48
Gambar 26. Kondisi RTHTaman Rusuna Tambora
5.2. Ruang Terbuka Hijau RTHTaman Rumah Susun
Pembangunan rumah susun ini tidak hanya terbatas pada aspek fisik bangunannya saja, tetapi keberadaan RTH di lingkungan rumah susun juga
harus diperhitungkan. Dalam hal ini yang menjadi tujuan dari keberadaan RTHtaman pada lingkungan rumah susun lebih ditekankan pada terbangunnya
suatu RTHtaman dalam bentuk taman-taman interaktif berupa taman lingkungan, taman bermain, dan lapangan olahraga, serta ada juga yang
membutuhkan taman untuk bersantai dan bersosialisasi. Penggunaan RTHtaman oleh penghuni rumah susun yaitu sebagai tempat untuk
bersosialisasi dan berekreasi, serta memberi kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan estetika.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, kondisi RTHtaman rusuna 10 sampel terlihat pada Tabel 9. Hampir keseluruhan RTHtaman memiliki konsep
yang sama. RTHtaman tersebut diarahkan menjadi tempat bermain anak dan tempat bersosialisasi. Sedangkan bentuk dan komposisi RTHtaman disesuaikan
dengan kebutuhan penghuni dan penggunaannya, hal ini terlihat pada Tabel 10.
49
Tabel 9. Kondisi RTHTaman Rusuna 10 sampel
50
51
Tabel 10. Bentuk dan Komposisi RTHTaman Rusuna 10 sampel
52
5.3. Analisis Kecukupan RTHTaman Berdasarkan Jumlah Penghuni
Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, terlihat pada setiap rusuna 10 sampel terdapat RTHtaman. RTHtaman yang ada, digunakan penghuni rusuna
sebagai tempat bermain anak dan tempat bersosialisasi. Berikut ini adalah tabel
kecukupan RTHtaman berdasarkan kebutuhan per jiwa :
Tabel 11. Kecukupan RTHTaman Berdasarkan Luas RTH Per Jiwa
Standar kecukupan RTH di lingkungan permukiman berdasarkan luas RTH per jiwa untuk bermain dan berolahraga adalah 1,5 m
2
jiwa Dirjen Penataan Ruang Departemen PU, 2006
Dari Tabel 11. dapat terlihat bahwa 100 dari rumah susun yang diamati, luas RTHtaman tersebut mencukupi kebutuhan penghuni rusuna berdasarkan
luas RTH per jiwa. Dimana nilai perbandingan antara luas RTHtaman dengan jumlah penghuni rusuna pada 10 lokasi sampel berkisar 2,0 - 63,5 m
2
jiwa, ini
53
berarti nilai tersebut lebih dari standar kecukupan RTH di lingkungan permukiman berdasarkan luas RTHjiwa yaitu 1,5 m
2
jiwa Dirjen Penataan Ruang Departemen PU, 2006. Pada rusuna Pulo Gebang terlihat nilai
perbandingan antara luas RTHtaman dengan jumlah penghuni rusuna sangat tinggi yaitu 63,5 m
2
jiwa, hal ini disebabkan belum seluruh unit rusuna yang ada terisi oleh penghuni.
5.4. Analisis Kecukupan RTHTaman Berdasarkan Luas Lahan