekor dan yang
lebih kecil di belakang tutup insang. Ukuran terbesar ikan ini adalah 200 mm Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995, 250 mm Axelrod et al.
1983; www.fishbase.org dan 350 mm Kuncoro 2009. Betok umumnya sudah bisa matang gonad pada ukuran 100 mm Dinas
Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995 setelah berusia 1 tahun Kuncoro 2009. Ikan jantan biasanya berwarna lebih gelap dibandingkan betina Axelrod et
al.1983. Ikan betok jantan memiliki sirip punggung lebih panjang dan tajam daripada betinanya, begitu pula pada sirip dubur, ikan jantan lebih panjang
daripada betina Lingga Heru 1991 in Andrijana 1995. Ikan ini sangat menarik sebagai ikan hias karena perawatannya yang cukup mudah dan bisa hidup dalam
kondisi air yang keruh, tetapi lebih baik tidak dicampur dengan jenis ikan lain dalam satu tempat, berhubung perilakunya yang cenderung agresif dan dapat menyerang
ikan lain yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil Kuncoro 2009.
2.2. Habitat dan Distribusi