Fekunditas ikan betok Aspek Biologi Reproduksi Ikan Betok 1. Nisbah kelamin ikan betok

51

4.5.4. Fekunditas ikan betok

Nilai fekunditas total ikan betok yang diperoleh dari gonad 128 ekor ikan betina yang berada pada TKG III 43 ekor dan IV 85 ekor berkisar antara 964 - 30 208 butir 7496 ± 5176 butir dengan kisaran panjang total antara 91 - 183 mm 127 ± 14 mm dan berat tubuh antara 13 - 81 gram 36 ± 14 gram. Ikan betok dengan fekunditas tertinggi ditemukan pada ikan TKG IV dengan panjang total 183 mm dan berat tubuh 81 gram. Sedangkan, ikan betok dengan fekunditas terendah ditemukan pada ikan TKG III dengan panjang total 136 mm dan berat tubuh 42 gram Lampiran 20. Ikan betok dengan fekunditas tertinggi ditemukan pada stasiun rawa bulan Desember sedangkan ikan betok dengan fekunditas terendah ditemukan pada stasiun danau bulan November Lampiran 20. Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I Jambi 1995 melaporkan bahwa puncak pemijahan ikan betok terjadi pada bulan Oktober - Desember, dengan telur - telur mengapung bebas egg layer. Hal ini diduga disebabkan adanya perbedaan habitat, kondisi perairan, ukuran gonad, panjang dan berat tubuh ikan, umur, serta ketersediaan makanan. Effendie 1997 menyatakan bahwa fekunditas suatu jenis ikan berhubungan erat dengan lingkungannya, dalam hal ini berkaitan dengan kelimpahan makanan yang tersedia dilingkungan tersebut. Stasiun rawa merupakan tempat yang baik dalam menyokong kehidupan ikan betok karena di stasiun tersebut banyak ditemukan tumbuhan air dengan kedalaman perairan yang lebih dangkal dibandingkan stasiun lainnya sehingga memudahkan ikan betok untuk memperoleh makanan. Lingkungan yang seperti itulah yang disukai oleh ikan betok Kuncoro 2009. Pulungan dan Amin 1993 in Andrijana 1995 melaporkan bahwa fekunditas ikan betok berkisar antara 712 - 8 224 butir. Selain itu, fekunditas ikan betok yang ditemukan di Danau Arang-arang Jambi berkisar antara 12 300 - 12 725 butir telur Samuel et al. 2002. Sedangkan, menurut Makmur 2006, ikan betok dengan kisaran bobot tubuh 15 - 110 gram dan bobot gonad 2.42 - 15.96 gram, mempunyai jumlah telur fekunditas berkisar antara 4 882 - 19 248 butir. Adanya perbedaan fekunditas yang dihasilkan oleh ikan betok tersebut diduga berkaitan dengan strategi pemijahan ikan itu sendiri. Meskipun tidak semua telur yang dikeluarkan akan menetas dan menjadi ikan dewasa, fekunditas yang lebih besar akan memberi peluang rekruitmen yang lebih banyak. Beberapa faktor yang berperan terhadap jumlah telur yang dihasilkan oleh ikan betina antara lain fertilitas, 52 frekuensi pemijahan, perlindungan induk parental care, ukuran telur, kondisi lingkungan, dan kepadatan populasi Moyle Cech 1988. Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar, pada umumnya memijah di daerah permukaan perairan sedangkan spesies yang fekunditasnya kecil biasanya melindungi telurnya dari pemangsa atau menempelkan telurnya pada tumbuhan air atau substrat lainnya Nikolsky 1963. Ikan betok adalah salah satu spesies ikan yang tidak membuat sarang saat memijah, membiarkan telur-telurnya mengapung bebas di permukaan air telurnya mengandung butiran minyak yang besar sehingga bobotnya menjadi ringan tanpa adanya penjagaan induk Britz Cambray 2001, sehingga ikan betok diduga memiliki fekunditas yang besar. Gambar 18. Grafik hubungan fekunditas dengan berat gonad ikan betok Berdasarkan grafik hubungan fekunditas dengan berat gonad, diperoleh persamaan F = 4058.7x + 960.98 yang berarti setiap kenaikan satu mm berat tubuh ikan betok akan menaikkan fekunditas sebesar 4058.7 butir Gambar 18. Nilai koefisien korelasi r yang diperoleh sebesar 0.7852 yang menandakan adanya hubungan yang erat antara keduanya. Sehingga model hubungan fekunditas dengan berat gonad dapat digunakan sebagai model prediksi fekunditas yang baik. Hubungan ini bersifat autokorelasi yang artinya fekunditas dapat mempengaruhi berat gonad dan sebaliknya, berat gonad dapat mempengaruhi fekunditas.

4.5.5. Sebaran diameter telur dan pola pemijahan ikan betok

Dokumen yang terkait

Kajian kebiasaan makanan dan kaitannya dengan aspek reproduksi ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada habitat yang berbeda di lingkungan Danau Melintang Kutai Kartanegara Kalimantan Timur

0 30 250

Karakterisik Fenotip Morfometrik dan Genotip RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Ikan Betok Anabas testudineus (Bloch, 1792)

0 6 33

Keanekaragaman genetik ikan betok (Anabas testudineus Bloch) pada tiga tipe ekosistem perairan rawa di Provinsi Kalimantan Selatan

0 3 105

Evaluasi Waktu Pemberian Pakan Buatan Pada Larva Ikan Betok (Anabas Testudineus Bloch)

0 7 31

Studi perkembangan dan pematangan akhir gonad ikan betok (Anabas testudineus Bloch) dengan rangsangan hormon

0 4 98

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas Testudineus Bloch) YANG DIRANGSANG EKSTRAK HIPOFISA IKAN BETOK DENGAN RASIO BERAT IKAN DONOR DAN RESIPIEN BERBEDA

0 1 12

PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch) YANG DIINDUKSI DENGAN EKSTRAK HIPOFISA AYAM BROILER

0 14 13

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI WADUK SEMPOR, KEBUMEN BIOLOGICAL ASPECT OF REPRODUCTION OF CLIMBING GOURAMY (Anabas testudineus Bloch, 1792) IN SEMPOR RESERVOIR, KEBUMEN

0 0 15

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch, 1792) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR [Reproductive biology of climbing perch (Anabas testudineus Bloch, 1792) in floodplain of Mahakam River, East Kalimantan]

0 1 15

Masyarakat Iktiologi Indonesia Morfologi, fisiologi, preservasi sel sperma ikan betok, Anabas testudineus Bloch 1792 dan ketahanannya terhadap kejut listrik

0 0 13