Diameter telur dan pola pemijahan

12 matang gonad Muhammad et al. 2001. Ikan betok dengan kisaran bobot tubuh 15 - 110 gram dan bobot gonad 2.42 - 15.96 gram, mempunyai jumlah telur fekunditas antara 4 882 - 19 248 butir Makmur 2006. Secara umum fekunditas meningkat sesuai dengan ukuran tubuh ikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan betina, antara lain fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk parental care, ukuran telur, kondisi lingkungan, dan kepadatan populasi Moyle Cech 1988, serta ketersediaan makanan, ukuran panjang berat ikan, ukuran diameter telur, dan faktor lingkungan Satyani 2003. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan sedangkan spesies yang fekunditasnya kecil umumnya melindungi telurnya dari pemangsa atau menempelkan telurnya pada tanaman atau habitat lainnya Nikolsky 1963. Ikan betok adalah salah satu spesies ikan yang tidak membuat sarang saat memijah, membiarkan telur - telurnya mengapung bebas di permukaan air telurnya mengandung butiran minyak yang besar sehingga bobotnya menjadi ringan tanpa adanya penjagaan induk Britz Cambray 2001, sehingga ikan betok diduga memiliki fekunditas yang besar.

2.5.5. Diameter telur dan pola pemijahan

Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Diameter telur ikan dapat mengindikasikan pola pemijahan ikan termasuk ke dalam pemijahan total atau bertahap. Menurut Britz dan Cambray 2001, ikan betok A. testudineus mempunyai ukuran telur yang kecil dengan diameter berkisar antara 0.9 - 1.0 mm. Kisaran diameter telur yang sama juga dimiliki oleh anggota famili Anabantidae lainnya seperti Ctenopoma cf. pellegrini dan Ctenopoma weeksii. Selain itu, telur ikan betok cenderung ringan karena mempunyai kandungan butiran minyak yang besar sehingga memungkinkan telur tersebut mengapung di permukaan air Britz Cambray 2001. Dalam satu tingkat kematangan gonad TKG, komposisi telur yang dikandung tidak homogen seragam, melainkan terdiri dari beberapa macam telur. Hal tersebut berhubungan dengan frekuensi dan lama musim pemijahan. Perkembangan diameter telur semakin meningkat dengan meningkatnya TKG Effendie 1979. 13 Pola pemijahan dapat diduga dengan mengamati pola distribusi diameter telur TKG III dan IV dari ikan contoh. Pola pemijahan setiap spesies ikan berbeda - beda, ada pemijahan yang berlangsung singkat total spawning, tetapi banyak pula dalam waktu yang panjang partial spawning dan berlangsung sampai beberapa hari. Frekuensi pemijahan dapat diduga dari penyebaran diameter telur ikan di dalam gonad yang sudah matang, yaitu dengan melihat modus penyebarannya Lumbanbatu 1979 in Saepudin 1999. Lama pemijahan dapat diduga dari frekuensi ukuran diameter telur. Ovarium yang mengandung telur masak berukuran sama, menunjukkan waktu pemijahan yang pendek, sebaliknya waktu pemijahan yang panjang dan terus menerus ditandai dengan bervariasinya ukuran telur di dalam ovarium Hoar 1969 in Novitriana 2004. Kilometers 2 2 S W E N Legenda Sungai Mahakam Sungai Rebaq Rinding MELINTANG MELINTANG Batuq Jantur Minta Penyinggahan Ilir Penyinggahan Ulu Stasiun 3 Stasiun 2 Stasiun 1 116°20’00 116°24’00 116°16’00 116°20’00 116°24’00 116°16’00 0°12’00 0°16’00 0°20’00 0° 2° 4° 115° 117° 119° 119° 117° 115° 4° 2° 0° M E L I N T A N G M E L I N T A N G P E N Y IN G G A H A N U L U T E L U K M U D A

3. METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Kajian kebiasaan makanan dan kaitannya dengan aspek reproduksi ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada habitat yang berbeda di lingkungan Danau Melintang Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

0 30 250

Karakterisik Fenotip Morfometrik dan Genotip RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Ikan Betok Anabas testudineus (Bloch, 1792)

0 6 33

Keanekaragaman genetik ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada tiga tipe ekosistem perairan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan

0 3 105

Evaluasi Waktu Pemberian Pakan Buatan Pada Larva Ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch)

0 7 31

Studi perkembangan dan pematangan akhir gonad ikan betok (Anabas testudineus Bloch) dengan rangsangan hormon

0 4 98

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas Testudineus Bloch) YANG DIRANGSANG EKSTRAK HIPOFISA IKAN BETOK DENGAN RASIO BERAT IKAN DONOR DAN RESIPIEN BERBEDA

0 1 12

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) YANG DIINDUKSI DENGAN EKSTRAK HIPOFISA AYAM BROILER

0 14 13

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI WADUK SEMPOR, KEBUMEN BIOLOGICAL ASPECT OF REPRODUCTION OF CLIMBING GOURAMY (Anabas testudineus Bloch, 1792) IN SEMPOR RESERVOIR, KEBUMEN

0 0 15

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR [Reproductive biology of climbing perch (Anabas testudineus Bloch, 1792) in floodplain of Mahakam River, East Kalimantan]

0 1 15

Masyarakat Iktiologi Indonesia Morfologi, fisiologi, preservasi sel sperma ikan betok, Anabas testudineus Bloch 1792 dan ketahanannya terhadap kejut listrik

0 0 13