Prosedur Umum Perkreditan Mekanisme Penyaluran Kredit

BRI Unit memberikan jangka waktu untuk pengembalian kredit berdasarkan jenis pinjaman , yaitu : 1. Pinjaman untuk modal kerja KMK, jangka waktu pengembaliannya adalah dua tahun. 2. Pinjaman untuk investasi KI, jangka waktu pengembaliannya adalah tiga tahun. Dalam pemberian kredit, pihak peminjam diharuskan memberikan agunan pinjaman kepada pihak bank. Barang yang menjadi agunan biasanya adalah surat-surat berharga seperti sertifikat rumah atau sertifikat tanah, sedangkan untuk Kretap agunannya adalah SK kerja. Khusus untuk KUR pihak peminjam tidak perlu memberikan agunan karena KUR merupakan kredit atau pinjaman tanpa agunan dan dijamin oleh pemerintah. Dalam KUR pihak peminjam dikenakan bunga pinjaman dalam pengembalian kredit, yaitu sebesar 1,125 persen per bulan. Pemerintah menjamin kredit apabila ternyata kredit yang disalurkan macet melalui perusahaan asuransi BUMN, yaitu PT. Asuransi Kredit Indonesia Askrindo dan Perum Sarana Pembinaan Usaha SPU. Kedua perusahaan itu menanggung kredit macet hingga 70 persen dari total kredit, hal itu terjadi karena KUR dijamin pemerintah.

2.7 Prosedur Umum Perkreditan

Pengajuan kredit dari nasabah kepada pihak BRI Unit Leuwiliang melalui beberapa tahap atau prosedur. Prosedur perkreditan ini sangat penting dilaksanakan oleh pihak BRI Unit Leuwiliang dalam melakukan perealisasian kredit. Prosedur umum perkreditan dimulai dari tahap awal yaitu permohonan kredit, pemenuhan persyaratan kredit kemudian pengisian formulir permohonan kredit, setelah itu dilakukan penilaian dan analisis dari permohonan kredit sehingga dapat diambil keputusan atas permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah, hingga tahap pengawasan kredit. Prosedur umum perkreditan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Prosedur Umum Perkreditan Sumber : Bank Rakyat Indonesia, 2008

2.8 Mekanisme Penyaluran Kredit

Mekanisme penyaluran kredit terdiri atas syarat-syarat dan prosedur pemberian kredit. Selain itu prinsip lima C turut mempengaruhi dalam pemberian kredit. Kelima prinsip itu adalah : 1. Character Karakter, Keadaan watak dan sifat calon nasabah baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usahanya. Penilaian ini merupakan penilaian terhadap kejujuran, ketulusan, kepatuhan akan janji, serta kemauan untuk membayar hutang-hutangnya. Tingkat kepercayaan debitur sifat maupun tingkah laku mempengaruhi pihak bank dalam memberikan kredit. 2. Capacity Kapasitas, kemampuan yang dimiliki calon nasabah atau debitur untuk membuat rencana dan mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan, termasuk dalam menjalankan usahanya guna memperoleh keuntungan atau laba yang diharapkan. 3. Capital Modal, meliputi modal dasar atau dana yang dimiliki calon nasabah atau debitur untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya. Adapun penilaian terhadap modal ini adalah untuk mengetahui keadaan permodalan, sumber-sumber dana dan penggunaannya. Semakin besar nilainya dapat mepengaruhi pemberian kredit. 4. Collateral Agunan, meliputi barang-barang yang diserahkan calon nasabah atau debitur sebagai agunan kredit yang akan diterimanya. Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana resiko tidak terpenuhinya kewajiban financial kepada bank dapat ditutup oleh nilai agunan yang diserahkan calon nasabah. Penilaian terhadap barang agunan ini meliputi jenis Permohonan Kredit Pemenuhan Persayaratan Kredit Pencairan Kredit Pengisian Formulir Permohonan Kredit Keputusan atas Permohonan Kredit Pengawasan Kredit Penilaian dan Analisis Permohonan Kredit Pelunasan Kredit atau macam barang, nilainya, lokasinya, bukti pemilikan dan status hukumnya. 5. Condition of Economy Kondisi Ekonomi, merupakan faktor eksternal berupa kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap kredit. Penilaian terhadap kondisi ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan usaha calon nasabah atau debitur dan bagaimana debitur tersebut mengatasi dan mengantisipasinya, sehingga usahanya tetap hidup dan berkembang.

2.9 Kajian Penelitian Terdahulu