Tingkat Kebutuhan Air Bersih pada Unit Perkantoran

keseluruhan pengguna air bersih. Artinya, kebutuhan air bersih bisa dikatakan telah tercukupi dengan baik pada komplek perumahan ini. Berbeda dengan unit pengguna lain, pada komplek perumahan hampir tidak ada perbedaan baik nilai variabel maupun asumsi yang bisa menyebabkan berbedanya hasil perhitungan antara nilai pemanfaatan dan kebutuhan. Setiap orang memanfaatkan rata-rata 60 – 70 liter air bersih setiap hari. Berdasarkan ketetapan badan dunia UNESCO tahun 2002, hak dasar manusia atas air yaitu sebesar 50 literoranghari. Berarti, pamanfaatan air bersih oleh unit perumahan bisa dikategorikan baik.

7.1.5 Tingkat Kebutuhan Air Bersih pada Unit Perkantoran

1 Kebutuhan Aktual Terdapat sembilan perkantoran instansi yang berada di areal PPS Bungus dengan total jumlah pegawai dan karyawan yang bekerja didalamnya 142 orang. Unit perkantoran tersebut memanfaatkan layanan air bersih dari pelabuhan untuk memenuhi berbagai keperluan sehari-hari. Berdasarkan wawancara, keperluan yang terkait air bersih tersebut meliputi untuk cuci muka, wc, air minum dan kebersihan lantai serta keperluan lainnya. Rata-rata pemanfaatan air bersih untuk unit perkantoran setiap harinya berjumlah sebesar 925 liter. Sehingga, total pemanfaatan air bersih untuk unit perkantoran pada tahun 2007 adalah sebesar 222,2 ton. 2 Kebutuhan Teoritis Kebutuhan air bersih untuk perkantoran pada umumnya hanya sebagai pelengkap prasarana yang ada. Rata-rata kebutuhan air bersih yang digunakan di perkantoran adalah untuk kebutuhan kamar mandiWC, pembersihan kamar mandi, pembersihan lantai dan peralatan serta kebutuhan pegawai dan karyawan Pane, 2005. Jumlah kebutuhan air bersih untuk perkantoran dipengaruhi oleh banyaknya jumlah karyawan yang ada disemua perkantoran yang terdapat di lingkungan PPS Bungus. Penyerapan tenaga kerja sampai tahun 2006 di PPS Bungus sebesar 142 orang. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan teoritis air bersih untuk perkantoran di lingkungan PPS Bungus adalah 1.022,4 ton per tahun, dengan rasio penggunaan air sebesar 30 literoranghari. Selain untuk keperluan karyawan kebutuhan air bersih juga digunakan untuk pencucian lantai jemur perkantoran PPS Bungus, namun karena lantai jemur belum difungsikan dengan baik maka kebutuhan air bersih lantai jemur PPS Bungus tidak diperhitungkan. Berdasarkan total kebutuhan air bersih teoritis yang harus terpenuhi, pihak perkantoran hanya menggunakan kebutuhan aktual 222,20 ton per tahun sehingga tingkat kebutuhan air bersih pada unit perkantoran di PPS Bungus ini sebesar 8,3 . Tingkat kebutuhan air bersih yang relatif rendah ini disebabkan pada perhitungan pemanfaatan air bersih rasio pemanfaatan air bersih per orang per hari adalah 10 liter, sedangkan pada perhitungan kebutuhan teoritis, rasio penggunaan air diasumsikan 30 literoranghari. Perbedaan nilai rasio penggunaan air ini menyebabkan perbedaan yang mencolok pada hasil perhitungan. Total kebutuhan aktual air bersih di PPS Bungus pada tahun 2006 adalah sebesar 25.047,8 ton, sementara total kebutuhan teoritisnya adalah sebesar 167.912,4 ton. Tingkat kebutuhan air bersih tertinggi adalah pada aktivitas perumahan, yakni sebesar 92,9 diikuti Processing dengan tingkat kebutuhan sebesar 41,4 . Tingkat kebutuhan air bersih paling rendah adalah pada aktivitas penangkapan ikan. Tabel 15 Total Tingkat Kebutuhan Air Bersih di PPS Bungus pada tahun 2006 No Unit Kegiatan Aktual KA ton Teoritis KT ton TK KAKT 1 Penangkapan 13.868,6 138.172,3 10,0 2 Pabrik es 7.932,9 23.760,0 33,4 3 Processing 1.269,1 3.067,7 41,4 4 Perumahan 1.755,0 1.890,0 92,9 5 Perkantoran 222,2 1.022,4 21,7 Jumlah 25.047,8 167.912,4 Keterangan: KA = Kebutuhan aktual air bersih ton KT = Kebutuhan teoritis air bersih ton TK = Tingkat kebutuhan air bersih Secara keseluruhan, seperti terlihat pada Tabel 15 dan Gambar 20, nilai kebutuhan aktual air bersih di PPS Bungus masih jauh dibawah nilai kebutuhan teoritis. Seperti dijelaskan sebelumnya, secara umum hal ini disebabkan oleh perbedaan nilai varibel antara perhitungan kebutuhan aktual dan teoritis. Nilai variabel pada perhitungan kebutuhan aktual cenderung lebih kecil dibandingkan dengankan dengankan dengankan asumsi ataupun nilai variabel pada perhitungan kebutuhan teoritis. Hal ini terlihat jelas pada perhitungan kebutuhan teoritis dan aktual air bersih untuk kegiatan melaut. Perbedaan nilai variabel air bersih yang dimanfaatkan ABK dan kebutuhan teoritisnya bahkan mencapai 69. Otomatis, hal ini menyebabkan perbedaan yang sangat besar pada nilai perhitungannya. Gambar 20 Histogram perbandingan nilai kebutuhan air bersih aktual dan teoritis di PPS Bungus pada tahun 2006. Gambar 20 memperlihatkan besarnya perbedaan nilai kebutuhan aktual dan teoritis air bersih untuk kegiatan melaut. Sementara untuk unit kegiatan lain tidak memperlihatkan perbedaan nilai yang signifikan. Terutama pada komplek perumahan, kebutuhan aktual air bersih hampir mendekati nilai yang setara dengan nilai kebutuhan teoritis.

7.2 Tingkat Pemanfaatan Air Bersih di PPS Bungus