7.1.2 Tingkat Kebutuhan Air Bersih pada Pabrik Es
1 Kebutuhan Aktual
Terdapat satu pabrik es di areal PPS Bungus, yang dikelola oleh PT. Danitama Mina. Perusahaan ini berdiri dengan menyewa areal pelabuhan
perikanan seluas 1.523 m
2
. Pabrik es ini memiliki kapasitas produksi sebesar 60 tonhari Anonimus, 2007. Namun, hingga saat ini rata-rata produksi es setiap
harinya hanya berkisar 20 – 24 ton atau sekitar 33 dari kapasitas produksi.
Air baku yang dipergunakan untuk produksi es bersumber dari PPS Bungus. Setiap harinya, air bersih yang dimanfaatkan untuk produksi es berkisar 25 - 27
ton. Air bersih untuk keperluan karyawan yang penggunaannya meliputi air minum, mandi dan wc berjumlah 30 liter per hari ton per tahun dan pemanfaatan
air bersih untuk pencucian dan kebersihan peralatan berjumlah sebesar 20 liter per hari. Selama tahun 2006, pabrik es ini memanfaatkan 7.804,8 ton air bersih dari
PPS Bungus untuk berproduksi. Pada tahun yang sama, jumlah es yang disalurkan untuk berbagai keperluan di pelabuhan perikanan berjumlah 7.378,5 ton. Selain
itu, untuk kebutuhan air minum karyawan, mandi dan wc serta kebersihan lantai dan peralatan memanfaatkan sejumlah 128,1 ton air bersih. Jadi, total
pemanfaatan air bersih oleh pabrik es Dinatama Mina pada tahun 2006 adalah berjumlah 7.932,9 ton.
2 Kebutuhan Teoritis
Salah satu kebutuhan perbekalan melaut yang tidak kalah pentingnya adalah es. Es dibutuhkan untuk menjaga suhu dan kondisi ikan agar tetap segar pasca
penangkapan, baik selama di atas kapal maupun pendaratan dan pemasaran ikan di pelabuhan perikanan Yumi, 2007.
Penghitungan kebutuhan teoritis air bersih oleh pabrik es di suatu pelabuhan perikanan melibatkan beberapa variabel, yaitu kapasitas pabrik es per hari dan
koefisien kebutuhan air bersih. Sementara pada penghitungan nilai kebutuhan aktual, variabel yang terlibat adalah besaran jumlah produksi, jumlah karyawan
dan kebutuhan air bersih karyawan per hari kerja, tanpa memasukkan nilai koefisien kebutuhan air bersih dan kapasitas pabrik es perhari Pane. 2005.
Perbedaan variabel tersebut mengakibatkan perbedaan nilai antara kebutuhan air bersih teoritis dan nilai kebutuhan aktual.
Jumlah produksi es terkait erat dengan jumlah permintaan. Permintaan es biasanya datang baik dari armada penangkapan di Bungus maupun di luar Kota
Padang, serta oleh pedagang ikan yang berada di lokasi pelabuhan. Faktor musim penangkapan dan musim pendaratan cukup signifikan mempengaruhi jumlah
permintaan es. Pada saat musim penangkapan dan pendaratan kebutuhan es meningkat.
Berdasarkan perhitungan, diketahui kebutuhan teoritis air bersih pada pabrik es di PPS Bungus adalah 23.760 ton per tahun, sementara kebutuhan aktual air bersih
selama tahun 2006 berjumlah sebesar 7.932,9 ton. Terlihat perbedaan yang
mencolok pada kedua nilai tersebut. Tingkat kebutuhan air bersih pada pabrik es hanya sebesar 31,67. Hal ini dipengaruhi oleh faktor permintaan oleh pelanggan
es, dalam hal ini nelayan dan pemilik kapal. Sepinya aktivitas melaut mengakibatkan jumlah permintaan es yang digunakan sebagai bekal melaut pun
minim rendah. Kebijakan yang ditempuh pabrik es adalah menyesuaikan jumlah produksi dengan tingkat permintaan. Rendahnya jumlah produksi es
menyebabkan jumlah pemakaian air bersih dari pelabuhanpun kecil. Bila dibandingkan dengankan dengankan dengan PPS Kendari, yang mana
kapasitaskemampuan produksinya sebesar 224,5 tonhari, sementara produksi aktual yang mampu diupayakan adalah 101.2 tonhari, maka terjadi kekurangan
air bersih untuk memproduksi es bagi kebutuhan nelayan dan pengolahan di pelabuhan ini. Hal ini disebabkan minimnya suplai air bersih dari pelabuhan
Saiben, 2003.
7.1.3 Tingkat Kebutuhan Air Bersih pada Unit Processing