6.2.3. Tingkat Pendidikan Responden
Selain jenis kelamin dan usia responden, tingkat pendidikan juga merupakan indikator yang perlu dilihat dari nasabah KUR, karena tinggi
rendahnya pendidikan sangat mempengaruhi nasabah dalam mengerti dan memahami tentang tata cara pengajuan dan penerimaan pinjaman, serta
mengetahui hak dan kewajiban sebagai nasabah KUR sehingga peluang keterlambatan pembayaran pinjaman akan semakin kecil.
Dalam penelitian tingkat pendidikan dibagi menjadi beberapa kategori dari tidak sekolah sampai dengan D3 atau sarjana. Berdasarkan penelitian
terhadap tingkat pendidikan responden yang dilakukan di BRI Unit Leuwiliang Tabel 9, diketahui bahwa tingkat pendidikan sebagian besar nasabah adalah
Sekolah Menengah Umum SMU sebesar 43,75 persen. Nasabah yang melesaikan pendidikannnya hingga Sekolah Dasar SD sebesar 28,75 persen,
Sekolah Mengengah Pertama SMP sebesar 15 persen, D3 atau Sarjana sebesar 7,50 persen. Akan tetapi masih ada responden yang tidak tamat SD sebesar 5
persen, sangat kecil dibanding tingkat pendidikan lainnya dikarenakan responden tersebut masih menganggap pendidikan kurang penting serta adanya masalah
ekonomi.
Tabel 9. Tingkat Pendidikan Responden Nasabah KUR BRI Unit Leuwiliang
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
Persentase Orang
Tidak Tamat SD 4
5 SD
23 28,75
SMP 12
15 SMU
35 43,75
D3Sarjana 6
7,50
Total 80
100
Berdasarkan hasil penelitian, responden di BRI Unit Leuwiliang memiliki tingkat pendidikan yang beragam, akan tetapi mayoritas responden berpendidikan
akhir SMU, sehingga responden mudah dalam memahami dan mengerti proses
perealisasian KUR dan kewajiban pelunasan sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan pembayaran. Walaupun demikian pihak BRI tidak terlalu
mempertimbangkan pendidikan nasabahnya apabila dari segi kelayakan usaha sudah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan.
6.2.4. Jenis Pekerjaan Responden