Ruang Terbuka Hijau Permukiman

9 dijabarkan dalam Permendagri No. 1 Tahun 2007, antara lain : 1 sarana untuk mencerminkan identitas daerah, 2 sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan, 3 sebagai sarana rekreasi dan aktivitas sosial, 4 meningkatkan nilai ekonomi lahan, 5 memperbaiki iklim mikro, dan 6 meningkatkan cadangan oksigen. Menurut Nurisyah 1997, manfaat RTH dapat diberikan melalui fungsionalisasi dan penataan dari massa tanaman yaitu meningkatkan kualitas visual dan estetika alami, perbaikan iklim mikro, memantau dan menjaga kualitas udara, penyaring dan peredam kebisingan, konservasi tanah dan air, habitat kehidupan liar, perlindungan plasma nutfah, bernilai ekonomi dan sosial. Menurut Permendagri No. 1 Tahun 2007, lokasi RTH terbagi menjadi enam kawasan peruntukan ruang kota, yaitu : 1 kawasan pusat perdagangan meliputi taman lingkungan sekitar pusat perdagangan, 2 kawasan perdagangan meliputi taman lingkungan kantor, dan jalur hijau jalan, 3 kawasan pendidikan sekolahkampus meliputi jalan lingkungan kampus, pusat lingkungan dan taman, 4 kawasan industri dan fasilitasnya meliputi jalur hijau jalan, taman lingkungan pabrik, 5 kawasan permukiman meliputi halaman rumah, taman lingkungan, fasilitas perumahan, bantaran sungai, daerah rawan erosi, jalur hijau jalan raya dan jalan lingkungan. 6 kawasan pertanian dan perkebunan meliputi ladang, kebun, sawah, hutan, cagar alam, daerah rawan erosi, bantaran sungai dan konservasi pesisir pantai. Jenis RTH kawasan perkotaan Permendagri No. 1 Tahun 2007 yaitu : 1 pertamanan meliputi taman kota, taman wisata, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan perkantoran, taman hutan raya, 2 hutan kota, hutan lindung, dan cagar alam sebagai tempat rekreasi dan konservasi, 3 kebun raya dan kebun binatang, 4 lapangan olah raga seperti golf, sepak bola dan sebagainya, 5 pemakaman umum, 6 lahan pertanian, 7 jalur hijau meliputi koridor utilitas, blueway meliputi bantaran sungai dan kanaldanau, water front meliputi pantai, 8 daerah penyangga buffer zone, dan 9 taman atap roof garden.

2.6. Ruang Terbuka Hijau Permukiman

Pesatnya pertumbuhan penduduk antara lain disebabkan oleh tingginya perpindahan migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan yang akan memberikan pengaruh besar terhadap terjadinya perkembangan permukiman baru serta peningkatan jumlah kepadatan penduduk dan hunian di perkotaan. 10 Pertambahan penduduk tersebut cenderung melebihi ambang batas kapasitas daya dukung lingkungannya, yang akan menimbulkan beban terhadap sumber daya alam, sosial, individu maupun lingkungan terbangun yang ada. Hal tersebut mendorong terjadinya penurunan kualitas lingkungan permukiman. Untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menyediakan ruang terbuka bersama bagi masyarakat, yang dapat menciptakan interaksi satu sama lain, juga tersedianya sarana dan prasarana bermain bagi anak-anak serta dapat menampung berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan lainnya. Salah satu upaya secara fisik dalam pengendalian dan peningkatan mutu lingkungan permukiman adalah dengan adanya pengadaan RTHtaman pada lingkungan permukiman. Penentuan luas RTH kota umumnya dihitung berdasarkan jumlah penduduk Tabel 2.. Standar dan kebutuhan akan RTH kota DKI Jakarta Tabel 3. mencakup luasan RTHtaman di lingkungan permukiman untuk bermain dan berolahraga adalah 1,5 m 2 jiwa Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Tabel 2. Klasifikasi Taman Berdasarkan Jumlah Penduduk Sumber: Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota DKI Jakarta, 2005 11 Tabel 3. Standar dan Kebutuhan akan RTH Sumber : Dirjen Penataan Ruang Departemen PU, 2006 Pembangunan malapartemen yang marak tumbuh di Jakarta hendaknya juga memperhatikan ketersediaan RTHtaman. Selain sebagai daerah resapan air yang dapat mengurangi terjadinya banjir, RTH juga akan menjadikan udara sekitar menjadi lebih sehat. Carpenter et.al. 1975 menyatakan bahwa fungsi tanaman sangat menentukan kualitas ruang terbuka yang bervegetasi, karena fungsinya dapat juga sebagai peredam kebisingan kendaraan bermotor dan sebagai pereduksi suhu melalui peningkatan kelembaban udara. Jenis tanaman dalam pengadaan RTHtaman hendaknya dipilih berdasarkan kriteria tertentu Dirjen Penataan Ruang Departemen PU, 2006, antara lain : tahan terhadap hama dan penyakit, cepat tumbuh, berumur relatif panjang, berbentuk indah, serbuk sarinya tidak bersifat alergis, serta daun dan akarnya tidak bersifat mematikan tanaman lain disekitarnya. Pemeliharaan RTHtaman lingkungan permukiman ini sebenarnya lebih diharapkan dilakukan oleh para penghuni atau masyarakat setempat. Kegiatan pemeliharaan tersebut, meliputi : penyiraman, pemangkasan, pembersihan, maupun pergantian tanaman yang rusak atau mati, penyulaman, dan penanaman kembali. Pada ruang terbatas, perlu perletakan wadah pot tanaman secara baik dan artistik, perlunya perbandingan proporsional antara tanaman pelindung dan tanaman perdu, semak dan penutup tanah dari unsur peneduh, hias, dan produktivitasnya. 12

BAB III METODOLOGI