Kondisi Rantai Pasokan Lettuce Head

4.3. Kondisi Rantai Pasokan Lettuce Head

Kondisi rantai pasokan yang dibahas terdiri dari struktur rantai pasokan, entitas rantai pasokan, manajemen rantai pasokan, sumber daya rantai pasokan, dan proses bisnis rantai pasokan.

4.3.1. Struktur Rantai Pasokan A. Anggota Rantai Pasokan

Dalam sebuah rantai pasokan suatu komoditas terdapat dua jenis anggota yaitu anggota primer dan anggota sekunder. Anggota primer adalah pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam kegiatan bisnis rantai pasokan. Anggota sekunder adalah anggota rantai pasokan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan produksi namun memiliki pengaruh dalam kegiatan bisnis. A.1. Anggota Primer Rantai Pasokan Anggota primer pada rantai pasokan komoditas lettuce head adalah petani lettuce head sebagai pemasok, perusahaan atau PT Saung Mirwan sebagai pengolah, ritel dan restoran sebagai konsumen. Koordinasi antar anggota didasari oleh kesadaran bahwa kuatnya rantai pasokan tergantung pada kekuatan seluruh elemen yang ada di dalamnya.

1. Pemasok petani

Pemasok PT Saung Mirwan adalah para petani yang berada di sekitar areal perkebunan milik perusahaan. Petani yang menjual hasil panen ke perusahaan atau petani yang terikat kerjasama dengan perusahaan lebih dikenal sebagai mitra tani dan mitra beli. Mitra tani yaitu bentuk kerja sama antara PT Saung Mirwan dengan petani yang berlokasi di sekitar perusahaan yang terletak di Bogor, Lembang dan Garut. Mitra beli adalah bentuk kerja sama antara PT Saung Mirwan dengan petani, dimana petani memproduksi sayuran dengan modal sendiri tanpa bantuan benih dari PT Saung Mirwan. Petani menyediakan sarana produksi tanaman seperti pupuk, pestisida, obat tanaman, dan tenaga kerja. Kewajiban petani adalah harus mematuhi semua peraturan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan keseluruhan hasil panen yang memenuhi standar kualitas harus dibeli oleh perusahaan. Selain itu, petani dilarang untuk menjual hasil panen ke perusahaan lain. Mitra tani lettuce head tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Garut, diantaranya adalah Kecamatan Cisurupan, Cikajang dan Cigedug.

2. Perusahaan

Perusahaaan yang terdapat dalam rantai pasokan lettuce head adalah PT Saung Mirwan. PT Saung Mirwan terletak di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan Megamendung, Bogor. Lettuce head yang dihasilkan oleh PT Saung Mirwan berasal dari Kabupaten Garut dan daerah Lembang, Bandung. Sebelum lettuce head diolah di PT Saung Mirwan Bogor, terlebih dahulu dilakukan sortasi dan triming. Kegiatan sortasi adalah kegiatan untuk memisahkan sayuran yang berkualitas kurang baik, seperti cacat, luka, busuk, dan bentuknya tidak normal dengan sayuran yang berkualitas baik. Triming adalah kegiatan untuk membuang sebagian lembaran pada bagian terluar lettuce head yang rusak atau busuk.

3. Konsumen ritel dan restoran

Kegiatan pemasaran menjadi hal yang penting dalam sebuah perusahaan. PT Saung Mirwan telah menjalin kerjasama dengan beberapa ritel dan restoran yang memasarkan komoditas lettuce head. Tabel 9 menunjukkan daftar konsumen PT Saung Mirwan untuk komoditas lettuce head. Tabel 9. Daftar Konsumen Komoditas Lettuce Head Nama Konsumen Alamat Rata- rata pemesananhari Burger King Kelapa Gading, Jakarta Utara 10 kg Senayan City, Jakarta Pusat 10 kg Plasa Grand Indonesia, Jakarta Pusat 10 kg Thamrin, Jakarta pusat 10 kg Cilandak Town Squre, Jakarta Timur 10 kg Carefour MT. Haryono, Cawang 10 kg TAMIN 1, Taman Mini Indonesia 10 kg Lebak Bulus, Jakarta Selatan 10 kg Diamond Fatmawati, Jakarta 10 kg Arta Gading, Jakarta Utara 10 kg Matahari 90 matahari di Jakarta 10 kg Farmer Kelapa Gading, Jakarta Utara 10 kg Serpong, Tangerang 10 kg Mc Donald Gudang pusat di Pulo Gadung 100 kg Sumber: Divisi Pemasaran Sayuran PT Saung Mirwan, 2009

4. Aktivitas Anggota Rantai Pasokan

Petani melakukan pembelian sarana produksi tanaman seperti pupuk, pestisida, obat tanaman dari toko pertanian terdekat. Petani juga membeli bibit dari PT Saung Mirwan dengan sistem kredit atau meminjam bibit artinya bibit yang dipinjam akan dibayarkan setelah hasil panen dikirim ke perusahaan. Petani tidak melakukan sortasi dan triming terlebih dahulu, tetapi PT Saung Mirwan yang melakukan sortasi dan triming. Komoditas yang tidak sesuai standar kualitas dikembalikan ke petani dan biaya bibit akan dibayar pada periode selanjutnya jika petani tersebut masih menanam lettuce head. Informasi pasar atau harga tidak terbuka bagi seluruh mitra tani. Mitra tani hanya mengetahui harga jual lettuce head yang diberlakukan sama untuk semua mitra tani lainnya. Keterbukan PT Saung Mirwan sangat diharapakan oleh petani. Hal ini diperlukan untuk menjaga loyalitas petani agar mereka mengetahui harga jual lettuce head kepada ritel dan restoran sehingga petani tidak dirugikan. Selama proses kemitraan harga beli dari petani tidak bertambah, sedangkan petani harus membeli sarana produksi tanaman yang semakin mahal. PT Saung Mirwan sebagai procesor melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Aktivitas pembelian antara lain perusahaan membeli benih untuk produksi lettuce head, membeli bahan kemasan dari pemasok non sayur. Aktivitas penjualan berhubungan dengan konsumen yaitu ritel dan restoran. Aktivitas fisik yang dilakukan PT Saung Mirwan adalah pengangkutan lettuce head, baik mengangkut hasil panen dari petani maupun pengiriman produk ke ritel dan restoran. Pengemasan lettuce head dilakukan dengan mengemas produk sebelum dikirim ke ritel dan restoran dalam bentuk krop dan fresh cut. PT Saung Mirwan juga melakukan penyimpanan produk setelah produk dikemas dan sebelum didistribusikan kepada ritel dan restoran. Kegiatan sortasi lettuce head yang baru diterima dari petani disesuaikan dengan standar kualitas dan permintaan konsumen. PT Saung Mirwan melakukan aktivitas pada pengemasan karena lettuce head yang dijual dalam bentuk fresh cut dan melakukan pengolahan dengan cara merajang lettuce head menjadi bentuk lembaran-lembaran. Produk fresh cut dibuat untuk mempermudah konsumen dalam mengonsumsi seperti disisipkan dalam hamburger dan disajikan sebagai pelengkap makanan lainnya. Ritel dan restoran merupakan konsumen PT Saung Mirwan melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Para ritel dan restoran tidak melakukan aktivitas pengemasan karena produk yang diterima dari PT Saung Mirwan langsung dipasarkan. Restoran yang menjual humbarger tidak perlu merajang lagi daunnya karena ukurannya telah disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan. Pihak ritel juga melakukan sortasi terhadap produk yang diterima. Tabel 10 menunjukkan ringkasan kegiatan yang dilakukan oleh anggota primer pada rantai pasokan lettuce head. Tabel 10. Aktivitas Anggota Primer Rantai Pasokan Lettuce Head Aktivitas Anggota Primer Rantai Pasok Petani PT Saung Mirwan Ritel dan restoran Pertukaran  Penjualan  Pembelian x x x x x x Fisik  Budidaya  Pengangkutan  Pengemasan  Penyimpanan x x- - - - x x x - x x x Fasilitas  Sortasi  Triming  Informasi pasar - - - x x x x - x Keterangan: x : dilakukan - : tidak dilakukan x- : dilakukan oleh sebagian anggota petani A.2. Anggota Sekunder Rantai Pasokan Anggota sekunder adalah pihak yang memperlancar kegiatan rantai pasokan dalam menyediakan bahan baku yang dibutuhkan mulai dari kebutuhan budidaya, pengemasan sampai kebutuhan kantor. Bahan baku untuk budidaya meliputi benih, pupuk, pestisida, dan peralatan pertanian. Bahan baku untuk pengemasan yang dibutuhkan yaitu bahan pengemasan, plastik, cetakan kardus, tryfoam, dan plastik UV. Hubungan PT Saung Mirwan dengan beberapa pemasok bahan non sayur adalah hubungan sebagai konsumen biasa atau tidak ada hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Sistem pembayaran yang dilakukan PT Saung Mirwan dengan cara membayarnya setelah 1 bulan barang tersebut sampai di perusahaan. Gambar 8 menunjukkan prosedur pengadaan kebutuhan non sayur. Gambar 8. Prosedur pengadaan kebutuhan non sayur Prosedur pengadaan bahan baku non sayur dimulai dari setiap divisi yang membutuhkan bahan ke bagian pengadaan umum. Bagian pengadaan akan membeli bahan langsung kepada pemasok bahan non sayur dengan mengajukan purchasing order PO terlebih dahulu. Setelah PO disetujui oleh perusahaan pemasok, bahan atau barang langsung dapat diambil atau dikirim ke gudang PT Saung Mirwan. Barang yang ada di gudang dapat diambil oleh setiap divisi setelah mendapat persetujuan dari bagian pengadaan. Benih yang sudah dibeli akan dibagi kepada bagian penyuluh sesuai dengan kebutuhan setiap petani mitra. Tabel 11 menunjukkan pemasok non sayur di PT Saung Mirwan. Tabel 11. Daftar Nama Pemasok Bahan Baku Non Sayur PT Saung Mirwan Jenis Barang Nama dan Alamat Pemesanan bulan Plastik film 30cm PT Adi Unisindo 36 rol Jl. Bandengan utara no.81, Jakarta Trayfoam PT Adi Unisindo 5.000 buah Jl. Bandengan Utara no.81, Jakarta Selotip PT Adi Unisindo 12 kaleng Jl. Bandengan Utara no.81, Jakarta Karton PT Trier Jaya Purnama, Tangerang 1.000-2.000 lmb PT Paramitra Gunakarya Cemerlang, Sentul 1.000-2.000 lmb Plastik ukuran 25x40PE PT Sumber Plastik 90-100 kg Jl.Surya Kencana, Bogor Press label PT ABC, Jl.Surya Kencana, Bogor 320 rol Stereofoam box PT Dinar Makmur, Cibinong 75 buah PT Akrilik, Tangerang Krat Happy Plastik, Jembatan 3, Jakarta 74 buah Benih PT Iswestseed Indonesia, Purwakarta 250 gram Humus pitmos Usaha Kecil di Ciamis 176 karung Sekam bakar Usaha Kecil di Cikajang 88 karung Sumber: Divisi Pengadaan PT Saung Mirwan, 2009

B. Pola Aliran Dalam Rantai Pasokan

Menurut Pujawan 2005, pada suatu rantai pasokan biasanya ada tiga macam aliran yang harus dikelola. Pertama aliran barang yang mengalir dari hulu upstream ke hilir downstream. Kedua aliran uang finansial yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Model rantai pasokan pada komoditas letuce head terdiri atas petani, perusahaan, restoran atau ritel dan konsumen akhir. Gambar 9 menunjukkan pola aliran dalam rantai pasokan lettuce head. Aliran komoditas lettuce head dimulai dari petani sebagai mitra tani. Semua hasil panen yang dihasilkan oleh mitra tani akan ditampung oleh perusahaan. Apabila target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak dipenuhi oleh mitra tani, maka perusahaan membeli lettuce head kepada mitra beli yang berada di daerah Lembang, Bandung. Harga beli yang ditetapkan oleh mitra beli lebih tinggi dibandingkan dengan harga dari mitra tani yaitu sebesar Rp. 5.000kg. Perusahaan berusaha meningkatkan produktivitas mitra tani agar meminimalkan pembelian komoditas dari mitra beli. Hasil panen dari petani yang lokasi lahannya jauh dari perusahaan akan diambil oleh PT Saung Mirwan sendiri. Sedangkan hasil panen dari lokasi lahan yang dekat dengan perusahaan akan diangkut sendiri oleh petani. Gambar 9. Pola aliran dalam rantai pasokan lettuce head Setelah proses sortasi dan triming selesai, lettuce head disimpan sementara di ruang penyimpanan yang dilengkapi alat pendingin, sehingga penyusutan produk tidak berlebihan. Alat transportasi yang digunakan oleh PT Saung Mirwan untuk mendistribusikan lettuce head kepada ritel dan restoran menggunakan truk mobil box yang dilengkapi dengan alat pendingin untuk mencegah kerusakan produk sebelum sampai ke tangan konsumen. Aliran finansial pada rantai pasokan lettuce head terjadi dari konsumen, ritel atau restoran, PT Saung Mirwan dan petani. Retel membayar secara kredit kepada perusahaan yang dibayarkan setelah satu bulan komoditas tersebut dikirimkan. Petani akan menerima pembayaran dari PT Saung Mirwan sesuai dengan jumlah hasil panen yang telah disortasi dan triming. Jumlah hasil yang sesuai kriteria dikalikan dengan harga sesuai dengan grade, kemudian dikurangi jumlah bibit yang harus dibayar kepada pihak perusahaan. Sistem komunikasi sudah terintegrasi antara anggota primer dalam rantai pasokan. Aliran informasi terjadi pada konsumen akhir, ritel, restoran, perusahaan dan petani atau sebaliknya. Informasi dari perusahaan ke petani berhubungan dengan kapasitas perusahaan, status pengiriman dan berapa pesanan komoditas lettuce head yang harus dikirim ke ritel. Komunikasi antara petani dengan perusahaan menggunakan telepon atau bagian penyuluh PT Saung Mirwan melakukan kunjungan ke petani untuk memberikan informasi terkait dengan kesepakatan harga dan keadaan pasar. Petani yang tidak memiliki sarana komunikasi menjadikan kendala untuk PT Saung Mirwan terutama dalam hal pengontrolan. Komunikasi antara PT Saung Mirwan dengan konsumen dilakukan dengan telepon dan faximile. Sedangkan antara PT Saung Mirwan dengan pemasok bahan-bahan non sayur dilakukan melalui faximile untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pemesanan jumlah dan jenis barang.

4.3.2. Entitas Rantai Pasokan Lettuce head

Entitas rantai pasokan lettuce head terdiri dari produk, pasar dan pemangku kepentingan. Penjelasan masing-masing entitas rantai pasokan sebagai berikut :

1. Produk

Lettuce head merupakan salah satu sayuran eksotik dataran tinggi di Indonesia dan banyak dibudidayakan di daerah dataran tinggi, seperti di daerah Lembang Bandung, Cianjur, dan Garut. Tanaman ini membutuhkan tempat dengan ketinggian 700-1.200 meter di atas permukaan air laut dan tanah yang subur agar dapat membentuk krop. Budidaya lettuce head memerlukan kondisi iklim yang tepat dan perawatan yang teliti, karena tanaman ini tidak boleh memerlukan banyak air agar krop yang dibentuk tidak cepat busuk. Lettuce head merupakan sayuran yang masih baru untuk dikenal oleh masyarakat secara luas. Hal ini terbukti bahwa belum adanya penjualan yang dilakukan di pasar tradisional dan budidaya sayuran ini belum memasyarakat. Kualitas lettuce head dikelompokkan menjadi dua yaitu grade A dan B. Grade A akan dijual ke ritel dan restoran. PT Saung Mirwan hanya melakukan pengemasan untuk lettuce head yang mempunyai grade A. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastik UV. Lettuce head dengan grade B dilakukan pengolahan terlebih dahulu oleh PT Saung Mirwan menjadi fresh cut untuk disisipkan di antara belahan daging dan roti pada produk hamburger. Setelah produk dirajang menjadi lembaran- lembaran fresh cut. Produk dibungkus dalam kemasan khusus dengan berat sebesar 1 kg. Fresh cut merupakan salah satu inovasi produk yang juga produk unggulan sehingga mampu meningkatkan pendapatan. Produk yang dihasilkan oleh PT Saung Mirwan berbeda dengan produsen sayuran lainnya. Produk PT Saung Mirwan mempunyai label berwarna hijau. PT Saung Mirwan mencantumkan tanggal kadaluarsa dan dikemas dengan plastik khusus untuk produk fresh cut. Produk fresh cut akan dijual ke restoran yang menjual humburger seperti, Burger King, MC Donald, KFC, serta restoran-restoran yang berada di Jakarta, Bekasi, dan Tangerang. Tabel 12 menunjukkan kriteria kualitas komoditas lettuce head. Tabel 12. Spesifikasi kriteria grade Lettuce Head Kualitas Spesifikasi Tujuan pasar Harga beli Rpkg Harga jual Rpkg Grade A  Warna hijau  Bentuk krop sempurna bulat  Berat 350-500g  Tidak ada kerusakan akibat serangan hama  Tidak ada kerusakan memar, fisik  Helaian daun tidak pecah Supermarket dan restoran 3.000 11.000- 12.000 Grade B  Warna hijau  Bentuk krop lonjong  Berat kurang dari 350 g  Ada lubang pada helaian daun  Kerusakan memar dan krop tidak terlalu padat Mc Donald, Berger King, dan KFC 2.500 15.000 Sumber : Divisi Pengemasan PT Saung Mirwan, 2009

2. Pasar

Pasar lettuce head berbeda dengan jenis sayuran lainnya, bahkan banyak orang awam yang tidak mengenal lettuce head. Hal ini dikarenakan, sayuran lettuce head termasuk sayuran eksotik dan jenis sayuran yang hanya dibudidayakan di dataran tinggi. Sayuran lettuce head tidak diekspor ke luar negeri, karena tidak ada kelebihan komoditas untuk permintaan dalam negeri atau permintaan dalam negeri belum terpenuhi secara maksimal. Pasar dalam negeri untuk lettuce head adalah di supermarket dan restoran di daerah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Bandung. Transaksi jual beli lettuce head di pasar domestik sangat sederhana. Para pelanggan mengirimkan data permintaan melalui faximile kepada PT Saung Mirwan.

3. Pemangku Kepentingan

Anggota yang terlibat dalam rantai pasokan lettuce head atau yang disebut juga dengan pemangku kepentingan stakeholder pada dasarnya termasuk anggota rantai pasokan baik anggota primer maupun anggota sekunder. Setiap pemangku kepentingan memiliki peran masing- masing dalam rantai pasokan, yaitu sub sistem produksi budidaya, pascapanen, distribusi, dan pemasaran. Kelancaran rantai pasokan lettuce head memerlukan koordinasi secara intensif dan efisien yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan rantai pasokan.

4.3.3. Manajemen Rantai Pasokan 1. Struktur Manajemen

Struktur manajemen menjelaskan tentang aspek-aspek tindakan pada setiap tingkatan manajemen dalam anggota rantai pasokan. Tindakan tersebut menjelaskan langkah yang diambil oleh anggota rantai pasokan dalam menindaklanjuti setiap tingkat manajemen yang terdiri dari strategi, koordinasikolaborasi, perencanaan, evaluasi, transaksi, dan kemitraan. Petani bertindak sebagai produsen yang bertugas untuk membudidayakan lettuce head. PT Saung Mirwan membeli hasil panen lettuce head dari petani, perusahaan melakukan proses sortasi, triming, grading, pengemasan, penjadwalan tanam kepada petani, melakukan pendampingan atau penyuluhan proses budidaya dan mengevaluasi para petani. Struktur organisasi PT Saung Mirwan sudah mempunyai suatu divisi khusus yang menangani masalah distribusi, sehingga masalah distribusi dapat diatasi dengan baik. Perencanaan dan strategi yang baik dibutuhkan untuk mendukung kegiatan rantai pasokan, sehingga akan menghasilkan optimalisasi rantai pasokan.

2. Kesepakatan Kontraktual

Kesepakatan kontraktual yang digunakan oleh PT Saung Mirwan kepada petani yaitu mitra tani wajib membayar kebutuhan bibit sesuai dengan luas lahan, membiayai biaya operasional, menyediakan tenaga kerja sesuai kebutuhan, mengikuti petunjuk dari penyuluh lapangan tentang teknik budidaya, mengikuti program tanam dan panen yang ditentukan pihak perusahaan, menjual seluruh hasil produksi yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Sedangkan kesepakatan antara mitra tani dengan PT Saung Mirwan adalah membantu teknik budidaya, membeli semua produk yang dihasilkan oleh pihak kedua yang memenuhi standar kualitas. Kesepakatan kontraktual antara PT Saung Mirwan dengan ritel dan restoran berupa bentuk kesepakatan tentang pembayaran dan kualitas komoditas sesuai dengan pesanan. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh para konsumen pihak restoran dan ritel dengan cara membayar setelah satu bulan lettuce head tersebut dikirimkan.

3. Sistem Transaksi

Petani yang lokasi lahannya tidak jauh atau disekitar perusahaan maka petani mengantar sendiri hasil panennya ke PT Saung Mirwan. Hasil panen tersebut selanjutnya disortir dan kemudian diangkut ke PT Saung Mirwan untuk dilakukan proses pasca penen. Rentang harga yang dibuat oleh manajer untuk grade A Rp. 2.750-3.500kg dan grade B Rp. 2.000-2.500kg. Rencana perubahan harga langsung diinformasikan kepada petani satu minggu sebelum perubahan harga ditetapkan. Pembayaran hasil panen petani dilakukan dua minggu setelah panen setelah dilakukan sortasi dan triming. Pendapatan petani yang didapatkan dari PT Saung Mirwan berasal dari jumlah produk petani yang masuk akan dikalikan dengan harga sesuai dengan grade, kemudian dikurangi dengan bibit yang harus dibayar kepada pihak perusahaan. Pembayaran yang dilakukan oleh supermarket dan restoran dibayarkan setelah satu bulan komoditas tersebut dijual kepada konsumen akhir.

4. Kemitraan

Salah satu strategi PT Saung Mirwan untuk mengatasi tingkat permintaan yang tinggi dan sumber daya lahan serta modal yang terbatas adalah mengembangkan program kemitraan dengan petani. Syarat berhasilnya suatu kerjasama dalam suatu sistem jaringan kemitraan antara lain: saling menguntungkan, saling membutuhkan, jujur dan keterbukaan. Kemitraan yang dilakukan PT Saung Mirwan berupa transfer pengalaman dan ilmu kepada petani untuk kemajuan bidang pertanian. Mekanisme untuk bergabung menjadi mitra diatur oleh bagian kemitraan dengan memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya adalah mengisi formulir perjanjian kemitraan dan menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP. Proses kemitraan terdapat perjanjian antara pihak perusahaan dan pihak petani. Surat perjanjian berisi pasal dan identitas kedua belah pihak yang bermitra. Dalam surat perjanjian terdapat pasal yang memuat luas areal tanam petani, lokasi atau daerah penanaman. Standar kualitas tinggi diterapkan ketika produk melimpah, tetapi ketika kekurangan produksi standar kualitas lebih rendah juga diterapkan. Petani yang ingin menanam lettuce harus mengajukan permintaan jumlah bibit kepada perusahaan melalui pihak penyuluh. Perjanjian kemitraan berlaku untuk waktu yang tidak terbatas. Kerjasama dapat berakhir karena terjadi masalah atau pihak petani mengundurkan diri dari program kemitraan. Petani yang sudah resmi menjadi mitra akan melakukan penanaman dan diwajibkan melakukan pendaftaran ulang kepada Manajer Kemitraan. Manfaat yang didapat dari sistem kemitraan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Daftar manfaat yang didapat dari sistem kemitraan No Manfaat untuk perusahaan Manfaat untuk petani 1. Pendelegasian proses produksi Terkonsentrasi hanya pada bidang produksi 2. Investasi pada lahan berkurang Petani menjadi spesialis dalam beberapa produk tertentu 3. Keamanan produk di lahan Produk akan dibeli perusahaan 4. Risiko usaha terbagi Tidak terbebani masalah pemasaran dan pengangkutan 5. Terbebas dari konflik isu perburuhan Pertumbuhan usaha cepat 6. Merubah pesaing menjadi mitra Fluktuasi harga bukan merupakan masalah Alokasi penanaman diprioritaskan untuk petani yang selalu berhasil dalam budidaya. Petani yang telah disetujui melakukan penanaman akan diberikan bibit sesuai jumlah pengajuannya. Petani mitra juga dapat melakukan budidaya lebih dari satu komoditas sebagai sistem tumpang sari atas pemanfaatan lahan. Kewajiban PT Saung Mirwan dengan petani dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kewajiban PT Saung Mirwan dan petani No Kewajiban perusahaan Kewajiban petani 1. Membuat rencana tanam untuk petani mitra Menanam sayuran sesuai dengan program tanam yang telah ditetapkan 2. Memberikan kegiatan penyuluhan secara kepada mitra tani Mengikuti dan melaksanakan petunjuk penyuluhan lapangan 3. Membantu menyediakan bibit yang dibutuhkan oleh mitra tani Menjual seluruh hasil panen yang memenuhi standar kua- litas, sesuai dengan kesepaka- tan harga 4. Membuat kesepakatan harga oleh kedua belah pihak Sarana produksi dikembalikan bersamaan dengan hasil panen 5. Semua hasil panen yang memenuhi standard kualitas harus ditampung dan dibeli Contoh pengembangan kegiatan kemitraan misalnya dalam waktu satu minggu Bagian Kemitraan harus bisa menanam lettuce head sebanyak 15.000. Cara ini dapat dilakukan dengan mencari mitra baru atau dengan memperbesar kapasitas penanaman lettuce head kepada setiap petani. Permasalahan kemitraan yang sering dihadapi oleh PT Saung Mirwan adalah masalah pembayaran dan spesifikasi hasil panen. Lamanya pembayaran yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan membuat sebagian petani sulit untuk melakukan budidaya lagi. Hal ini dikarenakan petani tersebut tidak mempunyai modal untuk melakukan budidaya. Petani yang menanam lettuce secara berkelanjutan tidak terpengaruh oleh adanya sistem pembayaran, karena mereka akan mendapatkan uang secara bergantian atas hasil panennya. Perbedaan persepsi tentang grade hasil panen antara mitra tani dengan PT Saung Mirwan karena petani menginginkan semua hasil panennya dapat diterima oleh PT Saung Mirwan dengan grade A, tetapi kenyataannya tidak semua hasil panennya memenuhi grade A. PT Saung Mirwan memberlakukan grade secara selektif, apabila barang yang dihasilkan oleh petani banyak sekali.

4.3.4. Sumber Daya Rantai Pasokan 1. Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik rantai pasokan lettuce head meliputi, lahan pertanian di dataran tinggi, kondisi jalan transportasi, sarana dan prasarana pengangkutan. Kabupaten Garut merupakan penghasil lettuce head terbesar di Jawa Barat. Lettuce head hanya membutuhkan lahan pada dataran yang tinggi yaitu pada ketinggian 400-2.200 meter diatas permukaan laut, dengan derajat kemasaman tanah berkisar antara 6,5-7. Semakin tinggi letak lahan tersebut pertumbuhan lettuce head semakin sempurna. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya lettuce head yaitu 54.470 m 2 , yang terbagi oleh 20 orang mitra tani. Sumber daya fisik yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi jalan transportasi. Hanya ada satu jalan propinsi yang menuju ke Kabupaten Garut atau ke arah luar Kabupaten Garut, sehingga sangat memprihatinkan apabila jalan rusak atau longsor maka jalur distribusi sayuran ke Bogor sangat terganggu. Kondisi jalan yang sempit dan jumlah kendaraan yang padat, sehingga menimbulkan kemacetan. Hal ini mengganggu kelancaran distribusi lettuce head. Transportasi yang digunakan oleh PT Saung Mirwan untuk mengangkut lettuce head dari petani adalah mobil box yang dilengkapi dengan alat pendingin untuk mencegah kerusakan produk sebelum sampai ke tangan ritel atau konsumen. Kapasitas alat angkut adalah 75 krat per mobil. Saat ini, PT Saung Mirwan memiliki 12 armada truk.

2. Sumber Daya Teknologi

Pembibitan dilakukan di greenhouse karena pada tahap ini rawan serangan hama sehingga dibutuhkan tempat khusus. Sistem irigasi yang dilakukan pada pembenihan dengan sistem penyiraman dengan menggunakan sprinkle. Petani masih menggunakan cara tradisional dalam budidaya lettuce head. Keterbatasan modal yang dimiliki, serta keterbatasan pengetahuan mengenai teknologi budidaya menyebabkan petani belum menggunakan teknologi yang canggih. Seperti menggunakan mesin-mesin otomatis, penyiraman tanaman dengan menggunakan sistem tetes. Contoh penggunaan teknologi dalam kegiatan budidaya lettuce head, misalnya pengendalian hama dengan sprayer, mesin pompa untuk memompa air pada musim kemarau dan menggunakan standar pupuk dan obat-obatan untuk pengendalian hama dan penyakit.

3. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia yang terlibat dalam rantai pasokan lettuce head jumlahnya cukup banyak. Mitra tani yang terdapat di kabupaten Garut mencapai 50 petani. PT Saung Mirwan di Garut juga mempunyai karyawan sebanyak 20 orang. Jam kerja karyawan harian di bagian produksi dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB. Karyawan bulanan di bagian kantor, jam kerja dimulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB dengan istirahat sebanyak satu jam yaitu pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Karyawan borongan tidak ada jam tetap, karena gaji mereka berdasarkan hasil kerja. Karyawan borongan hanya masuk apabila ada pekerjaan yang banyak dan membutuhkan karyawan yang lebih banyak. Petani juga didorong untuk berinisiatif untuk mengembangkan budidaya lettuce head secara intensif dan lebih maju untuk meningkatkan kondisi perekonomian daerah.

4. Sumber Daya Permodalan

Pembiayaan khususnya di sektor pertanian masih cukup sulit karena pihak perbankan menilai pertanian merupakan sektor yang berisiko tinggi high risk dan tingkat turn over yang relatif rendah. Petani menggunakan modal sendiri dalam melakukan budidaya lettuce head yaitu sebesar Rp. 1.500.000, tetapi petani sering meminjam modal dari sesama petani lettuce. Alasan petani tidak melakukan pinjaman modal ke lembaga keuangan karena sulitnya persyaratan yang diajukan oleh pihak bank dan kebanyakan petani tidak mempunyai agunan sebagai jaminan atas pinjamannya. PT Saung Mirwan tidak memberikan pinjaman berupa uang kepada petani. Perusahaan hanya menyediakan sarana bibit lettuce head. Penyediaan bibit hanya sebagai pinjaman, artinya petani harus melakukan pembayaran atas bibit yang telah digunakan.

4.3.5. Proses Bisnis Rantai Pasokan 1. Hubungan Kegiatan Bisnis Rantai Pasokan

Hubungan antara petani lettuce head dengan PT Saung Mirwan bersifat saling ketergantungan. Para petani membutuhkan bibit yang diperoleh dari PT Saung Mirwan, sedangkan PT Saung Mirwan membutuhkan hasil panen untuk memenuhi permintaan. Keuntungan yang didapat petani adalah kemudahan untuk mendapatkan bibit dan hasil panen langsung dibeli oleh PT Saung Mirwan, sedangkan perusahaan mendapatkan kemudahan dalam memenuhi permintaan pembeli. Hubungan bisnis antara PT Saung Mirwan dengan ritel dan restoran bersifat saling ketergantungan. Para ritel dan restoran membutuhkan lettuce head untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Pola Distribusi

Pola distribusi tergantung pada jenis produk lettuce head yang dihasilkan. Lettuce head yang dibungkus plastik UV langsung dikirim ke ritel langsung tanpa melalui gudang primer terlebih dahulu atau langsung dikirim ke gudang masing-masing tempat ritel. Fresh cut didistribusikan menurut konsumennya, untuk konsumen Mc Donald dikirim ke gudang induk milik Mc Donald, kemudian pihak Mc Donald sendiri yang mendistribusikan ke masing- masing toko atau outlet. Konsumen Burger King langsung dikirim ke outlet masing- masing tanpa barang tersebut transit di gudang induknya.

3. Pendukung Anggota Rantai Pasokan a. Penyuluhan

Salah satu bentuk dukungan yang diberikan PT Saung Mirwan kepada petani adalah pemberian penyuluhan tentang teknik budidaya yang baik, pengiriman hasil panen yang baik, cara untuk mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan, serta cara mengelola keuangan setiap petani mendapatkan uang dari PT Saung Mirwan. Penyuluhan diberikan secara langsung oleh penyuluh dari PT Saung Mirwan kepada mitra tani. Penyuluhan dilakukan setiap penyuluh datang bertemu dengan petani di sawah dengan periode selama dua minggu sekali.

b. Distribusi Informasi Pasar