Hipotesa Penelitian Definisi Operasional

4.5 Asumsi Dalam Analisis Regresi Linier

Untuk membuat suatu persamaan regresi linier berganda diperlukan beberapa asumsi mendasar, yaitu normalitas, homogenitas, multikolinieritas, dan autokorelasi Santoso, 1999. Dalam penelitian ini, analisis regresi yang digunakan adalah regresi linier berganda karena memiliki enam variabel bebas dan satu variabel dummy, sehingga asumsi yang digunakan dalam penelitian ini hanya dua yaitu normalitas dan homogenitas. Uji Normalitas Normalitas atau disebut juga uji kenormalan data diperlukan dalam analisis regresi berganda, hal ini disebabkan metode ini merupakan salah satu metode analisis parametrik. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat normalitas data adalah dengan melihat plot garis dari standardized residual cumulative probability. Apabila sebaran data berada pada garis normal, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji memiliki sebaran yang normal dan sebaliknya jika garis tidak terletak disekitar garis, maka data tidak normal Santoso, 1999. Uji Homogenitas Uji Homoskedastisitas ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai-nilai variabel terikat Y bervariasi dalam satuan yang sama. Untuk menguji asumsi ini, dibuat plot antara standardized residual dengan faktor X. Jika tidak terdapat suatu pola dalam plot tersebut maka dikatakan bahwa data tersebut homogen Santoso, 1999.

4.6 Hipotesa Penelitian

Perumusan hipotesa dari faktor-faktor yang diduga mempengaruhi realisasi KUR adalah sebagai berikut: 1. Variabel tingkat pendapatan perbulan, aset keluarga, aset usaha, lama usaha, modal usaha, dan lama pendidikan diduga bernilai positif terhadap realisasi kredit. 2. Variabel pengalaman kredit diduga bernilai negatif terhadap realisasi kredit. Variabel tingkat pendidikan perbulan responden diduga bernilai positif karena besar jumlah pendapatan mempengaruhi terhadap pengembalian kredit, aset keluarga dan aset usaha juga diduga mempengaruhi realisasi kredit karena semakin besar aset yang dimiliki maka akan semakin besar usaha yang dijalankan. Lama usaha menunjukan eksistensi suatu usaha, sehingga semakin lama usaha yang dijalankan maka usaha tersebut mampu bertahan dalam persaingan yang ada, Selain itu modal usaha pun diduga bernilai positif karena modal usaha mempengaruhi skala usaha yang dijalankan, semakin besar modal maka semakin besar pula skala usaha yang dijalankan. Lama pendidikan menjadi salah satu variabel yang diduga mempengaruhi, karena semakin tinggi pendidikan yang diperoleh maka akan lebih mudah dalam memahami prosedur yang diterapkan oleh BRI serta lebih memiliki rasa tanggung jawab. Selain dari variabel-variabel yang diduga bernilai positif pada faktor- faktor yang mempengaruhi realisasi KUR di BRI Unit Leuwiliang, ada juga variabel yang diduga bernilai negatif. Variabel yang diduga bernilai negatif yaitu pengalaman kredit.

4.7 Definisi Operasional

1. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Pada penelitian ini nasabah yang dimaksud adalah nasabah pengguna KUR pada BRI Unit Leuwiliang. 2. Karakter nasabah merupakan salah satu dari prinsip lima C yang merupakan persyaratan dalam mekanisme penyaluran KUR. 3. Tingkat pendapatan per bulan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh peminjam kredit selama satu bulan, diukur dalam rupiah. 4. Aset keluarga adalah nilai beberapa aset yang dimiliki usaha responden. Diukur dalam rupiah dengan menghitung nilai dari asset yang dimiliki apabila aset tersebut dijual pada saat penelitian berlangsung harga pasar yang berlaku. 5. Aset usaha adalah jumlah atau nilai beberapa aset yang dimiliki usaha responden. Diukur dalam rupiah dengan menghitung nilai dari aset yang dimiliki apabila aset tersebut dijual pada saat penelitian berlangsung harga pasar yang berlaku. 6. Frekuensi peminjaman atau pengalaman kredit adalah berapa kali peminjaman kredit yang telah dilakukan responden, diukur dalam berapa kali. 7. Lama usaha adalah berapa lama usaha yang telah dijalankan sejak dari awal berdiri hingga saat ini, diukur dalam satuan tahun. 8. Modal usaha adalah jumlah modal yang digunakan pada saat awal pendirian usaha, diukur dalam satuan rupiah. 9. Lama pendidikan adalah berapa lama pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh nasabah, diukur dalam tahun.

V. GAMBARAN UMUM BRI

5.1 Sejarah BRI

Bank Rakyat Indonesia atau yang sekarang ini dikenal dengan nama Bank BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah pada Tanggal 16 Desember 1895 oleh seorang patih yang bernama Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Awalnya bank tersebut bernama “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofdeen ” Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia atau pribumi, selanjutnya berubah menjadi “Halp Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren ” Bank Bantuan dan Simpanan Milik Pegawai Pangreh Praja Berkebangsaan Pribumi. Pada kegiatan awalnya, bank tersebut menggunakan uang kas masjid untuk kemudian digunakan sebagai pinjaman bagi masyarakat dengan angsuran ringan. Dalam perkembangannya terdapat berbagai perubahan dan pembenahan sistem, yaitu: a. Pada tahun 1987 namanya diubah menjadi “Purwokertosche Hulp Spaar en Landbouw Creditbank ” oleh W.P.D. de Wollf Van Westerrode, seiring dengan reorganisasi yang meliputi, pembentukan badan hukum, penyusunan prosedur, perluasan keanggotaan, perluasan bidang usaha, dan lain-lain. b. Pada tahun 1898 namanya lebih dikenal sebagai Volksbank atau Bank Rakyat yang tumbuh dengan pesat diberbagai tempat sehingga mulai melibatkan pemerintahan Hindia Belanda secara langsung dan namanya berganti lagi menjadi Vokscredietwezwn. c. Berdasarkan surat keputusan Ratu Belanda No.118 tanggal 10 Juli 1912, Staatsblad 1912 No.392, berubah menjadi “Centrale Kas Voor het Volkscredietwezen”. d. Pada tahun 1934 berubah menjadi “Agemeene Volscredietbank” AVB, berdasarkan Staatsblad No.82 menyatakan bahwa AVB bukanlah usaha yang dimiliki oleh negara meskipun didirikan dengan keputusan pemerintahan. AVB diusahakan untuk diatur dan dikelola sebagaimana perusahaan swasta. e. Pada masa kedudukan Jepang di Indonesia, tanggal 3 Oktober 1934 AVB berga nti nama menjadi “Syomin Ginko” Bank Rakyat. Kemudian setelah