Pemanfaatan air bersih di Pelabuhan Perikanan Sumber Air bersih di Pelabuhan Perikanan

KAPP = KAM + KAI + KAP + KAE + KAO + KAR + KAB + KAL

2.3 Air Bersih di Pelabuhan Perikanan

2.3.1 Pemanfaatan air bersih di Pelabuhan Perikanan

Air bersih di pelabuhan perikanan merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan. Lubis 2006 menggolongkan air bersih dan fasilitas instalasinya di pelabuhan sebagai fasilitas yang bersifat mutlakvital, artinya fasilitas yang tidak boleh tidak ada di suatu pelabuhan perikanan. Penggunaan dan pengguna air bersih di pelabuhan perikanan dikelompokkan oleh Pane 2005 sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Pengguna dan Penggunaan Air Bersih di Pelabuhan Perikanan No Pengguna Penggunaan 1. NelayanABKkapal Air minum Memasak bahan makanan Mandi, WC Mencuci pakaian, peralatan Pembersihan hasil tangkapan Pembersihan kapal 2. Pabrik es Pembuatan es Air minum karyawan Mandi, WC, pencucian 3. Industri olahan Bahan tambahan Air minum karyawan Mandi, WC, pencucian peralatan 4. Perkantoran pelabuhan perikanan Air minum karyawan Mandi, WC 5. Perumahan pelabuhan Air minum Memasak bahan makanan Mandi, WC Mencuci pakaian 6. Instalasi atau fasilitas pelabuhan perikanan Pembersihan dermaga Pembersihan lantai TPI Sumber: Pane, 2005 Kebutuhan air bersih di PPS Bungus diketahui dengan menggunakan rumus Pane 2005, sebagai berikut: Keterangan: KAPP : Kebutuhan air di pelabuhan perikanan KAM : Kebutuhan air bersih untuk melaut literhari KAE : Kebutuhan air bersih untuk pabrik es literhari KAO : Kebutuhan air bersih untuk undustri olahan literhari KAR : Kebutuhan air bersih untuk perumahan di pelabuhan perikanan literhari KAB : Kebutuhan air bersih untuk perkantoran literhari

2.3.2 Sumber Air bersih di Pelabuhan Perikanan

Sumber air bersih di suatu pelabuhan perikanan dapat berasal dari berbagai sumber seperti sungai, situ, waduk, sumur artesis, PAM, air laut olahan dan waduk buatan Pane, 2006. Tidak semua air yang berasal dari sumber- sumber air tersebut sungai, situ, waduk, sumur artesis, PAM, air laut olahan, dan waduk buatan dapat langsung dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, karena masih memerlukan pengolahan lebih lanjut agar air tersebut memenuhi syarat standar kebersihan. Instalasi pengolahan air bersih di suatu pelabuhan perikanan harus mampu memenuhi kebutuhan air bersih di pelabuhan perikanan tersebut. Pada umumnya, penyediaan air di suatu pelabuhan disuplai dari air PAM dan sumur artesis. Pemanfaatan air sumur artesis relatif lebih menguntungkanmeringankan beban nelayan maupun pihak pelabuhan, karena biaya operasional untuk penyediaan air sumur lebih rendah dari pada air dari PAM, sehingga biaya yang dikeluarkan nelayan untuk mendapatkan fasilitas air tersebutpun lebih murah. Mahendra, 2001. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian