Berdasarkan Tabel 13, responden mengajukan pinjaman, mayoritas sebanyak satu sampai tiga kali pengajuan pinjaman sebesar 62,50 persen, dan juga
empat sampai enam kali pengajuan pinjaman sebesar 18,75 persen. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, frekuensi pinjaman sebanyak satu sampai tiga
kali merupakan nasabah baru pinjaman. Responden tersebut baru menjadi nasabah pinjaman KUR BRI dikarenakan usaha yang dijalankannya memerlukan
tambahan dana untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya dikarenakan banyaknya usaha-usaha baru yang sejenis dan memperketat
persaingan.
6.2.8. Waktu Perealisasian KUR Responden
Waktu perealisasian KUR dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai karakter nasabah, apabila waktu perealisasian KUR cepat maka pihak BRI sudah
memiliki kepercayaan terhadap calon nasabahnya, selain itu usaha yang dijalankan sudah dinilai layak dan persyaratan sudah dipenuhi oleh calon nasabah.
Tabel 14. Waktu Perealisasian KUR Responden Nasabah KUR BRI Unit Leuwiliang
Waktu Perealisasian Pinjaman Jumlah Responden
Persentase Hari
Orang
1 3
3,75 2
2 2,50
3 16
20 5
5 6,25
7 48
60 10
4 5
14 1
1,25 30
1 1,25
Total 80
100
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 14, dapat dilihat mayoritas waktu perealisasian KUR adalah tujuh hari sebesar 60 persen dan tiga hari sebesar 20
persen. Waktu perealisasian KUR selama tujuh hari merupakan waktu yang dijanjikan oleh BRI dalam perealisasian dana setelah dilakukan survey lapang
guna mengetahui kelayakan usaha, sedangkan waktu perealisasian dana kurang dari tujuh hari dikarenakan nasabah tersebut merupakan nasabah lama atau
mempunyai hubungan baik dengan BRI Unit Leuwiliang. Selain itu waktu perealisasian lebih dari tujuh hari bahkan mencapai satu bulan dikarenakan kurang
terpenuhinya persyaratan-persyaratan dalam pengajuan pinjaman.
Modal Usaha Responden
Modal usaha merupakan salah satu mekanisme penyaluran kredit, yang merupakan sejumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini
kelihatannya berkaitan dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, dalam kaitan bisnis, semakin besar modal usaha seseorang maka semakin
dipercaya untuk menerima kredit. Besarnya modal usaha yang dimiliki setiap nasabah berbeda-beda ada
yang memiliki modal besar, ada juga yang memiliki modal kecil, tergantung dengan jenis usaha yang dijalankannya. Umumnya usaha yang dijalankan oleh
responden BRI Unit Leuwiliang adalah toko-toko sembako, rumah makan, makanan dan minuman baik dalam volume besar maupun kecil. Dapat dilihat
pada Tabel 15, mayoritas responden memiliki modal usaha sebesar lebih dari 10 juta rupiah sebesar 73,75 persen, dengan usaha yang dijalankan beragam seperti
usaha agribisnis pertanian, peternakan, toko kayu bangunan, dan rumah makan atau restoran . Sedangkan untuk modal kurang dari 10 juta rupiah usaha yang
dijalankan adalah tukang sayur, tukang gorengan, bubur ayam, bakso, dan trading. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 15, dapat dilihat mayoritas
responden yang mendapatkan KUR memiliki modal usaha diatas sepuluh juta rupiah. Responden yang memiliki modal usaha dibawah sepuluh juta rupiah
relatif kecil, sehingga masih banyak para pengusaha kecil yang memiliki modal usaha dibawah sepuluh juta rupiah belum dapat memperoleh KUR. Dalam hal ini
BRI Unit Leuwiliang memperhatikan faktor keamanan karena semakin besar
modal usaha responden maka semakin besar omzet yang dihasilkan. Modal usaha merupakan salah satu kriteria penting dalam penyaluran kredit karena semakin
besar modal usaha seseorang maka semakin dipercaya untuk menerima kredit.
Tabel 15. Modal Usaha Responden Nasabah KUR BRI Unit Leuwiliang
Modal Usaha Responden Jumlah Responden
Persentase Orang
Rp. 0 - 5.000.000 7
8,75 Rp. 5.000.001-10.000.000
14 17,50
Rp.10.000.000 59
73,75
Total 80
100
6.4. Kondisi Ekonomi