Keterangan : Wo
= Bobot produk awal g Mo
= Kadar air produk awal
solid = Persentase padatan dalam kemasan
A = Luas kemasan m
2
3.5. Perhitungan Umur Simpan Fish Snack Labuza 1982
Perhitungan umur simpan fish snack produk ekstrusi menggunakan pendekatan kurva sorpsi isotermis. RH penyimpanan yang dipakai yaitu 75 ,
80 , dan 85 . Persamaan umur simpan snack dengan model kurva sorpsi isotermis adalah sebagai berikut :
t =
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− −
b Po
Ws A
x k
Mc Me
Mi Me
ln
Keterangan : t
= waktu untuk mencapai kadar air kritis atau umur simpan hari Me = kadar air kesetimbangan produk g H2Og solid
Mi = kadar air awal produk g H2Og solid Mc = kadar air kritis produk g H2Og solid
kx = konstanta permeabilitas uap air kemasan gm2.hari.mmHg A = luas permukaan kemasan m
2
Ws = bobot padatan per kemasan g P
= tekanan uap jenuh mmHg b = kemiringan kurva sorpsi isotermis
3.6. Metode Analisis 3.6.1. Metode analisa kimia
3.6.1.1. Analisis kadar air AOAC 1995
Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven suhu 100 - 120
o
C sekitar 15 menit dan didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang. Sampel sebanyak 3 g dimasukkan dalam cawan, kemudian dimasukkan dalam oven dengan suhu 105
o
C selama 10 jam. Cawan berisi sampel diangkat kembali kemudian didinginkan dengan menggunakan desikator sebelum
ditimbang kembali. Presentase kadar air berat basah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
100 2
3 2
1 ×
− +
= W
W W
W BB
Air Kadar
100 1
3 3
2 1
× −
− +
= W
W W
W W
BK Air
Kadar Keterangan :
W1 = Berat cawan setelah didesikator g W2 = Berat sampel awal g
W3 = Berat sampel + cawan setelah dikeringkan g
3.6.1.2. Analisis kadar abu AOAC 1995
Cawan kosong dipanaskan dalam oven kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit. Sampel ditimbang kurang lebih 3 gram dan diletakkan
dalam cawan, kemudian dibakar dalam kompor listrik sampai tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur. Pengabuan dilakukan pada suhu
sekitar 600
o
C selama sekitar 6 jam. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator, setelah didinginkan kemudian cawan ditimbang. Presentase dari kadar
abu dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
100 2
3 2
1 ×
− +
= W
W W
W Abu
Kadar Keterangan :
W1 = Berat cawan setelah didesikator g W2 = Berat sampel awal g
W3 = Berat sampel + cawan setelah diabukan g
3.6.1.3. Analisis kadar lemak metode soxhlet AOAC 1995
Metode yang digunakan dalam analisis lemak adalah metode ekstraksi Soxhlet
. Pertama kali labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven, kemudian didinginkan dalam desikator dan timbang beratnya. Sampel sebanyak
3 g dalam bentuk tepung dibungkus dalam kertas saring. Kemudian kertas saring yang berisi sampel tersebut dimasukkan dalam labu lemak dan ditambahkan
pelarut secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama 5 jam sampai pelarut yang turun kembali ke dalam labu lemak berwarna jernih.
Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi, dan pelarut ditampung kembali. Kemudian labu lemak berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam
oven pada suhu 150
o
C hingga mencapai berat yang tetap, kemudian didinginkan dalam desikator 20-30 menit. Selanjutnya labu beserta lemak di dalamnya
ditimbang dan berat lemak dapat diketahui. Presentase dari kadar lemak dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
100 2
3 2
1 ×
− +
= W
W W
W Lemak
Kadar Keterangan :
W1 = Berat labu kosong g W2 = Berat sampel awal g
W3 = Berat sampel + cawan setelah dioven g
3.6.1.4. Analisis kadar protein metode mikro kjeldahl AOAC 1995