I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan
bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan lapangan kerja. Pada saat krisis ekonomi Tahun 1998, peranan sektor perikanan semakin
signifikan, terutama dalam hal mendatangkan devisa. Ironisnya, sektor perikanan selama ini belum menjadi fokus utama pembangunan, padahal apabila sektor
perikanan dikelola dengan serius akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan kemiskinan
masyarakat Indonesia terutama masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan. Kegagalan Indonesia dalam menentukan kebijakan pembangunan yang
selama ini lebih mengedepankan pembangunan yang bersifat sentralistik, dimana strategi dan pembangunan untuk semua daerah disamaratakan, tanpa memandang
karakteristik dan potensi masing-masing daerah. Pada akhirnya kebijakan sentralistik menimbulkan kesalahan dalam pengelolaan yang mengakibatkan tidak
tercapainya hasil yang diharapkan. Hal ini kemudian menghasilkan paradigma baru, yaitu kebijakan desentralistik yang dalam pelaksanaanya memperhatikan
karakteristik masing-masing daerah. Dengan demikian diharapkan masing-masing daerah dapat meningkatkan pembangunan sesuai potensinya masing-masing.
Hadirnya paradigma baru dalam pembangunan, maka dewasa ini sektor perikanan menjadi perhatian dalam rencana pembangunan. Habisnya lahan dan
besarnya potensi perikanan Indonesia menjadikan fokus pembangunan pemerintah beralih dari agraris ke sektor perikanan. Potensi sumberdaya perikanan Indonesia
sangat besar, dimana luas lautan Indonesia sebesar 23 luas daratan, dengan luas perairan sebesar 5.8 juta km
2
. Potensi perikanan diperkirakan mencapai 6,26 juta ton per tahun yang dapat dikelola secara lestari dengan rincian 4,4 juta ton dapat
ditangkap di perairan Indonesia dan 1,86 juta ton dari perairan ZEEI Dahuri R 2001. Perairan tersebut mengandung potensi sumberdaya hayati yang dapat
dikelompokkan menjadi sumberdaya ikan dan non-ikan. Kelompok sumberdaya
ikan dibagi menjadi kelompok ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar, dan ikan demersal.
Perikanan akan menjadi fokus dari penelitian ini. Kegiatan penangkapan ikan menjadi mata pencaharian utama dari beberapa wilayah di Indonesia,
khususnya daerah yang mempunyai garis pantai dengan potensi perikanan tangkap. Profesi nelayan banyak ditemukan di wilayah-wilayah tersebut. Nelayan
membantu tersedianya komoditas ikan tangkap. Hasil tangkapan sangat beragam, sehingga masing-masing komoditas memiliki keunggulan dan kelemahan.
Demikian juga dengan perikanan budidaya. Ikan hasil budidaya memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dengan ikan hasil tangkapan, perbedaan ini juga
memberikan nilai plus dan minus tersendiri. Kuantitas dan kualitas suatu komoditas ikan di setiap daerah juga berbeda-beda, sehingga peran tiap komoditas
ikan untuk tiap wilayah tidak sama. Kabupaten Sukabumi yang terletak di wilayah Pantai Selatan Jawa
memiliki potensi baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang cukup potensial untuk dikembangkan. Potensi lestari perikanan yang dimiliki Kabupaten
Sukabumi mencapai 14.592 ton per tahun www.kabupatensukabumi.go.id. Potensi yang cukup besar tersebut masih bisa terus dimaksimalkan untuk
meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan PDRB Kabupaten Sukabumi atas dasar harga berlaku, menurut lapangan usaha Tahun 2006, nilai sektor perikanan
mencapai Rp 9.592.102.000.000,00 atau 0.74 dari nilai PDRB tanpa minyak dan gas bumi, mengalami peningkatan dari Tahun 2005 sebesar Rp
8.283.335.000.000,00 atau 0.64 dari nilai PDRB tanpa minyak dan gas bumi. Peningkatan nilai PDRB sektor perikanan menunjukkan peranan dalam kontribusi
terhadap pendapatan daerah cukup signifikan. Dalam PDRB Kabupaten Sukabumi sektor perikanan termasuk dalam
sektor primer. Peningkatan nilai suatu sektor yang termasuk sektor primer diharapkan mampu meningkatkan pendapatan daerah dan lebih membuka
kesempatan kerja. Sektor perikanan terbagi menjadi dua bagian, yaitu perikanan tangkap dan budidaya, masing-masing bagian memiliki komoditas ikan yang
berbeda. Tiap komoditas mempunyai peran sesuai dengan kuantitas dan kualitas masing-masing komoditas. Perlu adanya penentuan komoditas unggulan untuk
dijadikan komoditas kunci untuk pengembangan perikanan. Komoditas unggulan yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kontribusi
pada perekonomian. Melihat potensi Kabupaten Sukabumi tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat kontribusi
sektor perikanan di Kabupaten Sukabumi, dengan judul “Peranan Sektor Perikanan dan Penentuan Komoditas Ikan Unggulan dalam Pembangunan
Wilayah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat”.
1.2 Perumusan Masalah