VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
6.1 Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Leuwiliang
BRI Unit Leuwiliang dalam menyalurkan KUR tidak terlepas dari syarat- syarat maupun prosedur yang harus dilaksanakan oleh nasabah. Dalam hal ini,
KUR tidak langsung diberikan oleh pihak BRI Unit Leuwiliang sebelum mengenal karakteristik calon debitur secara lebih jelas.
Secara umum prosedur pengambilan KUR melewati dua tahap, yaitu tahap pengajuan permohonan atau pemberian kredit dan tahap pembayaran kembali.
Tahap pengajuan permohonan kredit diawali dengan formulir yang tersedia di BRI Unit Leuwiliang. Kemudian penilaian kredit dilakukan oleh Mantri BRI Unit
Leuwiliang. Kaunit BRI Leuwiliang meneliti data kredit yang telah dikumpulkan dan mengambil keputusan.
Apabila usaha tersebut dinilai layak, maka Kaunit dapat langsung memutuskan pemberian kredit. Plafond KUR di BRI Unit Leuwiliang yaitu
maksimal lima juta rupiah. Bila permohonan kredit tersebut dinilai tidak layak maka Kaunit dapat langsung memberikan keputusan penolakan.
Semua prosedur penyaluran kredit tidak terlepas dari prinsip lima C Character, Capacity, Collateral, Capital dan Condition of Economy. Proses
pencairan kredit di BRI Unit Leuwiliang kurang lebih adalah seminggu setelah pengajuan permohonan kredit. Secara lebih jelas prosedur penyaluran kredit yang
dilakukan oleh BRI Unit Leuwiliang adalah :
1. Persyaratan Awal
Pendaftaran awal harus dilakukan di kantor BRI Unit Leuwiliang pada jam kerja dan petugas yang melayani adalah Deskman. Calon nasabah harus
membawa kelengkapan identitas diri untuk permohonan pinjaman atau kredit, yaitu:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP suami isteri bila sudah menikah. 2. Fotokopi Kartu Keluarga KK
3. Pas Photo 4 x 6 sebanyak 1 lembar. 4. Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan dan Kelurahan.
5. KUR tidak diwajibkan menggunakan agunan akan tetapi tidak menutup kemungkinan pihak bank meminta jaminan atau agunan ringan.
6. Minimal usaha yang dilakukan telah berjalan selama 6 bulan. Calon nasabah dapat memilih jumlah serta jangka waktu pengembalian
KUR sesuai dengan kemampuannya berdasarkan prosedur KUR yang berlaku. Jangka waktu angsuran KUR yang dapat dipilih calon debitur yaitu selama 12, 18,
dan 24 bulan. Pada saat itu, Deskman turut membantu nasabah dalam memberikan alternatif pilihan pinjaman sesuai dengan kemampuan usahanya.
2. Pendaftaran
Setelah proses pengajuan kredit dilakukan, selanjutnya dilaksanakan proses administrasi. Dalam hal ini, Deskman bertugas untuk memeriksa apakah
calon debitur termasuk dalam daftar hitam atau tidak. Selain itu, Deskman juga harus mempersiapkan pemeriksaan di tempat nasabah sesuai dengan besar KUR
dan memastikan pinjaman lama dengan memeriksa berkas pinjaman yang lalu dan kartu pelunasannya, apabila pernah atau sedang meminjam di BRI. Setelah itu,
seluruh berkas diberikan kepada Kaunit untuk diproses lebih lanjut. Kaunit akan memeriksa kelengkapan persyaratan yang diperlukan dan
berkas pengajuan pinjaman dari Deskman. Sebelum memutuskan permohonan, Kaunit harus menugaskan Mantri atau Kaunit sendiri yang melakukan
pemeriksaan kebenaran laporan usaha yang diberikan oleh calon debitur. Dalam hal ini, diharapkan Kaunit lebih mengenal karakter calon debitur.
3. Pemeriksaan terhadap Usaha Calon Debitur
Pemeriksaan terhadap aspek-aspek usaha calon debitur juga sangat diperlukan untuk meminimalkan resiko terjadinya penunggakan pada pinjaman.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara langsung oleh Mantri terhadap keadaan usaha calon debitur. Untuk memperoleh informasi tersebut Mantri dapat melakukan
wawancara, baik langsung terhadap calon nasabah maupun para tetangga atau relasinya.
Prinsip 5 C perlu diperhatikan dalam pemeriksaan ini, oleh karena itu Mantri harus giat mengamati dan mewawancarai orang-orang yang tepat guna
mendapatkan data yang akurat sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis usaha calon nasabah. Kriteria pemeriksaan tersebut meliputi :
1. Usaha benar-benar sesuai dengan surat keterangan Kecamatan atau Kelurahan yang diberikan.
2. Domisili calon debitur sesuai dengan KTP yang telah diberikan. 3. Calon nasabah atau debitur mempunyai sifat baik, ini dapat diketahui dari
hasil wawancara dengan para tetangga, relasi, ataupun perangkat desa yang berhubungan.
4. Calon nasabah mempunyai prospek usaha yang baik. Pemeriksaan terhadap usaha nasabah dapat dibagi atas aspek pemasaran,
aspek keuangan, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial ekonomi. Aspek pemasaran dianalisis untuk mengetahui prospek usaha dan laba yang dapat
menjamin kelangsungan usaha tersebut. Aspek ini mencakup keadaan pasar, baik permintaan maupun penawaran yang sudah ada untuk jenis usaha yang
direncanakan dan diproduksi. Penilaian terhadap aspek keuangan dilakukan dengan cara melihat data
keuangan calon nasabah dari kegiatan masa lalu. Dari data tersebut dapat diperkirakan sejauhmana keuntungan dari usaha yang dijalankan dimasa yang
akan datang. Dengan demikian pihak BRI Unit dapat mengukur kesehatan usaha dan dapat mempertimbangkan seberapa besar jumlah pinjaman yang dapat
diberikan. Aspek manajemen dapat mencerminkan bagaimana hubungan antara
kemampuan, pengalaman, kejujuran, dan cara mengelola usaha. Hal ini berkaitan dengan bagaimana karakter calon debitur dengan kemampuannya dalam
mengembalikan pinjaman kredit. Penilaian terhadap aspek hukum dapat dilihat dari kelengkapan data yang
dimiliki oleh nasabah, seperti akte pendirian usaha maupun surat ijin usaha lainnya dari instansi yang berwenang. Hal ini diperlukan untuk melihat kebenaran
keberadaan usaha yang dilaporkan calon debitur. Sedangkan aspek sosial ekonomi dapat dilihat dari pengaruh usaha calon nasabah terhadap lingkungan
masyarakat sekitarnya.
6.2 Character Karakter Responden