Indikator Kinerja Berbasis Model SCOR

Tabel 3. Kelebihan dan kelemahan metode pengukuran rantai pasokan Metode Kelebihan Kelemahan Balanced scorecard  Pengukuran yang seimbang antar semua aspek.  Mengukur faktor finansial dan non-finansial  Strategi pada manajemen puncak dan aksi pada manajemen menengah terhubung dan lebih fokus Implementasi yang lengkap dapat bertahap Data Envelopment Analysis  Mencakup input dan output  Menghasilkan informasi yang detail tentang efisiensi perusahaan  Tidak memerlukan spesifikasi parametrik dari bentuk fungsional  Membutuhkan dukungan data yang intensif  Pendekatan deterministik Supply chain operations reference SCOR  Menilai kinerja keseluruhan dari rantai pasok  Pendekatan yang seimbang  Kinerja rantai pasok dalam berbagai dimensi  Tidak secara eksplisit menempatkan pelatihan, kualitas, teknologi informasi dan administrasi  Tidak menggambarkan setiap proses atau kegiatan bisnis Sumber: Aranyam et.al., 2006

2.4. Indikator Kinerja Berbasis Model SCOR

Model Supply-Chain Operations Reference SCOR adalah suatu model yang dikembangkan oleh dewan rantai pasokan yang bersifat bebas dan tidak mengutamakan laba di Amerika Serikat. Model ini digunakan untuk mengukur kinerja total rantai pasokan perusahaan dan untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan. Model SCOR meliputi penilaian terhadap pengiriman dan kinerja pemenuhan permintaan, pengaturan inventaris dan aset, fleksibilitas produksi, jaminan, biaya-biaya proses, serta faktor- faktor lain yang mempengaruhi penilaian kinerja keseluruhan pada sebuah rantai pasokan Supply Chain Council, 2008. Menurut Pujawan 2005, model SCOR mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yang berfungsi sebagai kerangka lintas fungsi dalam rantai pasokan. Ketiga elemen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda, yaitu: 1. Rekayasa ulang proses bisnis adalah proses kompleks yang terjadi saat ini as is dan mendefinisikan proses yang diinginkan to be. 2. Patok duga adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis. 3. Proses perbaikan dan peningkatan evaluasi berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses- proses rantai pasokan. SCOR merupakan alat manajemen yang mencakup mulai dari pemasok, sampai kepada konsumen. Ruang lingkup metode SCOR tersebut disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Skema ruang lingkup SCOR Supply Chain Council,2008 Model SCOR membagi proses rantai pasokan menjadi lima proses inti, yaitu: perencanaan plan, pengadaan source, produksi make, distribusi deliver, dan arus balik return. Kelima proses tersebut mempunyai fungsi yang berbeda: 1. Proses Perencanaan plan Proses perencanaan adalah proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi dan pengiriman. 2. Proses Pengadaan source Proses pengadaan adalah proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi permintaan. Proses ini mencakup penjadwalan pengiriman dari pemasok, menerima, mengecek, dan memberikan otoritas pembayaran untuk barang yang dikirim pemasok, memilih pemasok, dan mengevaluasi kinerja pemasok. 3. Proses Produksi make Proses produksi adalah proses untuk mentranformasikan bahan baku atau komponen menjadi produk yang diinginkan pelanggan. Proses ini mencakup penjadwalan produksi, melakukan kegiatan produksi dan melakukan pengecekan kualitas, mengelola barang setengah jadi, memelihara fasilitas produksi. 4. Proses pengiriman deliver Proses pengiriman adalah proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang atau jasa. Proses ini menangani pesanan dari pelanggan, memilih jasa pengiriman, menangani kegiatan pergudangan produk jadi, dan mengirim tagihan ke pelanggan. 5. Proses arus balik return Proses arus balik adalah proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena beberapa alasan. Proses ini mencakup identifikasi kondisi produk, menerima otorisasi, pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan melakukan pengembalian. Kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja rantai pasokan disebut dengan atribut kinerja yang meliputi reliabilitas rantai pasokan, responsivitas rantai pasokan, fleksibilitas rantai pasokan, biaya rantai pasokan, dan manajemen aset rantai pasokan. Masing-masing dari atribut kinerja tersebut terdiri dari satu atau lebih indikator level 1. Metrik adalah ukuran yang dapat diverifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif, dan didefinisikan terhadap suatu titik acuan reference point tertentu. Tabel 4 menunjukkan atribut kinerja manajemen rantai pasokan beserta indikator kinerja. Tabel 4. Atribut Kinerja Manajemen Rantai Pasokan beserta indikator Kinerja Atribut Kinerja Definisi Indikator Level 1 Reliabilitas Rantai Pasokan Kinerja rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan pembeli dengan; produk, jumlah, waktu, kemasan, kondisi, dan dokumentasi yang tepat, sehingga mampu memberikan kepercayaan kepada pembeli bahwa pesanannya dapat terpenuhi dengan baik  Pemenuhan pesanan sempurna  Kinerja pengiriman  Rata- rata pengisian Responsivitas Rantai Pasokan Waktu kecepatan rantai pasokan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen Waktu tunggu pemenuhan pesanan Fleksibilitas Rantai Pasokan Keuletan rantai pasokan perusahaan dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar untuk memelihara keuntungan kompetitif rantai pasokan  Fleksibilitas rantai pasokan  Fleksibilitas produksi Biaya Rantai Pasokan Biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan proses rantai pasokan  Biaya total manajemen rantai pasokan  Biaya pokok produksi  Biaya pemasaran dan administrasi  Biaya garansi atau pengembalian Manajemen Aset Rantai Pasokan Efektifitas suatu perusahaan dalam manajemen aset untuk mendukung terpenuhinya kepuasan konsumen  Siklus cash to cash  Persediaan harian  Pergantian modal Sumber: SCOR Version 6.1 Supply Chain Council, 2001 Penjelasan dari indikator level 1, adalah sebagai berikut: 1. Indikator pemenuhan pesanan sempurna adalah indikator yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen. Pemenuhan permintaan secara sempurna meliputi ketepatan jenis produk yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman, ketepatan jumlah pengiriman, ketepatan tempat pengiriman, dan ketepatan dokumentasi data pengiriman. 2. Indikator kinerja pengiriman adalah persentase pengiriman pesanan tepat waktu dan penuh yang sesuai dengan tanggal pesanan konsumen dan atau tanggal yang diinginkan konsumen. 3. Indikator rata-rata pengisian adalah persentase jumlah permintaan konsumen yang dipenuhi tanpa harus menunggu. 4. Indikator waktu tunggu pemenuhan pesanan adalah waktu yang dibutuhkan pelanggan memesan produk sampai pesanan tersebut diterima. 5. Indikator fleksibilitas rantai pasokan adalah waktu yang dibutuhkan untuk merespon rantai pasokan perencanaan, mencari, membuat, dan pengiriman yang tidak direncanakan baik penurunan atau peningkatan permintaan tanpa biaya penalti. 6. Indikator fleksibilitas produksi adalah indikator yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam melayani peningkatan pesanan yang tidak terduga sebesar 20. 7. Indikator biaya total manajemen rantai pasokan adalah menerangkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan penanganan bahan mulai dari pemasok sampai ke konsumen. 8. Indikator biaya pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu produk, dari bahan mentah menjadi barang jadi. 9. Indikator biaya pemasaran dan administrasi adalah biaya tidak langsung dari pemasaran, administrasi dan biaya pendukung suatu produk. 10. Indikator biaya garansi atau pengembalian adalah biaya langsung dan tidak langsung yang dikembalikan karena produk rusak. 11. Indikator siklus cash to cash adalah menerangkan perputaran keuangan perusahaan mulai dari pembayaran bahan baku ke pemasok, sampai pembayaran atau pelunasan produk oleh konsumen. 12. Indikator persediaan harian inventory days of supply adalah lamanya persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan apabila tidak ada pasokan lebih lanjut. Setelah pengukuran kinerja rantai pasokan selesai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan target pencapaian yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang terbaik dan mampu memenangkan persaingan pasar. Penentuan target pencapaian tersebut dapat dilakukan dengan proses patok duga. Patok duga merupakan proses membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan kondisi perusahaan kompetitor yang paling maju di bidangnya. Data pembanding yang digunakan adalah berasal dari perusahaan-perusahaan yang terbaik di kelasnya tersebut. Pada proses patok duga suatu perusahaan berusaha untuk meningkatkan atribut kinerja sampai pada titik target yang dikehendaki yang dinyatakan dalam status superior, advantage keuntungan, dan parity standar. Jika ditetapkan dalam status superior, maka target patok duga yang ditetapkan adalah target yang tertinggi dan merupakan kinerja yang tertinggi bagi perusahaan. Status advantage adalah target menengah yang ingin dicapai oleh perusahaan dan sudah menguntungkan bagi perusahaan. Status parity apabila kinerja yang dikehendaki adalah rata-rata diantara kompetitor, maka target patok duga adalah meningkatkan atau mempertahankan kinerja aktual Bolstroff, 2003.

2.5. Konsep Nilai Tambah