Fasilitas Pendistribusian Air Bersih

pengolahan ini diantaranya warna disebabkan oleh tanin dan logam dengan kadar yang tinggi serta larutan seperti halnya air asin. Untuk penyediaan air bersih skala kecil dan menengah, sistem slow sand filter dirasa cukup efektif untuk mengolah air baku menjadi air bersih. Namun, untuk kebutuhan air skala besar lingkup daerah sistem slow sand filter tidak efektif, karena waktu yang dibutuhkan untuk proses pengolahan cukup lama. Kasus PDAM Sukabumi Watironna, 2005, unit-unit pendukung proses pengolahan air bersih meliputi BPT Bak Pelepas Tekan, unit flow splitter, unit flokulasi, unit sedimentasi, unit filtrasi dan CWT Clear Water Tank.

5.2 Pendistribusian Air Bersih

Unit distribusi merupakan satu sistem pelayanan yang merupakan satu kesatuan sistem fisik teknik dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum dalam suatu sistem pelayanan air minum Dirjen Cipta Karya, 2008. Menurut PP No 19 tahun 2002 tentang Sistem Penyediaan Air Minum pasal 10, unit distribusi terdiri atas bangunan penampungan, jaringan transmisi air, tangki air dan sistem perpompaan.

5.2.1 Fasilitas Pendistribusian Air Bersih

1 Bangunan Penampungan Air Reservoir Reservoir merupakan tempat penampungan air untuk sementara, sebelum didistribusikan Dirjen Cipta Karya, 2008. Menurut Sutrisno 2006, reservoir merupakan wadah yang digunakan untuk menampung air yang telah mengalami proses pengolahan dan siap untuk didistribusikan. Reservoir berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam keadaan darurat dan sebagai penyedia kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir PPS Bungus berjarak sekitar 50 m dari daerah pelayanan Gambar 12. Volume bak reservoir yang dimiliki sebesar 300 m 3 , artinya jumlah air maksimum yang mampu ditampung pada suatu waktu tanpa didistribusikan adalah 300 ton. Menurut BPTTG 1990, kapasitas ideal bak reservoir adalah dapat menampung 30 dari kebutuhan air bersih per harinya. Lebih besar dari itu akan tidak ekonomis. Gambar 12 Reservoir air bersih di PPS Bungus. 2 Jaringan Transmisi Air Bersih Jaringan transmisi air bersih merupakan jalur pipa pembawa air bersih dari titik awal transmisi air bersih ke titik akhir transmisi air bersih Dirjen Cipta Karya, 2008. Jaringan pipa distribusi yang digunakan PPS Bungus untuk mengalirkan air dari reservoir ke tangki air adalah pipa jenis GL Galvanis berdiameter 150 mm. Pada umumnya, di berbagai PDAM dan pelabuhan perikanan di Indonesia sering terjadi kasus penyempitan pada pipa distribusi yang disebabkan oleh kandungan zat kapur yang terlalu tinggi. Penyempitan diamater pipa akibat kandungan zat kapur akan menyebabkan debit air yang sampai ke konsumen lebih kecil dibandingkan dengankan debit air yang direncanakan dan waktu pengisian air bersih menjadi cukup lama pada unit kegiatan penangkapan. Kondisi seperti ini terjadi di PPS Kendari Saiben, 2003. Berbeda halnya dengan PPS Bungus, rendahnya kadar zat kapur yang terlarut dalam air distribusi dan pengolahan air bersih PPS Bungus yang dilakukan tanpa klorinisasi menyebabkan tidak terjadi masalah penyempitan diameter kapasitas pipa distribusi. 3 Tangki Air Tangki air selain berfungsi sebagai tempat penyimpan air juga berfungsi untuk meningkatkan tekanan air yang akan dialirkan ke berbagai unit kegiatan yang ada di pelabuhan. Atas alasan tersebut, tangki air PPS Bungus dibangun dan ditempatkan pada posisi yang cukup tinggi dari tanah, yakni pada ketinggian 10 m dari permukaan tanah Gambar 13. Gambar 13 Tangki air bersih PPS Bungus. 4 Pompa Distribusi Pemasangan pompa penguat tekanan perlu dilakukan jika jarak reservoir cukup jauh dari daerah pelayanan dan kondisi topografi tidak memungkinkan distribusi secara gravitasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2007. Demikan hal yang terjadi pada PPS Bungus, jarak reservoir yang relatif jauh dari daerah pelayanan dan kondisi elavasi tanah yang datar menyebabkan pihak pelabuhan membutuhkan bantuan pompa penguat untuk mendistribusikan air bersih ke dermaga dan ke tangki air, juga dari tangki air ke unit fasilitas lain seperti perumahan, perkantoran, pabrik es dan pengolahan. Pada PPS Kendari Saiben, 2003, pihak pelabuhan tidak menggunakan mesin bantu untuk menyalurkan air, hal ini disebabkan tempat pengolahan water treatment dan penampungan relatif lebih tinggi secara topografi dibandingkan dengankan daerah pelayanan. Pendistribusian dilakukan dengan mekanisme gravitasi.

5.2.2 Kemampuan Distribusi