3. Usaha Jasa Bank Meliputi transfer, Inkaso, Safe Deposit Box, Automatic Teller Machine
ATM, Cek Perjalanan BRI Cepebri, Kliring, dan jual beli Bank Notes atau mata uang asing. Selain itu, jasa bank lainnya meliputi biaya penyelenggaraan
ibadah haji, penerimaan Surat Tanda Kendaraan Bermotor STNK, Surat Izin Mengemudi SIM, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor BPKB, penerimaan
setoran denda tilang, penerimaan setoran tagihan telepon dan listrik, pembayaran uang pensiun PT Taspen dan PT Asabri, pembayaran Pajak Bea
Cukai KPKN, pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Subsidi Pembangunan Inpres P2KP, Pelayanan setoran PT Pusri, pelayanan
pembayaran Pertamina dan pelayanan setoran Pegadaian.
5.5 Gambaran Umum Kantor Cabang BRI Bogor
Kantor Cabang Kanca BRI Bogor merupakan salah satu dari 24 Kanca BRI yang ada di wilayah Kanwil Jakarta 2. Kanca BRI Bogor dipimpin oleh
seorang Pemimpin Cabang Pinca yang membawahi kegiatan pelayanan kepada sektor makro dan ritel. Dalam kegiatannya Pinca dibantu oleh tiga orang manajer,
yaitu : 1. Manajer Pemasaran MP
Manajer Pemasaran bertanggung jawab terhadap bisnis ritel baik kredit maupun dana. Kredit merupakan sejumlah dana BRI yang dipinjamkan
kepada nasabah debitur. Sedangkan dana adalah pemasukan yang diterima oleh BRI baik melalui simpanan, pinjaman, penjualan saham BRI, dan
sebagainya. Manajer Pemasaran membawahi para Account Officer AO. 2. Manajer Operasional MO
Manajer Operasional bertanggung jawab terhadap kelancaran seluruh proses kegiatan operasional Kanca. Manajer Operasional membawahi Asisten
Manajer Operasional AMO serta Supervisor Kas dan Supervisor Dana dan Jasa.
3. Manajer Bisnis Mikro MBM Manajer Bisnis Mikro bertanggung jawab terhadap bisnis baik kredit maupun
dana dan operasional mikro di BRI Unit. MBM dibantu oleh Asisten Manajer
Bisnis Mikro AMBM yang membawahi penilik BRI Unit. Selain itu, MBM juga membawahi Petugas Administrasi Unit PAU dan Petugas Rekonsiliasi
Unit PRU. Kantor Cabang BRI Bogor membawahi 27 kantor BRI Unit. Unit-unit
yang berada di bawah Kantor Cabang BRI Bogor tersebar di berbagai kecamatan yang ada di kota dan kabupaten Bogor. BRI Unit yang berada di wilayah Kantor
Cabang BRI Bogor bergerak dalam segmen pelayanan perbankan di bidang mikro.
5.6 Gambaran Umum Kantor BRI Unit Leuwiliang
Kantor BRI Unit Leuwiliang merupakan salah satu dari 27 BRI Unit yang berada di wilayah Kantor Cabang BRI Bogor. BRI Unit Leuwiliang berdiri pada
tahun 1984 bersamaan dengan berdirinya BRI Unit di seluruh Indonesia. Berdirinya BRI Unit tersebut tidak terlepas dari gagalnya pelaksanaan program
Bimbingan Massal Bimas dan Intensifikasi Massal Inmas yang didirikan pemerintah pada tahun 1969.
Tujuan utama program Bimas dan Inmas adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan, terutama produk beras. Namun
program tersebut tidak berjalan lancar karena BRI tidak mempunyai wewenang penuh dalam melakukan penilaian kredit dan menentukan pihak-pihak mana saja
yang dinilai cukup layak untuk mendapatkan kredit, sehingga program tersebut dihentikan. Pada tahun 1984, untuk pertama kalinya pemerintah mengeluarkan
kebijakan deregulasi perbankan yang memungkinkan BRI untuk melakukan transisi bisnis kredit mikro. Sejak itu BRI mulai menata manajemen internalnya
dan memperbaiki antusiasme para karyawan hingga ke tingkat BRI Unit yang berhubungan langsung dengan nasabah mikro dan kecil.
BRI Unit Leuwiliang terletak di kecamatan Leuwiliang, tepatnya di Jalan Raya Leuwiliang di depan pasar Leuwiliang. Ruang lingkup BRI Unit
Leuwiliang yaitu hanya Kecamatan Leuwiliang. Mayoritas nasabah BRI Unit Leuwiliang berdomisili di Kecamatan Leuwiliang. Untuk peminjaman
dikhususkan sebagian besar untuk nasabah di Kecamatan Leuwiliang dan adapula beberapa berasal dari wilayah lain.
BRI Unit Leuwiliang dipimpin oleh seorang Kepala Unit Kaunit yang membawahi Mantri, Deskman dan Teller Gambar 4. Masing-masing bagian
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, sebagai berikut :
a. Kepala Unit Kaunit Bertugas sebagai pemimpin kantor BRI Unit dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan operasional yang dilakukan oleh BRI Unit tersebut. Disamping itu mempunyai wewenang untuk melakukan putusan kredit sebatas
Kuasa Memutus Permohonan Pinjaman KMPP yang dimilikinya. Kaunit mempunyai wewenang untuk memutuskan kredit sebesar 10.000.000 rupiah,
lebih dari nilai tersebut harus diproses di kantor cabang. Plafond maksimum KUR di BRI Unit Leuwiliang sebesar lima juta rupiah.
b. Mantri Bertugas sebagai tenaga pemasaran yang berfungsi ganda sebagai lending atau
funding officer. Khusus untuk pinjaman, Mantri berfungsi sebagai seorang analisa kredit yang melakukan analisis dan merekomendasi putusan kredit
sekaligus berfungsi sebagai Pembina nasabah kredit. c.
Deskman Bertugas melayani kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi di BRI Unit
yang bersifat administratif. Selain itu berfungsi untuk memberikan informasi kepada nasabah tentang produk-produk yang dimiliki oleh BRI khususnya
tabungan Simpedes dan Kredit Usaha Rakyat KUR. d.
Teller Bertugas melayani nasabah untuk melakukan transaksi tunai, yaitu penerimaan
dan pembayaran kas. Adapun beberapa contohnya yaitu penerimaan setoran tabungan, pembayaran pinjaman, dan sebagainya.
Gambar 4. Struktur Organisasi BRI Unit Leuwiliang
Sumber : BRI Unit Leuwiliang, 2008
Kepala Unit
Teller Deskman
Mantri
Produk yang ditawarkan oleh BRI Unit Leuwiliang adalah Simpedes, Kupedes, KUR, tabungan Britama, Deposito BRI Depobri, tabungan haji, dan
Simaskot Simpanan Masyarakat Kota, pada akhir tahun 2005 di tiadakan dan dilebur menjadi satu dengan Simpedes. Untuk lebih menarik minat nasabah
terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh BRI Unit Leuwiliang, maka BRI Unit Leuwiliang memberikan fasilitas-fasilitas yang memudahkan nasabah, yaitu :
1. Untuk produk peminjaman, tidak ada persyaratan khusus hanya surat izin
usaha yang otentik dan jelas serta layak dan juga identitas diri. 2.
Untuk produk simpanan, dalam pembuatan simpanan hanya memerlukan KTP dan saldo awal untuk setiap simpanan tidak terlalu besar, untuk
Simpedes saldo awal sebesar 100 ribu rupiah, sedangkan untuk Britama saldo awal sebesar 200 ribu rupiah. Dalam penarikan uang, nasabah dapat
melakukannya di ATM BRI dimana saja, selain itu BRI Unit Leuwiliang sudah on line jadi nasabah dapat melakukan transaksi di BRI dimana saja.
BRI Unit Leuwiliang juga melayani pembayaran listrik, telepon, angsuran motor, dan sebagainya.
Produk utama yang dimiliki oleh BRI Unit selain daripada KUR adalah Simpedes Simpanan Masyarakat Pedesaan dan Kupedes. Hal ini merupakan
penciri utama BRI Unit seluruh Indonesia. Simpedes BRI telah menjawab keraguan akan kemampuan dan kemauan menabung masyarakat pedesaan
terhadap faktor keamanan, kemudahan dan kenyamanan dalam penarikan tabungan sewaktu-waktu.
Kupedes adalah suatu fasilitas kredit yang bersifat umum untuk mengembangkan suatu usaha yang layak. Kupedes diutamakan untuk membiayai
usaha, baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat kecil di perkotaan. Namun demikian, untuk memperluas jangkauan pelayanan, kupedes dapat juga disalurkan
untuk sektor konsumsi bagi golongan masyarakat berpenghasilan tetap. Dalam perealisasian kupedes untuk rata-rata peminjaman yang dilakukan
oleh nasabah BRI Unit sebesar Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000.000, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah, yaitu :
1. Industriusaha: a. Izin usaha dari wilayah setempat
b. Kelayakan usaha c. Surat keterangan usaha dari wilayah setempat
d. Agunan sesuai kebutuhan kredit 2. Pegawai berpenghasilan tetap
a. Adanya perjanjian kerjasama antara BRI dengan perusahaan atau instansi tempat pegawai tersebut bekerja.
b. Adanya izin dari perusahaan atau instansi untuk meminjam di BRI c. Perinjian gaji serta SK golongan.
Jangka waktu pengembalian pinjaman didasarkan pada kriteria nasabah dan penggunaan pinjaman, yaitu pinjaman untuk modal kerja dua tahun, pinjaman
untuk investasi tiga tahun , dan pinjaman untuk pegawai lima tahun. Apabila persyaratan tidak dipenuhi maka dapat memungkinkan pinjaman tersebut akan
ditolak oleh pihak BRI. Selain tidak dipenuhinya persyaratan ada juga yang menjadi faktor pinjaman ditolak, yaitu apabila usahanya tidak layak.
VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN