Kilometers 2
2
S W
E N
Legenda
Sungai Mahakam Sungai Rebaq Rinding
MELINTANG MELINTANG
Batuq
Jantur Minta
Penyinggahan Ilir Penyinggahan Ulu
Stasiun 3 Stasiun 2
Stasiun 1
116°20’00 116°24’00
116°16’00
116°20’00 116°24’00
116°16’00 0°12’00
0°16’00
0°20’00
0° 2°
4°
115° 117°
119° 119°
117° 115°
4° 2°
0°
M E L
I N T A
N G M
E L I N
T A N G
P E N
Y IN G G A H
A N U L U
T E L
U K M U D A
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Pengambilan ikan contoh dilakukan selama 3 bulan, mulai bulan November 2007 hingga Januari 2008 di perairan Rawa Banjiran DAS Mahakam,
Kalimantan Timur. Analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Mulawarman, Samarinda pada setiap bulan penelitian Lampiran 2. Sedangkan, analisis ikan contoh dilakukan dari bulan Februari hingga November
2008 di Laboratorium Ekobiologi Perairan Biomakro 1, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Selain itu dilakukan juga analisis histologi gonad di Laboratorium Kesehatan Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Gambar 3. Peta lokasi penelitian
Sungai Mahakam Danau
Melintang
15
Stasiun penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan - pertimbangan karakteristik habitat masing - masing stasiun dan informasi dari nelayan setempat
yang berkaitan dengan lokasi penangkapan dan pemijahan ikan betok. Berdasarkan pertimbangan tersebut, ditetapkan tiga stasiun penelitian yaitu stasiun
1 rawa yang banyak terdapat tumbuhan air dan hampir tak berarus, stasiun 2 sungai yang memiliki arus kuat, dan stasiun 3 danau yang berarus lemah. Peta
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3, sedangkan kondisi stasiun penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk menangkap ikan adalah perangkap atau keblat rawa, tangkul sungai, dan gillnet danau, sedangkan alat yang digunakan saat
analisis sampel di laboratorium adalah alat bedah, botol film, penggaris dengan ketelitian 0,1 cm, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram, timbangan ohaus
kapasitas 310 gram dengan ketelitian 0,01 gram, counter, data sheet, stoples plastik, tisue, cawan petri, gelas ukur ukuran 10 ml dan 25 ml, pipet tetes, gelas
obyek, mikroskop binokuler, dan mikrometer okuler. Bahan yang digunakan adalah ikan betok A. testudineus, formalin 10
untuk mengawetkan ikan contoh, dan formalin 4 untuk mengawetkan gonad ikan contoh.
3.3. Metode Kerja 3.3.1. Pengumpulan ikan contoh