Unit Penangkapan Ikan Perikanan Tangkap di PPS Bungus

tangkap di wilayahnya dan pengawasan pemanfaatan sumberdaya penangkapan untuk pelestariannya PPS Bungus, 2006. Dalam pelaksanaan tugasnya sesuai dengan UU No. 31 Tahun 2004, PPS Bungus mempunyai fungsi sebagai berikut: 1 Tempat tambat labuh kapal perikanan; 2 Tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran dan distribusi ikan serta tempat pelaksanaan mutu hasil perikanan; 3 Tempat pengumpulan data tangkapan; 4 Tempat pelaksanaan penyuluhan, pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar operasional kapal perikanan.

4.2 Perikanan Tangkap di PPS Bungus

4.2.1 Unit Penangkapan Ikan

1 Armada Penangkapan Ikan Armada penangkapan ikan yang beroperasi di PPS Bungus terdiri atas kapal motor bermesin dalam inboard yang berukuran 10 GT sampai dengan 50 GT dan jenis perahu motor tempel outboard. Kapal motor biasa digunakan pada alat tangkap tuna long line dan purse seine, sedangkan perahu motor tempel PTM biasa digunakan pada alat tangkap pancing tonda, payang dan gill net. Pada tahun 2006, armada penangkapan ikan di PPS Bungus berjumlah kumulatif 1.275 unit per tahun dengan komposisi perahu tanpa motor berjumlah kumulatif 154 unit 12,1, perahu motor tempel PMT kumulatif 645 unit 50,6 dan kapal motor KM berjumlah kumulatif 476 unit per tahun 37,3 PPS Bungus, 2006. Hal ini menunjukkan bahwa perahu motor tempel merupakan armada penangkapan ikan yang dominan di PPS Bungus. Jumlah kumulatif armada penangkapan pada tahun 2006 meningkat sebesar 46,9 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terkait dengan upaya effort pemerintah daerah Pemda Sumatera Barat, PPS Bungus dan pengusaha di bidang perikanan untuk meningkatkan produksi hasil tangkapan di PPS Bungus. Diantara upaya yang dilakukan adalah penambahan jumlah armada penangkapan purse seine dan long line. Perkembangan jumlah kumulatif armada penangkapan ikan di PPS Bungus selama periode 1997 – 2006 disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah kumulatif armada penangkapan ikan yang ada di PPS Bungus selama periode 1997 - 2006 adalah sebesar -2,9 unit per tahun. Titik terendah tejadi pada tahun 2004 dengan tingkat pertumbuhan menurun 50 dari tahun sebelumnya. Kondisi ini disebabkan adanya permasalahan konflik antara masyarakat nelayan setempat Kecamatan Bungus dengan nelayan pendatang. Menurut keterangan pihak pengelola pelabuhan, sikap kurang terbukanya masyarakat setempat dalam menghadapi persaingan dengan nelayan pendatang menimbulkan suasana yang tidak nyaman bagi sebagian besar nelayan untuk berlabuh di pelabuhan ini. Kenaikan jumlah kumulatif armada kembali terjadi mulai tahun 2005 sebesar 45,2 sejumlah kumulatif 598 unit pada tahun 2004 menjadi 868 unit. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 46,9 sejumlah kumulatif 868 unit pada tahun 2005 menjadi 1.275 unit. Kondisi ini disebabkan oleh meredanya konflik yang terjadi di PPS Bungus dan juga terkait oleh kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk memberikan bantuan armada penangkapan sejumlah 407 unit untuk wilayah Kota Padang yang berbasis pada PPS Bungus PPS Bungus, 2006. Tabel 3 Jumlah kumulatif per tahun armada penangkapan ikan di PPS Bungus periode 1997-2006 Tahun Jumlah Armada unit Pertumbuhan 1997 3.383 - 1998 3.141 -7,1 1999 3.016 -4,0 2000 2.614 -13,3 2001 3.590 37,3 2002 2.674 -25,5 2003 1.195 -55,3 2004 598 -50,0 2005 868 45,2 2006 1.275 47,0 Kisaran 589 – 3.590 -55,3 – 46,9 Rata-rata 2.235,4 -2,9 Sumber: PPS Bungus, 2006 Gambar 3 Grafik perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di PPS Bungus periode 1997-2006. 2 Alat Tangkap Terdapat berbagai jenis alat tangkap yang pengoperasiannya berbasis di PPS Bungus, diantaranya long line, purse seine, pancing tonda, payang dan gill net. Pada tahun 2006, alat tangkap di PPS Bungus berjumlah 1.413 unit yang di dominasi oleh alat tangkap pancing tonda, gill net, payang dan hand line. Jumlah alat tangkap tersebut adalah 300 unit 21,23 untuk pancing tonda, 291 unit 20,59 untuk gill net, 167 unit 11,82 untuk bagan perahu dan 316 unit 22,36 untuk hand line PPS Bungus, 2006. Tabel 4 Alat penangkapan ikan di PPS Bungus tahun 2006 No. Jenis Alat Tangkap Jumlah unit Komposisi 1. Bagan 167 11,8 2. Gill net 291 20,6 3. Hand line 316 22,4 4. Long line 243 17,2 5. Pancing Tonda 300 21,2 6. Payang 81 5,7 7. Purse Seine 15 1,1 Jumlah 1.413 100,0 Sumber: PPS Bungus, 2006 Alat tangkap hand line merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan di PPS Bungus seperti terlihat pada Tabel 4, karena alat tangkap ini merupakan alat tangkap skala kecil dengan armada penangkapan menggunakan perahu motor tempel berukuran 0 – 5 GT. Investasi dan biaya kebutuhan melaut yang tidak terlalu memberatkan nelayan menjadikan alat tangkap ini sebagai pilihan nelayan untuk menangkap ikan. 3 Nelayan Nelayan di PPS Bungus terdiri atas dua kelompok, yaitu nelayan buruh dan nelayan pemilik. Nelayan buruh adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan, sedangkan nelayan pemilik adalah orang yang memiliki armada penangkapan ikan dan tidak selalu ikut dalam operasi penangkapan ikan. Mayoritas nelayan PPS Bungus merupakan penduduk asli Kecamatan Bungus dan masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir Kota Padang, namun banyak juga nelayan pendatang yang berasal dari daerah lain baik dari Sumatera Barat sendiri maupun dari Sumatera Utara dan Bengkulu. Jumlah nelayan yang kapalnya berkunjung di PPS Bungus, baik untuk membongkar hasil tangkapan, mengisi perbekalan maupun perbaikan selama tahun 2006 tercatat sebanyak 2.139 orang. Jumlah ini mengalami penurunan disebabkan banyak nelayan yang beralih pekerjaan seperti tukang ojek, petani dan pedagang akibat semakin tingginya biaya untuk melaut PPS Bungus, 2006. Tabel 5 Jumlah nelayan berdasarkan alat tangkap yang dioperasikan di PPS Bungus tahun 2006 NO Jenis alat tangkap Jumlah nelayan orang Komposisi 1. Bagan 200 9,4 2. Gillnet 101 4,9 3. Hand line 90 4,2 4. Long line 415 19,4 5. Pancing tonda 580 27,1 6. Payang 150 7,0 7. Purse seine 600 28,1 Jumlah 2.139 100,0 Sumber: PPS Bungus, 2006 Berdasarkan jenis alat tangkap yang beroperasi Tabel 5, jumlah nelayan yang paling dominan adalah nelayan purse seine dengan jumlah nelayan 600 orang 28,1 dari jumlah nelayan keselurahan dan diikuti nelayan kapal tonda dengan jumlah nelayan 580 orang 27,1 dari jumlah nelayan keselurahan.

4.2.2 Hasil Tangkapan