Manajemen Rantai Pasokan Kajian Kinerja Rantai Pasokan Komoditas Lettuce Head (Lactuca Sativa) dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (Studi Kasus di PT Saung Mirwan, Bogor)

3. Mini star, merupakan varietas baru, ukurannya kecil, pertumbuhannya termasuk cepat, dapat dipanen pada umur 55-60 hari setelah semai. 4. All the year round, varietas ini dapat ditanam sepanjang tahun tidak peduli musim. Ukurannya tergolong sedang dengan warna daun hijau pucat dan cukup tahan terhadap kekeringan.

2.2. Manajemen Rantai Pasokan

Perkembangan manajemen rantai pasokan dimulai pada tahun 1982 sebagai pendekatan manajemen persediaan yang menekankan pada pasokan bahan baku. Manajemen rantai pasokan digunakan oleh para pimpinan perusahaan sebagai kebijakan strategis perusahaan. Kebijakan strategi digunakan sebagai keunggulan daya saing yang didukung oleh aliran barang dari hulu pemasok sampai ke hilir pengguna akhir secara efisien dan efektif. Beberapa tahapan yang harus dilalui oleh aliran barang dari hulu sampai hilir, yaitu pemasok, pabrik, distribusi, ritel dan konsumen akhir Said, 2006. Rantai pasokan adalah suatu sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai pasokan merupakan jaringan yang terdiri dari berbagai organisasi-organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai hubungan yang sama, yaitu menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang dengan sebaik- baiknya Indrajit dan Djokopranoto, 2006. Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik. Konsep lama melihat logistik sebagai persoalan internal masing-masing perusahaan dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara internal di perusahaan masing-masing. Dalam konsep baru masalah logistik dilihat sebagai masalah yang lebih luas yang terbentang sangat panjang sejak dari bahan dasar sampai barang jadi yang dipakai konsumen akhir, yang merupakan mata rantai penyediaan barang Indrajit dan Djokopranoto, 2006. Manajemen rantai pasokan merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan kuantitas, tempat dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan pelanggan. Manajemen rantai pasokan bertujuan untuk membuat seluruh sistem menjadi efisien dan efektif, minimalisasi biaya dari transportasi dan distribusi sampai persediaan. Beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan yaitu pemasok, manufaktur, distributor, ritel, dan konsumen David et.al., 2000 dalam Indrajit dan Djokopranoto, 2006. Gambar 2 menunjukkan rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai konsumen akhir. Gambar 2. Rancangan manajemen rantai pasokan dari pemasok awal sampai konsumen akhir Lambert, Cooper dan Pagh, 1998 Manajemen rantai pasokan adalah keterpaduan antara perencanaan, koordinasi, kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasokan untuk menghantarkan nilai superior dengan biaya termurah kepada konsumen. Rantai pasokan lebih ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen rantai pasokan menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasokan Chopra dan Meindl, 2004. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2006, hubungan antara pemain utama dalam manajemen rantai pasokan yang mempunyai kepentingan sama, yaitu: 1. Rantai 1 adalah pemasok Jaringan bermula dari rantai ini, yang merupakan sumber penyedia bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama bisa berbentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, dan suku cadang. Jumlah pemasok bisa banyak atau sedikit. 2. Rantai 1-2 adalah pemasok ke manufaktur Manufaktur yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan, atau menyelesaikan barang. Hubungan dengan mata rantai pertama mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak pemasok, manufaktur, dan tempat transit merupakan target penghematan. Penghematan sebesar 40-60 dapat diperoleh dengan menggunakan konsep kemitraan dengan pemasok. 3. Rantai 1-2-3 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor Dalam rantai ini terjadi kegiatan penyaluran barang jadi yang dihasilkan oleh perusahaan. Berbagai cara untuk menyalurkan barang kepada pelanggan, misalnya melalui distributor dan biasanya ditempuh dengan rantai pasokan. Barang dari pabrik melalui gudang disalurkan ke gudang distributor atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pedagang besar akan menyalurkan barang dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer atau ritel. 4. Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor ke ritel outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang digunakan untuk menyimpan barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Pada rantai ini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk persediaan dan biaya gudang, yaitu dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang manufaktur maupun ke toko pengecer. 5. Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok ke manufaktur ke distributor ke ritel outlets ke pelanggan. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang. Contoh pihak pengecer misalnya: toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, supermarket. Sebenarnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu pembeli akhir karena pembeli belum tentu pengguna terakhir. Mata rantai pasokan baru berhenti ketika barang sudah pada pemakai langsung.

2.3. Kinerja Rantai Pasokan