Pengukuran Kinerja Mitra Tani dengan DEA 1. Analisis Nilai Efisiensi Mitra Tani Tahun 2008
penggunaan tenaga kerja untuk memilih dan menyortir sayuran yang baik, pencucian lembaran-lembaran sayur, perajangan, pengemasan, memasukkan
ke dalam kardus, dan pelabelan. Begitu juga dengan bahan pendukung yang terdiri dari plastik khusus untuk kemasan, dan kardus untuk membungkus.
Pendapatan lettuce head yang dibungkus dengan plastik UV sangat tinggi, sehingga PT Saung Mirwan dapat meningkatkan penjualannya.
Tingginya sumbangan nilai tambah tersebut diikuti dengan tinginya tingkat pengembalian produk dari supermarket. Hal ini dikarenakan lettuce head
yang dibungkus dengan plastik UV tidak tahan lama, mudah mengalami kerusakan dan cepat layu. Tingginya tingkat pengembalian ini dapat diatasi
dengan mengurangi jumlah persediaan produk dalam ruang pendingin, menjaga produk agar tidak terkena tekanan dari benda lain, dan disimpan di
ruang pendingin. Barang yang dikembalikan oleh supermarket akan diganti oleh PT Saung Mirwan, biaya pengembalian produk sebesar Rp. 10.000-
11.000kg.
4.5. Pengukuran Kinerja Mitra Tani dengan DEA 4.5.1. Analisis Nilai Efisiensi Mitra Tani Tahun 2008
Asril 2009 melakukan penelitian untuk mengatahui indikator kinerja rantai pasokan pada komoditas brokoli, dimana terdapat indikator kinerja
rantai pasokan terdiri dari kinerja pengiriman 0,5, pemenuhan pesanan sempurna 0,5, siklus pemenuhan pesanan 0,333, waktu tunggu
pemenuhan pesanan 0,667, fleksibilitas pemenuhan pesanan 0,2, kesesuaian standar mutu 0,8, biaya transportasi optimal 1, cash to cash
cycle time 0,750, dan persediaan harian 0,250. Gambar 10 menunjukkan cara kerja pada DEA.
Gambar 10. Alur cara kerja pengolahan data pada DEA
Pengukuran kinerja petani dilakukan untuk membandingkan kinerja antara petani yang tidak efisien dengan petani yang efisien. Dalam
pengukuran kinerja petani dapat diketahui mitra tani mana saja yang harus ditingkatkan kinerjanya. Tabel 17
menunjukkan daftar nilai input pengukuran kinerja mitra tani sedangkan Tabel 18
menunjukkan rekapitulasi nilai output pengukuran kinerja mitra tani pada tahun 2008.
Tabel 17. Rekapitulasi Nilai Input Pengukuran Kinerja Mitra Tani Tahun 2008
SEMESTER 1
No Indikator
Petani 1 Petani 2
Petani 3 Petani 4
Petani 5 Petani 6
1. Waktu tunggu pemenuhan
pesanan hari 55
60 60
63 60
60 2.
Siklus pemenuhan pesanan hari
59 64
63 66
63 63
3. Fleksibilitas rantai pasokan
hari 4.
Biaya total rantai pasokan Rpkg
5.100 5.100
4.000 4.250
4.000 4.000
5. Siklus cash to cash hari
16 14
15 12
16 16
6. Persediaan harian
SEMESTER 2
1. Waktu tunggu pemenuhan
pesanan hari 58
58 62
60 60
59 2.
Siklus pemenuhan pesanan hari
60 60
65 63
63 62
3. Fleksibilitas rantai pasokan
hari 4.
Biaya total rantai pasokan Rpkg
6.000 6.475
3.350 4.100
3.511 4.540
5. Siklus cash to cashhari
16 13
16 12
13 15
6. Persediaan harian
Tabel 18. Rekapitulasi Nilai Otuput Pengukuran Kinerja Mitra Tani Tahun 2008
SEMESTER 1
No Indikator
Petani 1 Petani 2
Petani 3 Petani 4
Petani 5 Petani 6
1. Kinerja pengiriman
36,36 30
17,39 44,44
40 35,9
2. Pemenuhan pesanan
65,21 118,94
378,06 77,95
92,82 147,03
3. Kesesuaian dengan standar
31,51 33,01
65,67 40,42
61,30 72,47
SEMESTER 2
1. Kinerja pengiriman
20 20
25,71 24,24
16 23,21
2. Pemenuhan pesanan
131,77 105,60
139,51 150,29
134,10 106,77
3. Kesesuaian dengan standar
47,35 30,87
46,16 47,35
50,94 53,51
Waktu tunggu pemenuhan pesanan selama 55 hari pada semester 1 dan 58 hari pada semester 2 yang disebabkan mitra tani yang memanen
lettuce head sebelum jadwal panen yang telah ditetapkan, sehingga kualitas dan kuantitasnya tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh PT
Saung Mirwan. Siklus pemenuhan pesanan selama 59 hari pada semester 1 dan 60 hari pada semester 2 karena pendeknya umur lettuce head yang
dipanen dan proses pemanenannya selama 1 sampai 2 hari. Rendahnya biaya total rantai pasokan sebesar Rp. 4.000 pada semester 1 dan Rp. 3.350
pada semester 2, disebabkan oleh pupuk dan obat-obatan yang digunakan oleh setiap petani berbeda-beda. Tingginya biaya rantai pasokan disebabkan
pengeluaran yang digunakan membeli obat-obatan untuk menghilangkan hama penyakit yang mengganggu tanaman. Selain itu juga, adanya musim
penghujan yang menyebabkan pemborosan obat-obatan karena 80 obat- obatan yang disemprotkan ke tanaman akan terbawa oleh air hujan. Siklus
cash to cash yang semakin pendek karena pihak PT Saung Mirwan membayarkan hasil panen ke petani lebih cepat yaitu selama 10-14 hari.
Perhitungan pada fleksibilitas rantai pasokan dan persediaan harian tidak dapat dihitung pada tingkat mitra tani karena petani tidak mempunyai
pesediaan hasil panen, petani tidak bisa memenuhi kenaikan pesanan yang mendadak, dan sifat sayuran lettuce head yang tidak dapat disimpan dalam
waktu yang lama. Tingginya kinerja pengiriman sebesar 44,44 pada semester 1 dan
25,71 pada semester 2, disebabkan oleh mitra tani telah mengirim hasil panennya sesuai dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Pemenuhan
pesanan sebesar 378,06 pada semester 1 dan 150,29 pada semester 2 karena hasil panen mitra tani melebihi dari batas yang diprediksikan oleh PT
Saung Mirwan. Banyaknya hasil panen dari mitra tani disebabkan oleh keadaan cuaca yang baik, pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan standar
dan waktu panen yang sesuai dengan waktu budidaya. Tingkat kesesuaian dengan standar yang mencapai 72,47 pada semester 1 dan 53,51 pada
semester 2, karena mitra tani tersebut sudah menerapkan standar budidaya yang baik dan pengalaman yang dimiliki untuk menanam lettuce head.
Data yang dimasukkan ke dalam program merupakan rata-rata nilai dari masing-masing input dan output yang diperoleh pada dua semester di
tahun 2008. Tabel 19 menunjukkan hasil perhitungan kinerja mitra tani lettuce head pada dua semester di tahun 2008.
Tabel 19. Kinerja Mitra Tani Lettuce Head pada 2008 dalam persen
Semester Petani 1
Petani 2 Petani 3
Petani 4 Petani 5
Petani 6 Semester 1
93,90 82,07
100,00 100,00
100,00 100,00
Semester 2 99,97
85,38 100,00
100,00 100,00
100,00 Berdasarkan hasil perhitungan efisiensi kinerja pada semester satu
tahun 2008 di atas ini dapat diketahui bahwa terdapat dua mitra tani yang kinerjanya tidak efisien yang tidak menunjukkan nilai 100 yaitu petani 1
dan petani 2. Efisiensi petani 2 sebesar 82,07 pada semester 1 dan 85,38 pada semester 2. Rendahnya kinerja petani 2 ini dipengaruhi oleh
keadaan lahan yang kurang subur, kurangnya kontrol petani terhadap tanaman, dan lamanya waktu panen.
Berdasarkan analisis data yang dihasilkan dari perhitungan data envelopment analysis, agar dapat meningkatkan kinerja petani hingga
100, maka petani melakukan peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan atau peningkatan nilai pada input. Tabel 20 menunjukkan
peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan nilai input pada petani petani 2 di semester satu tahun 2008.
Tabel 20. Peningkatan output dan penurunanpeningkatan input mitra tani 2 semester 1 tahun 2008
Sebelum Peningkatan Sesudah
Input Siklus cash to cash hari
14 -12,41
12 Biaya total rantai pasokan Rpkg
5.100 -20,82
4.037 Siklus pemenuhan pesanan hari
64 -1,7
63 Waktu tunggu pemenuhan hari
60 0,04
60 Output
Kesesuaian dengan standar 33,01
35,79 44,83
Pemenuhan pesanan 118,94
21,81 144,88
Kinerja pengiriman 30
21,81 36,54
Keterangan: - Penurunan
Petani 2 adalah petani yang nilai efisiennya paling rendah di semester 1. Hal yang dilakukan agar kinerjanya menjadi 100 adalah
dengan menurunkan input yang meliputi siklus cash to cash diturunkan menjadi 12 hari. Hal yang dilakukan adalah perusahaan membayar
pendapatan hasil panen lebih cepat. Biaya total rantai pasokan turun menjadi Rp. 4.000kg yaitu dengan cara petani harus melakukan budidaya
sesuai dengan standar yaitu menggunakan pupuk dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan agar biaya untuk membeli obat-obatan tidak besar.
Selain itu juga, penurunan siklus pemenuhan pesanan menjadi 63 hari. Peningkatan output yang terdiri dari, kesesuaian dengan standar
menjadi 44,82, pemenuhan pesanan menjadi 114,88, dan kinerja pengiriman hasil panen menjadi 36,54.
Gambar 11. Reference comparison antara petani 2 dengan petani 3 pada semester satu tahun 2008 dalam
Grafik reference comparison menunjukkan bahwa perbandingan nilai antara input dan output pada petani yang memiliki kinerja terendah
dengan petani yang berkinerja 100. Gambar 11 menunjukkan reference comparison antara petani 2 dengan petani 3 pada semester satu tahun
2008. Pemilihan petani 3 sebagai pembanding adalah kinerja petani 3 lebih baik dibandingkan dengan petani yang lainnya, letak lahan yang saling
berdekatan antara petani 2 dengan petani 3, dan petani 3 menunjukkan kinerja yang efisien. Grafik tersebut menunjukkan bahwa petani 3
mempunyai nilai input yang lebih rendah pada biaya total rantai pasokan, pendeknya siklus pemenuhan pesanan, dan kinerja pengiriman. Petani 3
juga bisa menghasilkan nilai output yang lebih besar, yaitu dari segi persentase kesesuain dengan standar dan persentase pemenuhan pesanan.
Tindakan yang dapat dilakukan oleh para mitra tani yang kinerjanya belum mencapai, maka harus meningkatkan nilai outputnya dan
menurunkan atau meningkatkan nilai inputnya. Tabel 21 menunjukkan peningkatan nilai pada faktor output dan penurunan atau peningkatan nilai
input pada petani 2 di semester dua tahun 2008.
Tabel 21. Peningkatan output dan penurunanpeningkatan input mitra tani semester 2 tahun 2008
Sebelum Peningkatan
Sesudah Input
Siklus cash to cash hari 13
0,07 13
Biaya total rantai pasokan Rpkg 6.475
-45,56 3.524
Siklus pemenuhan pesanan hari 60
0,06 60
Waktu tunggu pemenuhan hari 58
-1,34 57
Output Kesesuaian dengan standar
30,87 42,38
43,95 Pemenuhan pesanan
105,6 29,23
136,47 Kinerja pengiriman
20 17,02
23,4 Keterangan: - Penurunan
Petani 2 adalah petani yang nilai efisiennya paling rendah di semester 2. Hal yang dilakukan agar kinerjanya menjadi 100 adalah
dengan menurunkan atau mempertahankan input yang meliputi siklus cash to cash dipertahankan pada 13 hari, biaya total rantai pasokan turun
menjadi Rp. 3.524kg, dan mempertahankan siklus pemenuhan pesanan pada 60 hari. Sedangkan, peningkatan output yang terdiri dari, kesesuain
dengan standar menjadi 43,95, pemenuhan pesanan menjadi 136,56, dan kinerja pengiriman hasil panen menjadi 23,44.
Gambar 12. Reference comparison antara petani 2 dengan petani 3 pada semester dua tahun 2008 dalam persen
Gambar 12 menunjukkan reference comparison antara petani 2 dengan petani 3 pada semester dua tahun 2008. Grafik tersebut
menunjukkan bahwa petani 3 mempunyai nilai input yang lebih rendah pada biaya total rantai pasokan. Petani 3 juga bisa menghasilkan nilai
output yang lebih besar, yaitu dari segi siklus pemenuhan pesanan, siklus cash to cash, waktu tunggu pemenuhan pesanan, persentase kesesuain
dengan standar, persentase pemenuhan pesanan dan persentase kinerja pengiriman.
Kinerja petani 2 menunjukkan penurunan pada tahun 2008, yaitu pada semester 1 efisiensinya sebesar 82,07 turun menjadi 85,38.
Penurunan efisiensi dikarenakan oleh serangan hama penyakit, keadaan cuaca yang buruk, petani melakukan budidaya belum sesuai dengan
standar, dan keadaan tanah yang kurang subur. Keadaan tersebut dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Hal yang dapat dilakukan oleh petani 2 agar mempunyai kinerja yang efisien, salah satunya dengan meningkatkan pemenuhan kuantitas
hasil panen dan kesesuaian dengan standar yang ditetapkan oleh PT Saung Mirwan.
Peningkatan pemenuhan kuantitas ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a. Mengoptimalkan kondisi lahan, misalnya dengan mengukur keasaman tanah dan memberikan sarana produksi seperti pupuk, obat-obatan
serta pestisida yang sesuai dengan standar diberikan oleh perusahaan kepada petani.
b. Melakukan penyemprotan tanaman secara maksimal apabila kondisi cuaca yang buruk, karena sekitar 80 obat-obatan yang telah
disemprotkan akan hilang yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kelembaban udara.
c. Memilih tanaman rotasi atau tumpang sari yang tepat agar unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tetap terjaga.
d. Mengontrol tanaman
secara rutin
dan teratur
agar dapat
memperkirakan pencapaian hasil panen yang optimal dan waktu panen yang tepat.
Peningkatan kesesuaian standar yang ditetapkan oleh PT Saung Mirwan dapat dilakukan dengan cara:
a. Menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit tanaman yang dapat menurunkan kualitas.
b. Melakukan pemanenan tepat pada waktunya agar warna produk sesuai dengan syarat kualitas dari perusahaan.
c. Mengusahakan pengiriman lettuce ke perusahaan dilakukan dengan cara yang tepat agar sampai di perusahaan kesegaran komoditas tetap
terjaga, tidak pecah kropnya dan tetap renyah.